Jumat, 27 Januari 2012

Sinopsis Ojakgyo Brothers Episode 33 - 36

Sinopsis Ojakkyo Brothers Episode 33 – 36

Kisah Tae Hee – Ja Eun


Ja Eun berniat membatalkan perjanjian jual beli perkebunan Ojakkyo. Ia buru-buru menelepon Papa Hwang (yang kebetulan baru saja sampai di agen penjual rumah karena terjebak macet) agar tak menandatangani perjanjian itu.

Namun setelah selesai membatalkan, Ja Eun dihadapkan dengan masalah baru. Jae Hae memberitahukan jika pihak Ja Eun membatalkan, maka Ja Eun harus membayar penalty dua kali lipat dari uang muka yang telah ia dapatkan. Waduh.. padahal sebagian uang muka itu telah ia pakai untuk melunasi hutang ibu tirinya.


Ja Eun lantas meminta Jae Ha agar ia dapat menunda pembayaran penalti untuk beberapa bulan ke depan. Jae Ha tak dapat melakukannya, karena hal itu sudah diatur dalam perjanjian dan ia tak dapat berbuat banyak.


Ja Eun bersedia menukar seluruh pembayaran yang akan ia terima dari pembuatan animasi Ojakgyo dengan uang penalty itu. Jae Ha tak mau.


Ja Eun kemudian mengancam kalau ia akan keluar dari proyek animasi Bebek Ojakkyo jika permintaannya tak dipenuhi. Tapi Jae Ha tak terpengaruh dengan ancaman Ja Eun. Ia malah mempersilakan Ja Eun untuk mengurus pembayaran terakhirnya di bagian keuangan.


Akhirnya Ja Eun memberitahukan alasan sebenarnya mengapa ia membatalkan penjualan itu.
“Selama ini aku hanya hidup bersama ayahku. Dan seperti dalam cerita Bebek Ojakkyo, ayahku hilang dan meninggalkan surat kontrak perkebunan itu. Sayangnya surat kontrak itu hilang.
Di cerita Bebek Ojakkyo, aku tak kehilangan surat dan aku menjadi dekat dengan Bibi Bok Ja (Mama Hwang). Tapi yang sebenarnya adalah aku kehilangan kontrak karena Bibi Bok Ja mencurinya dan mengusirku.
Untuk mengambil hatinya, aku mendirikan tenda dan mengikuti dan mengerjakan apa yang Bibi Bok Ja lakukan di perkebunan.
Untuk pertama kalinya, aku menemukan arti keluarga yang sebenarnya dalam keluarga Hwang. Untuk pertama kalinya, aku merasakan kehangatan seorang ibu dari bibi Bok Ja. Untuk pertama kalinya, aku merasakan kehangatan tangan seorang ibu. Bagaimana ibu menungguku saat aku pulang malam. Saat aku terdengar lelah, Bibi langsung bertanya padaku, ‘Apa kau sedang memiliki masalah?’
Untuk pertama kalinya, aku merasakan enaknya memiliki keluarga yang ribut saat sarapan. Sarapan yang disiapkan oleh seorang ibu, dan seluruh anggota keluarga duduk mengelilingi meja. Sarapan yang mengawali hari dengan semua orang ramai berbicara, betapa menyenangkannya.
Jadi saat aku mengetahui kalau selama ini bibi Bok Ja menyimpan kontrak itu, aku sangat marah. Aku tak dapat memaafkan mereka. Bagaimana mungkin selama ini mereka dapat menatap mataku sambil tersenyum?
Tapi setelah melihat maket taman hiburan itu, hatiku serasa hancur. Tanah yang ditanami pohon pir, akan musnah dan berganti dengan taman hiburan.
Aku hanya beberapa bulan bekerja di perkebunan itu, tapi perasaanku sudah seperti ini. Jadi aku mengerti perasaan Bibi Bok Ja yang mengerjakan perkebunan itu selama 10 tahun. Aku akhirnya mengerti bagaimana perasaan Bibi saat itu saat mencuri surat kontrak itu. Dan saat aku mengerti, sangat sulit mempertahankan kebencian yang kumiliki.
Walaupun misalnya aku membenci keluarga Hwang sampai mati, tapi keluarga itu telah membekas di dalam hatiku. Aku merindukan keramaian sarapan di pagi hari. Aku sangat ingin bertemu keluarga Hwang. Aku ingin berhenti membenci dan mulai memaafkan mereka. Tolonglah aku.”

Jae Ha tak langsung memberikan keputusannya. Ia harus mempertimbangkannya lebih dahulu. Ia teringat dengan kata-kata Ja Eun. Ia juga teringat dengan sikap Tae Hee yang sepertinya memiliki hubungan khusus dengan Ja Eun. Dan, sepertinya ia memiliki rencana sendiri.

Tae Hee akhirnya pulang ke rumah. Semua orang menyambutnya dengan gembira, apalagi Tae Hee membawakan roti kesukaan nenek. Tae Hee menemui nenek yang jatuh sakit setelah dimarahi olehnya dan meminta maaf pada nenek. Ia telah berkata kasar pada nenek dan patut dihukum.


Nenek mengatakan kalau Tae Hee tak salah. Harusnya ia mengerti kalau sebagai anak, Tae Hee ingin menemui ibunya. Ia belum dapat memaafkan ibu Tae Hee. Tapi ia akan mencoba memaafkannya sekarang. Nenek juga meminta Tae Hee untuk mencari tahu dimana makam ibu Tae Hee, dan mengajaknya ziarah ke makam ibunya.


Tae Hee pun mengiyakan dan mengajak nenek untuk keluar makan malam karena semua orang sudah menunggu mereka. Dan Nenek pun tak sakit lagi karena kunjungan cucu kesayangannya.


Jae Ha memutuskan untuk menunda pembelian perkebunan itu dalam 6 bulan. Jika dalam 6 bulan Ja Eun dapat mengembalikan uang muka yang telah ia bayarkan, perkebunan itu akan kembali menjadi milik Ja Eun. Bahkan ia membebaskan Ja Eun untuk membayar uang dendanya. Tapi Ja Eun harus membayar dengan uang yang ia miliki sendiri. Dari hasil perkebunan dan hasil jerih payahnya sebagai animator.


Ja Eun sangat gembira dengan keputusan itu. Namun Jae Ha memberikan syarat lainnya. Ada 3 syarat yang harus dipenuhi. Syarat pertama adalah kencan dengannya selama 20 kali. Ja Eun agak ragu dengan syarat itu. Ia mengakui kalau ia sebenarnya menyukai Tae Hee, dan kencan adalah masalah yang sedikit rumit baginya. Tapi ia menyetujui setelah tahu kencan yang dimaksud adalah kencan biasa, seperti nonton film atau makan dan pengetahuan Jae Ha kalau iapun tahu kalau Ja Eun menyukai Tae Hee.

Bagaimana Jae Ha tahu? Perilaku Ja Eun langsung berubah begitu berhadapan dengan Tae Hee.

Lalu apa syarat kedua dan ketiga? Jae Ha akan memikirkannya nanti. Tapi yang pasti syarat itu bukan syarat yang aneh-aneh.


Dan dengan gembira, Ja Eun pulang ke rumah Hwang dan memberitahukan keputusannya. Seluruh keluarga kaget namun senang. Mereka, terutama ibu, bersedia membantu Ja Eun untuk menternakkan bebek dan hasil penjualannya akan digunakan untuk membayar uang muka yang telah diterima Ja Eun.

Everyone is happy? Tentu saja. Apalagi Tae Hee.


Tae Hee semakin bahagia karena nenek menyuruh Tae Hee mengantarkan Ja Eun untuk mengambil barang-barang dari tempat ibu tirinya. Malu-malu mereka bertukar sapa dan Tae Hee meminta maaf akan perlakukannya yang kasar saat pertemuan terakhir mereka. Ja Eun tak mempermasalahkannya, dan bertanya apakah Tae Hee sudah menemui ibunya? Tae Hee menjawab belum.


Mereka pergi ke tempat kos ibu tiri Ja Eun dan mengambil barang-barang Ja Eun. Saat menaruh barang di bagasi, tak sengaja Tae Hee mendengar percakapan telepon antara Ja Eun dan Jae Ha dan ia pun cemburu. Bantingan pintu bagasi dan ngebut adalah cara Tae Hee menunjukkan kecemburuannya. Tapi Ja Eun tak tahu. Ia hanya heran pada tingkah laku Tae Hee.


Ja Eun membayangkan kalau ia dapat bermanis-manis dengan Tae Hee lagi, maka keesokan harinya ia mengirim SMS pada Tae Hee untuk menolongnya mengangkat jerami. Tapi Tae Hee malah menjawab kalau ia sibuk. Dan setelah selesai bekerja di kandang, ia melihat Tae Hee juga akan berangkat kantor dan menyapanya. Tapi Tae Hee tetap cuek dan malah pergi dengan mobilnya.

Ja Eun menjadi kesal melihat kelakuan Tae Hee yang menjengkelkan sejak kemarin malam.

Ckckck… begini nih kalau cowok cemburu.


Namun sebenarnya setelah Tae Hee mengacuhkan Ja Eun, ia merasa menyesal. Maka saat malam harinya, ia pulang dengan membawa segelas kopi kesukaan Ja Eun dan memberikannya pada Ja Eun yang sedang menggambar di gudang. Ja Eun menerimanya dengan dingin. Ia menerima kopi itu tanpa melihat Tae Hee. Tae Hee menyadari kalau Ja Eun masih marah padanya dan ia hendak minta maaf.


Tapi permintaan maafnya hanya sampai di tengah-tengah karena ada telepon dari Jae Ha yang telah menunggu Ja Eun di halaman rumah mereka. Jae Ha ingin memberikan dokumen untuk Ja Eun pelajari. Ja Eun pun meminta Jae Ha menunggunya karena ia akan menemui bosnya di halaman.


Ja Eun beranjak meninggalkan gudang, tapi ditahan oleh Tae Hee. Tae Hee memegang kedua lengan Ja Eun dan berkata,

“Jangan pergi. Jangan menemui Jae Ha. Aku tak suka kalau kau berbicara padanya. Aku juga tak suka kalau kau tersenyum padanya. Baek Ja Eun, karenamu, aku menjadi kacau. Aku tak dapat menepati janjiku padamu. Aku tak dapat melupakan perasaanku padamu. Baek Ja Eun, aku masih tetap menyukaimu.”

Mendengar pengakuan Tae Hee, Ja Eun hanya terdiam dan menatap Tae Hee. Ia kemudian mengangguk dan berkata, “Ya, ayo.”


Dan iapun keluar meninggalkan gudang dan Tae Hee yang mengikutinya dari belakang sambil kebingungan. Apa yang dimaksud dengan ‘ya, ayo’? Ia tak tahu kalau Ja Eun berjalan di depannya sambil tersenyum-senyum girang.


Mereka menemui Jae Ha yang datang memberikan dokumen yang harus dipelajari Ja Eun untuk rapat besok siang. Ia menyapa Tae Hee yang menyapa balik dengan tatapan masamnya. Walaupun kedatangan Jae Ha hanya sebentar, tapi cukup membuat mood Tae Hee bertambah buruk. Apalagi Ja Eun hanya membalas pengakuannya dengan ‘ya, ayo.’

Apa maksudnya itu?

Walaupun dipikirkan sampai kapanpun, Tae Hee tetap tak tahu arti jawaban Ja Eun. Maka ia menemui orang yang lebih pakar darinya, yaitu Tae Pil. 

Dan, keluarlah sisi Tae Hee yang tak pernah muncul. Malu-malu tapi ingin tahu.


Ia bertanya pada Tae Pil, kalau ia memiliki teman kerja yang sedang memiliki masalah yang sangat parah.. yang membuatnya kasihan dan ingin membantunya.. yang  masalah ini tentu dapat dijawab oleh Tae Pil, karena Tae Pil lebih berpengalaman darinya.

Tae Pil langsung menebak kalau masalah itu adalah masalah wanita. Tae Hee mengiyakan dan mulai bercerita kalau temannya menyukai seorang gadis, dan ia telah mengatakan perasaannya. Tapi gadis itu hanya menjawab, ‘ya, ayo.’ Sebenarnya apa artinya jawaban itu?


Dan Tae Pil si pakar cinta balik bertanya, “Ja Eun menjawab seperti itu?

Tae Hee langsung menolak tuduhan itu, “Kan tadi aku bilang, kalau ini masalah teman kerjaku. Kenapa kau bawa-bawa Ja Eun?”

Tae Pil mengganti pertanyaannya, “Jadi Ja Eun hanya mengatakan dua kata, ‘ya, ayo’?

Tae Hee berteriak frustasi, dan menyuruh Tae Pil melupakan pertanyaannya.

Hehe..  Cute grumpy police officer, Hwang Tae Hee.

Tapi Tae Pil ternyata memberikan saran juga. Yaitu: apapun yang terjadi, jangan tanyakan arti kata-kata itu. Sama sekali. Walaupun Tae Hee ingin tahu, tapi ia harus sabar menunggu. Karena cinta adalah tarik dan ulur.

Saran yang bagus. Saran yang keren. Tapi apakah Tae Hee dapat melakukannya? Tae Pil meragukannya.


Gadis yang sedang dibicarakan Tae Hee ternyata tersenyum-senyum sepanjang malam mengingat ungkapan perasaan Tae Hee, walaupun ia mengernyit kesal saat mengingat betapa cueknya Tae Hee sebelumnya. Tapi Tae Hee masih menyukainya? Hehe..


Mungkin Ja Eun akan tersenyum-senyum sepanjang malam jika ibu tak datang menanyakan rencana untuk mengumpulkan uang pengganti. Dan Ja Eun pun menjelaskan kalau dalam 6 bulan uang yang harus terkumpul adalah 50 juta won.

Keuntungan yang didapat dari seekor bebek adalah 5000 won, jadi mereka harus dapat menjual 10 ribu bebek. Dengan masa tumbuh seekor bebek adalah 45 hari, yang berarti mereka akan membesarkan bebek sebanyak 4 kali dalam 6 bulan. Ja Eun mengurangi satu siklus untuk masa percobaan pakan ternak yang terbaik, sehingga mereka harus dapat menjual 10 ribu bebek dalam 3 kali siklus.

Hmm… kok kayanya berat banget, ya..

Keesokan paginya Tae Pil dan Tae Shik mengajak Tae Hee untuk berangkat bersama dan nebeng mobilnya. Tae Hee ragu karena ia ingin mengajak Ja Eun berangkat bersama. Tapi Tae Shik menyuruh Tae Hee untuk buru-buru berangkat karena ia sudah terlambat. Tae Pil pun menggodanya dengan mengatakan ‘ya, ayo’ berkali-kali membuat Tae Hee kesal dan memiting Tae Pil. 


LOL. Pitingan Tae Hee berakhir setelah Tae Shik menyuruhnya untuk berhenti.


Siangnya Tae Hee kebetulan melihat Ja Eun dan Jae Ha keluar kantor bersama, dan keingintahuannya (ehm.. kecemburuannya) muncul. Ia mengikuti mereka sampai ke dalam kebun binatang.

Ternyata Ja Eun dan Jae Ha ingin mencari inspirasi untuk cerita Bebek Ojakkyo, mencari binatang yang menjadi musuh keluarga bebek. Namun kunjungan mereka ternyata dikuntit oleh Tae Hee yang mengikuti kemanapun mereka pergi.


Saat melihat kios permainan menembak balon, Jae Ha menawarkan untuk memenangkan sebuah boneka dari permainan itu.

Jae Ha memang mengesankan. Ia hanya luput menembak satu balon saja.


Tapi ternyata ada yang lebih mengesankan lagi. Tae Hee tiba-tiba muncul dan menembak semua balon, tepat di sasaran.


Waah.. pertempuran pun dimulai. Mereka berlomba-lomba siapa yang dapat menembak balon paling tepat dan paling jauh.

Dan hasilnya adalah..


Ja Eun menerima semua hadiah yang didapat oleh kedua pria itu. Ia menuduh kalau Tae Hee mengikutinya pergi, tapi Tae Hee menolak tuduhan itu. Ia ke kebun binantang karena sedang menyelidiki sesuatu. Walaupun alasan itu keliahatan mengada-ada, tapi Ja Eun membiarkannya. Jika Tae Hee sudah selesai melakukan investigasi (yang pastinya sudah karena Tae Hee sempat bermain-main dengan Jae Ha, ia minta Tae Hee untuk pulang menunggunya di rumah. Ia berjanji akan menunggunya di halaman depan rumah.

Tae Hee menuruti permintaan Ja Eun untuk tak mengikutinya. Tapi ia melakukan hal lain. Melakukan sedikit vandalisme.


Untuk standar seorang polisi? Kalau ketahuan, Tae Hee mungkin bisa mendapat SP 1.


Ia menulis kata Bodoh, Bego di velg mobil Jae Ha. Sayangnya perbuatan itu ketahuan  dan Jae Ha pun mengatainya picik. Kata-kata itu membuat Tae Hee semakin marah, dan hampir saja mereka berkelahi kalau saja Ja Eun tak meninggalkan mereka dengan marah.


Ja Eun ingin memberi pelajaran pada Tae Hee dengan membiarkannya menunggu di halaman sepanjang malam. Janjinya adalah bertemu di halaman jam 9, tapi ia yang sudah pulang ke rumah masih tetap mendekam di kamar. Walaupun 45 menit kemudian, ia khawatir karena cuaca malam itu sangat dingin, ia memutuskan untuk keluar menemui Tae Hee.


Tapi ternyata tak ada siapapun di halaman rumah. Tae Hee ternyata tak menunggunya. Juga tak meneleponnya. Ja Eun malah merasa bingung, kecewa dan kesal sendiri.


Sebenarnya Tae Hee sudah menunggunya sejak jam setengah sembilan. Tapi ia bertemu dengan Tae Pil dan Tae Pil menyuruhnya untuk tak menunggu Ja Eun. Ini masalah tarik ulur, kan?


Setelah di kamar, Tae Hee menceritakan kejadian di kebun binatang. Reaksi Tae Pil adalah tertawa terbahak-bahak sampai ia harus menyembunyikan kepalanya di balik selimut.  Hampir saja Tae Hee mengusir Tae Pil kalau ia tak segera memberi saran padanya.


Menurut Tae Pil, mulai sekarang Tae Hee harus tak mempedulikan Ja Eun. Jangan menerima teleponnya, jangan tersenyum padanya, dan jangan menyapanya. Mendengar saran itu, muka Tae Hee semakin masam karena ia tak menyukai saran itu.


Dan benar saja. Keesokan paginya, saat bertemu dengan Ja Eun di meja makan, Tae Hee tak menuruti saran Tae Pil. Senyumnya menyapa Ja Eun yang sepertinya juga ingin berbaikan dengan Tae Hee.


Tapi senyum Tae Hee hilang karena Tae Pil memergokinya dan dengan pandangan tajam menyuruhnya untuk menghapus senyuman itu. Ja Eun pun semakin bingung karena sekarang Tae Hee tak mempedulikannya.


Ja Eun akhirnya bertemu dengan Kim Hong, ayah Jae Ha. Tiba-tiba ayah Jae Ha datang ke ruang kerjanya saat ia rapat dengan Jae Ha dan kepala produksi dan menampar Jae Ha karena keputusan sembrononya yang menunda pembelian perkebunan dengan alasan yang tak masuk akal. Ja Eun dan kepala produksi langsung menyingkir memberi waktu bagi ayah anak itu untuk berbicara.


Ayah Jae Ha memberi ultimatum agar pembelian perkebunan itu sudah harus selesai dalam satu setengah bulan. Jika tidak, Jae Ha harus melepas jabatan wakil presiden dan pulang ke Amerika. Yang lebih menyakitkan lagi adalah, karena Jae Ha adalah anak adopsi (!) untuk membahagiakan istrinya dan istrinya sudah meninggal, maka tak ada alasan lagi bagi Jae Ha untuk menemuinya lagi.

Sepeninggal ayahnya, Jae Ha hanya termangu dan tak dapat konsentrasi bekerja. Ia memutuskan untuk menghentikan rapat.


Ja Eun yang merasa tak enak hati karena kemarahan ayah Jae Ha disebabkan olehnya, berniat untuk menghibur Jae Ha. Ia menyulap ruang kerjanya sebagai bioskop dan mengajak Jae Ha untuk menonton film di sana.

Tapi Jae Ha mempunyai ide lain. Ia mengajak Ja Eun untuk pergi ke bioskop sebagai kencan pertama yang disyaratkan dalam perjanjian mereka. Ja Eun pun menyetujuinya.

Sayangnya Tae Hee mengetahuinya saat menelepon Ja Eun. Ja Eun kebetulan sedang ke kamar kecil dan Jae Ha yang mengangkat telponnya. Dengan sengaja, Jae Ha mengatakan kalau mereka sedang ada di bioskop.

Tae Hee pun pergi ke bioskop yang dimaksud.


Di sana ia segera mencari Ja Eun dan menariknya pergi. Jae Ha mengalah dan mengatakan kalau kencan hari ini berakhir saja sekarang. Ia pun mencoba memeluk Ja Eun dan hal itu membuat Tae Hee memukul Jae Ha. Ja Eun pun  marah pada Tae Hee. Mengapa Tae Hee melakukan hal ini?

Ia meninggalkan Tae Hee yang langsung mengejarnya dan memintanya berhenti. Ja Eun berkata kalau ia baru menyadari kalau Tae Hee orangnya seperti ini.

Tae Hee : “Orang seperti apa aku ini?”

Ja Eun : “Kasar, suka marah-marah, picik, kekanak-kanakkan, semaunya sendiri. Aku tak tahu kalau Paman seperti itu.”

Tae Hee : “Menurutmu, salah siapa kalau aku jadi seperti ini? Jika ada orang yang mengungkapkan perasaan padamu, seharusnya kau menjawab ya atau tidak. Aku hanya mengerti kata-kata itu. Aku tak mengerti bahasa alien seperti ‘ya, ayo’. Karena itu jawab aku sekarang. Aku sudah mempersiapkan diri, jadi jawab aku sekarang.”

Ja Eun : “Paman sangat bodoh. Menurutmu, mengapa aku kembali ke perkebunan? Bibi yang aku benci setengah mati, mengapa aku mau memaafkannya? Aku harus memaafkannya agar bisa bertemu denganmu. Aku harus kembali ke perkebunan agar aku dapat bertemu denganmu. Bagaimana mungkin aku dapat menjawabnya dengan hanya ya saja? Aku kangen setengah mati padamu, berhari-hari aku ingin bertemu denganmu, ingin mendengar suaramu, memintamu untuk membelikanku kopi. Tapi jika aku masih membenci bibi, aku tak dapat melakukan semuanya. Jika aku menjual perkebunan aku tak dapat..”


Tae Hee memotong kata-kata Ja Eun dan menciumnya, membuat Ja Eun dan mendorongnya ke belakang. Ja Eun terlihat bingung dan ragu-ragu. Mereka terdiam  dan berdiri berhadapan.


Tae Hee maju selangkah, dan Ja Eun pun ragu-ragu mundur selangkah. Tae Hee maju selangkah lagi dan Jae Eun pun mundur selangkah. Namun Ja Eun berhenti saat Tae Hee perlahan berkata, “Stop.”


Tae Hee pun menghampiri Ja Eun dan menciumnya kembali.

Kisah Tae Bum dan Soo Young


Kemunculan Hye Ryeong jelas membuat Tae Bum gelisah, apalagi Hye Ryeong memberitahukannya kalau ia sudah bercerai dan ingin memulai hubungan dengan Tae Bum kembali.


Soo Young pun merasa posisinya kembali tak jelas. Mereka yang sudah mengalami kemajuan dalam hubungan mereka, tiba-tiba terasa mundur lagi. Apalagi saat Soo Young mengetahui kalau Hye Ryeong adalah penulis naskah untuk program ‘Start Together’ dimana Tae Bum menjadi host-nya. Posisi yang selama ini diidam-idamkan oleh Tae Bum.

Saat rekaman perdana, Soo Young melihat kalau tatapan Hye Ryeong penuh dengan rasa sayang pada Tae Bum, dan ia tak tahan melihatnya.


Saat berdua, ia meminta Tae Bum untuk melepaskan posisi barunya. Karena jika Tae Bum masih di Start Together, artinya ia akan bertemu terus menerus dengan Hye Ryeong. Tae Bum menganggap alasan Soo Young terlalu mengada-ada dan menolak permintaannya. 

Soo Young mengulangi permintaannya lagi pada Tae Bum saat mereka ada di rumah. Tapi Tae Bum tetap tak dapat mengabulkannya.


Suatu saat Soo Young ditugaskan mewawancarai seorang korban bersama Hye Ryeong, dan mereka pun menyempatkan diri mampir di restoran untuk makan siang. Soo Young mengungkit-ungkit perasaan Hye Ryeong pada cinta pertamanya. Dan yang keluar dari mulut Hye Ryeong semakin melukai perasaannya.

Tak tahu kalau cinta pertamanya adalah suami sah dari Soo Young, Hye Ryeong mengatakan kalau cinta pertamanya adalah sebuah keajaiban baginya. Sepuluh tahun bersamanya baginya adalah sebuah anugerah.


Soo Young pun meninggalkan restoran terlebih dahulu dan mengeluarkan kekesalan hatinya dengan meninju boneka promosi yang ada di jalan.

Walaupun sebenarnya Soo Young tak perlu khawatir, karena sorenya Tae Bum menemui Hye Ryeong dan mengatakan kalau dirinya sebenarnya adalah seorang suami. Walaupun ia merahasiakan dari orang kantor, tapi ia sebenarnya telah menikah. Hye Ryeong mengatakan, ia mengerti dan minta maaf karena mengatakan kalau dirinya telah bercerai.


Namun meskipun Hye Ryeong mengatakan ia mengerti posisi Tae Bum, tapi ia tak dapat menyembunyikan kekecewaannya. Saat makan malam dengan seluruh tim Start Together, Hye Ryeong minum bergelas-gelas soju hingga mabuk, membuat yang lain khawatir termasuk Tae Bum. Dan saat ia minta ijin pulang terlebih dahulu, Tae Bum pun berdiri untuk mengejarnya.


Tindakan itu membuat Soo Young marah. Secara terang-terangan ia melarang Tae Bum untuk pergi. Ia menyuruh Tae Bum untuk tetap tinggal, namun Tae Bum tak dapat melakukannya dan ia pun pergi mencari Hye Ryeong. Sayangnya ia tak menemukan Hye Ryeong di luar, karena Hye Ryeong yang patah hati, memilih bersembunyi dari kejaran Tae Bum.


Di rumah ia mendapat lemparan kue tart dari Soo Young yang meminta untuk bercerai sekarang juga. Tae Bum tahu kalau Soo Young marah dan membiarkannya.

Keesokan harinya, saat Soo Young sudah tenang, Soo Young merubah permintaannya untuk memberitahukan orang kantor kenyataan yang sebenarnya, kalau mereka sudah menikah. Tae Bum tak menolak hal itu karena ia pun sudah memberitahukan kenyataan itu pada Hye Ryeong. Karena itulah alasan mengapa Hye Ryeong mabuk.  


Mereka berdua bersiap-siap memberitahukan bosnya tentang pernikahan rahasia mereka. Namun sebelumnya, mereka mendengar kalau bosnya mendapatkan kabar dari team leader lain kalau teamnya mendapatkan berita tentang skandal korupsi di sebuah unviersitas. Hal ini sangat menggembirakan bossnya. Pak Boss mengatakan kalau penilaian kinerja semua team leader, termasuk dirinya, akan dilakukan bulan depan, jadi Soo Young harus bersiap-siap.

Jadi Soo Young langsung memotong ucapan Tae Bum yang akan mengaku dengan memberi pernyataan kalau mereka akan membuat program Start Together menjadi program hits.


Namun bukan orang kantor yang perlu dikhawatirkan oleh Soo Young dan Tae Bum, melainkan kedua oang tua Soo Young. Tiba-tiba mereka mampir ke kantor dan menemukan kenyataan kalau Tae Bum belum menikah. Begitu pula Soo Young.

Apalagi saat Ayah dan Ibu Soo Young mencari Tae Bum, mereka malah menemukan Tae Bum yang sedang berbincang-bincang dengan seorang wanita.


Ibu Soo Young teringat dengan wanita itu, yang mirip dengan foto lama Tae Bum dan kekasihnya.


O oh..

Kisah Tae Shik

Tae Shik mulai dapat kesulitan di rumah sakit. Beberapa perawat mulai menggosipkan dirinya memiliki anak multi ras di luar nikah. Gosip ini sudah terdengar sampai atasannya.


Dan hal itu dipastikan dengan kedatangan Gook Soo yang datang bersama Tae Pil ke rumah sakit. Baru saja Tae Pil meninggalkan Gook Soo untuk menerima telpon (di rumah sakit tak ada sinyal), ada seorang anak seumuran dengan Gook Soo mendatanginya. Ia malah mengatai Gook Soo sebagai anak Afrika. Bukan itu saja, anak itu juga menendang Gook Soo. Gook Soo tak terima diperlakukan seperti itu dan balas memukul anak laki-laki itu hingga anak itu menangis.


Ibu anak itu datang dan mencari orang tua Gook Soo untuk membuat perhitungan. Tae Shik yang melihat Gook Soo langsung mengakui kalau Gook Soo adalah anaknya, membuat perawat yang mendengarnya terkejut.

Ternyata kedatangan Gook Soo ke rumah sakit karena ada kiriman dari ibunya, Angelica, yang dikirimkan ke rumah. Tae Shik membaca isi surat yang mengiringi kiriman itu, dan iapun langsung sedih. Surat itu mengabarkan kalau Angelica, ibu Gook Soo, telah meninggal 15 hari yang lalu karena kanker.


Ia menceritakan hal ini pada Mi Seok, dan Mi Seok membesarkan hatinya. “Jika saat ini kau merasa Gook Soo adalah sebuah beban, maka percayalah, suatu saat nanti kau akan merasa mendapat berkah karena memiliki Gook Soo. Anak-anak memang seperti itu. Kau membesarkan anak itu, dan anak itu pulalah yang membesarkan (mendewasakan)mu.”


Tae Shik melihat rekan kerjanya di rumah sakit bertindak kasar pada seorang ibu yang berbeda ras. Ia membentak-bentak ibu itu, bahkan berkomentar yang sangat rasis. Hal itu membuat Tae Shik marah dan memukul rekan kerjanya. Dan ia mengakui kalau ia memiliki anak bernama Gook Soo, Hwang Gook Soo.

Hasilnya? 


Tae Shik dipecat dari rumah sakit. Namun ia tak menyesal memiliki Gook Soo.


Di rumah ia memeluk Gook Soo dan meminta maaf padanya karena membuat Gook Soo menunggu terlalu lama. Mulai sekarang Gook Soo akan bersekolah, dan mulai sekarang semuanya akan baik-baik saja.

Kisah Tae Pil


Ayah Ibu Soo Young yang memergoki Tae Pil dan Yoo Eul berciuman, langsung menginterogasi mereka berdua.


Kebetulan Papa dan Mama Hwang juga datang ingin melihat tempat kerja anak bungsunya. Mereka terkejut dengan berita itu dan ikut menginterogasi mereka juga.


Tentu saja Tae Pil dan Yoo Eul menolak anggapan kalau mereka pacaran. Bagi Yoo Eul, Tae Pil bukan seorang pria. Dan begitu juga sebaliknya. Bagi Tae Pil, Yoo Eul bukan seorang wanita.

Di rumah masing-masing, Tae Pil dan Yoo Eul masih harus diceramahi kalau mereka berdua bukanlah pasangan yang tepat, karena perbedaan usia mereka yang jauh.

Tentu saja mereka mengiyakan.


Suatu hari, Yoo Eul dan Tae Pil khusus pergi ke kapal pesiar untuk membagi-bagikan brosur karena menurut informasi, akan ada 1000 turis yang dapat menjadi calon konsumen potensial mereka. Tapi ternyata informasi itu salah, karena 1000 turis itu memutuskan untuk menunda jadwal keberangkatan mereka sampai keesokan harinya.


Dan akhirnya mereka terjebak di sebuah kapal pesiar yang sudah berangkat.


Namun di kapal itu, mereka malah mengetahui pribadi rekan kerjanya yang sebenarnya. Dan itu malah semakin mendekatkan mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar