Sinopsis Ojakkyo Brothers Episode 33 – 36
Kisah Tae Hee – Ja Eun
Ja Eun berniat
membatalkan perjanjian jual beli perkebunan Ojakkyo. Ia buru-buru
menelepon Papa Hwang (yang kebetulan baru saja sampai di agen penjual
rumah karena terjebak macet) agar tak menandatangani perjanjian itu.
Namun setelah
selesai membatalkan, Ja Eun dihadapkan dengan masalah baru. Jae Hae
memberitahukan jika pihak Ja Eun membatalkan, maka Ja Eun harus membayar
penalty dua kali lipat dari uang muka yang telah ia dapatkan. Waduh..
padahal sebagian uang muka itu telah ia pakai untuk melunasi hutang ibu
tirinya.
Ja Eun lantas
meminta Jae Ha agar ia dapat menunda pembayaran penalti untuk beberapa
bulan ke depan. Jae Ha tak dapat melakukannya, karena hal itu sudah
diatur dalam perjanjian dan ia tak dapat berbuat banyak.
Ja Eun
bersedia menukar seluruh pembayaran yang akan ia terima dari pembuatan
animasi Ojakgyo dengan uang penalty itu. Jae Ha tak mau.
Ja Eun
kemudian mengancam kalau ia akan keluar dari proyek animasi Bebek
Ojakkyo jika permintaannya tak dipenuhi. Tapi Jae Ha tak terpengaruh
dengan ancaman Ja Eun. Ia malah mempersilakan Ja Eun untuk mengurus
pembayaran terakhirnya di bagian keuangan.
Akhirnya Ja Eun memberitahukan alasan sebenarnya mengapa ia membatalkan penjualan itu.
“Selama ini aku hanya hidup bersama ayahku. Dan seperti dalam cerita Bebek Ojakkyo, ayahku hilang dan meninggalkan surat kontrak perkebunan itu. Sayangnya surat kontrak itu hilang.
Di cerita Bebek Ojakkyo, aku tak kehilangan surat dan aku menjadi dekat dengan Bibi Bok Ja (Mama Hwang). Tapi yang sebenarnya adalah aku kehilangan kontrak karena Bibi Bok Ja mencurinya dan mengusirku.
Untuk mengambil hatinya, aku mendirikan tenda dan mengikuti dan mengerjakan apa yang Bibi Bok Ja lakukan di perkebunan.
Untuk pertama kalinya, aku menemukan arti keluarga yang sebenarnya dalam keluarga Hwang. Untuk pertama kalinya, aku merasakan kehangatan seorang ibu dari bibi Bok Ja. Untuk pertama kalinya, aku merasakan kehangatan tangan seorang ibu. Bagaimana ibu menungguku saat aku pulang malam. Saat aku terdengar lelah, Bibi langsung bertanya padaku, ‘Apa kau sedang memiliki masalah?’
Untuk pertama kalinya, aku merasakan enaknya memiliki keluarga yang ribut saat sarapan. Sarapan yang disiapkan oleh seorang ibu, dan seluruh anggota keluarga duduk mengelilingi meja. Sarapan yang mengawali hari dengan semua orang ramai berbicara, betapa menyenangkannya.
Jadi saat aku mengetahui kalau selama ini bibi Bok Ja menyimpan kontrak itu, aku sangat marah. Aku tak dapat memaafkan mereka. Bagaimana mungkin selama ini mereka dapat menatap mataku sambil tersenyum?
Tapi setelah melihat maket taman hiburan itu, hatiku serasa hancur. Tanah yang ditanami pohon pir, akan musnah dan berganti dengan taman hiburan.
Aku hanya beberapa bulan bekerja di perkebunan itu, tapi perasaanku sudah seperti ini. Jadi aku mengerti perasaan Bibi Bok Ja yang mengerjakan perkebunan itu selama 10 tahun. Aku akhirnya mengerti bagaimana perasaan Bibi saat itu saat mencuri surat kontrak itu. Dan saat aku mengerti, sangat sulit mempertahankan kebencian yang kumiliki.
Walaupun misalnya aku membenci keluarga Hwang sampai mati, tapi keluarga itu telah membekas di dalam hatiku. Aku merindukan keramaian sarapan di pagi hari. Aku sangat ingin bertemu keluarga Hwang. Aku ingin berhenti membenci dan mulai memaafkan mereka. Tolonglah aku.”
Jae Ha tak
langsung memberikan keputusannya. Ia harus mempertimbangkannya lebih
dahulu. Ia teringat dengan kata-kata Ja Eun. Ia juga teringat dengan
sikap Tae Hee yang sepertinya memiliki hubungan khusus dengan Ja Eun.
Dan, sepertinya ia memiliki rencana sendiri.
Tae Hee
akhirnya pulang ke rumah. Semua orang menyambutnya dengan gembira,
apalagi Tae Hee membawakan roti kesukaan nenek. Tae Hee menemui nenek
yang jatuh sakit setelah dimarahi olehnya dan meminta maaf pada nenek.
Ia telah berkata kasar pada nenek dan patut dihukum.
Nenek
mengatakan kalau Tae Hee tak salah. Harusnya ia mengerti kalau sebagai
anak, Tae Hee ingin menemui ibunya. Ia belum dapat memaafkan ibu Tae
Hee. Tapi ia akan mencoba memaafkannya sekarang. Nenek juga meminta Tae
Hee untuk mencari tahu dimana makam ibu Tae Hee, dan mengajaknya ziarah
ke makam ibunya.
Tae Hee pun
mengiyakan dan mengajak nenek untuk keluar makan malam karena semua
orang sudah menunggu mereka. Dan Nenek pun tak sakit lagi karena
kunjungan cucu kesayangannya.
Jae Ha
memutuskan untuk menunda pembelian perkebunan itu dalam 6 bulan. Jika
dalam 6 bulan Ja Eun dapat mengembalikan uang muka yang telah ia
bayarkan, perkebunan itu akan kembali menjadi milik Ja Eun. Bahkan ia
membebaskan Ja Eun untuk membayar uang dendanya. Tapi Ja Eun harus
membayar dengan uang yang ia miliki sendiri. Dari hasil perkebunan dan
hasil jerih payahnya sebagai animator.
Ja Eun sangat
gembira dengan keputusan itu. Namun Jae Ha memberikan syarat lainnya.
Ada 3 syarat yang harus dipenuhi. Syarat pertama adalah kencan dengannya
selama 20 kali. Ja Eun agak ragu dengan syarat itu. Ia mengakui kalau
ia sebenarnya menyukai Tae Hee, dan kencan adalah masalah yang sedikit
rumit baginya. Tapi ia menyetujui setelah tahu kencan yang dimaksud
adalah kencan biasa, seperti nonton film atau makan dan pengetahuan Jae
Ha kalau iapun tahu kalau Ja Eun menyukai Tae Hee.
Bagaimana Jae Ha tahu? Perilaku Ja Eun langsung berubah begitu berhadapan dengan Tae Hee.
Lalu apa syarat kedua dan ketiga? Jae Ha akan memikirkannya nanti. Tapi yang pasti syarat itu bukan syarat yang aneh-aneh.
Dan dengan
gembira, Ja Eun pulang ke rumah Hwang dan memberitahukan keputusannya.
Seluruh keluarga kaget namun senang. Mereka, terutama ibu, bersedia
membantu Ja Eun untuk menternakkan bebek dan hasil penjualannya akan
digunakan untuk membayar uang muka yang telah diterima Ja Eun.
Everyone is happy? Tentu saja. Apalagi Tae Hee.
Tae Hee
semakin bahagia karena nenek menyuruh Tae Hee mengantarkan Ja Eun untuk
mengambil barang-barang dari tempat ibu tirinya. Malu-malu mereka
bertukar sapa dan Tae Hee meminta maaf akan perlakukannya yang kasar
saat pertemuan terakhir mereka. Ja Eun tak mempermasalahkannya, dan
bertanya apakah Tae Hee sudah menemui ibunya? Tae Hee menjawab belum.
Mereka pergi
ke tempat kos ibu tiri Ja Eun dan mengambil barang-barang Ja Eun. Saat
menaruh barang di bagasi, tak sengaja Tae Hee mendengar percakapan
telepon antara Ja Eun dan Jae Ha dan ia pun cemburu. Bantingan pintu
bagasi dan ngebut adalah cara Tae Hee menunjukkan kecemburuannya. Tapi
Ja Eun tak tahu. Ia hanya heran pada tingkah laku Tae Hee.
Ja Eun
membayangkan kalau ia dapat bermanis-manis dengan Tae Hee lagi, maka
keesokan harinya ia mengirim SMS pada Tae Hee untuk menolongnya
mengangkat jerami. Tapi Tae Hee malah menjawab kalau ia sibuk. Dan
setelah selesai bekerja di kandang, ia melihat Tae Hee juga akan
berangkat kantor dan menyapanya. Tapi Tae Hee tetap cuek dan malah pergi
dengan mobilnya.
Ja Eun menjadi kesal melihat kelakuan Tae Hee yang menjengkelkan sejak kemarin malam.
Ckckck… begini nih kalau cowok cemburu.
Namun
sebenarnya setelah Tae Hee mengacuhkan Ja Eun, ia merasa menyesal. Maka
saat malam harinya, ia pulang dengan membawa segelas kopi kesukaan Ja
Eun dan memberikannya pada Ja Eun yang sedang menggambar di gudang. Ja
Eun menerimanya dengan dingin. Ia menerima kopi itu tanpa melihat Tae
Hee. Tae Hee menyadari kalau Ja Eun masih marah padanya dan ia hendak
minta maaf.
Tapi
permintaan maafnya hanya sampai di tengah-tengah karena ada telepon dari
Jae Ha yang telah menunggu Ja Eun di halaman rumah mereka. Jae Ha ingin
memberikan dokumen untuk Ja Eun pelajari. Ja Eun pun meminta Jae Ha
menunggunya karena ia akan menemui bosnya di halaman.
Ja Eun beranjak meninggalkan gudang, tapi ditahan oleh Tae Hee. Tae Hee memegang kedua lengan Ja Eun dan berkata,
Mendengar pengakuan Tae Hee, Ja Eun hanya terdiam dan menatap Tae Hee. Ia kemudian mengangguk dan berkata, “Ya, ayo.”
Dan iapun
keluar meninggalkan gudang dan Tae Hee yang mengikutinya dari belakang
sambil kebingungan. Apa yang dimaksud dengan ‘ya, ayo’? Ia tak tahu
kalau Ja Eun berjalan di depannya sambil tersenyum-senyum girang.
Mereka menemui
Jae Ha yang datang memberikan dokumen yang harus dipelajari Ja Eun
untuk rapat besok siang. Ia menyapa Tae Hee yang menyapa balik dengan
tatapan masamnya. Walaupun kedatangan Jae Ha hanya sebentar, tapi cukup
membuat mood Tae Hee bertambah buruk. Apalagi Ja Eun hanya membalas
pengakuannya dengan ‘ya, ayo.’
Apa maksudnya itu?
Walaupun
dipikirkan sampai kapanpun, Tae Hee tetap tak tahu arti jawaban Ja Eun.
Maka ia menemui orang yang lebih pakar darinya, yaitu Tae Pil.
Dan, keluarlah sisi Tae Hee yang tak pernah muncul. Malu-malu tapi ingin tahu.
Ia bertanya
pada Tae Pil, kalau ia memiliki teman kerja yang sedang memiliki masalah
yang sangat parah.. yang membuatnya kasihan dan ingin membantunya..
yang masalah ini tentu dapat dijawab oleh Tae Pil, karena Tae Pil lebih berpengalaman darinya.
Tae Pil
langsung menebak kalau masalah itu adalah masalah wanita. Tae Hee
mengiyakan dan mulai bercerita kalau temannya menyukai seorang gadis,
dan ia telah mengatakan perasaannya. Tapi gadis itu hanya menjawab, ‘ya,
ayo.’ Sebenarnya apa artinya jawaban itu?
Dan Tae Pil si pakar cinta balik bertanya, “Ja Eun menjawab seperti itu?
Tae Hee langsung menolak tuduhan itu, “Kan tadi aku bilang, kalau ini masalah teman kerjaku. Kenapa kau bawa-bawa Ja Eun?”
Tae Pil mengganti pertanyaannya, “Jadi Ja Eun hanya mengatakan dua kata, ‘ya, ayo’?
Tae Hee berteriak frustasi, dan menyuruh Tae Pil melupakan pertanyaannya.
Hehe.. Cute grumpy police officer, Hwang Tae Hee.
Tapi Tae Pil
ternyata memberikan saran juga. Yaitu: apapun yang terjadi, jangan
tanyakan arti kata-kata itu. Sama sekali. Walaupun Tae Hee ingin tahu,
tapi ia harus sabar menunggu. Karena cinta adalah tarik dan ulur.
Saran yang bagus. Saran yang keren. Tapi apakah Tae Hee dapat melakukannya? Tae Pil meragukannya.
Gadis yang
sedang dibicarakan Tae Hee ternyata tersenyum-senyum sepanjang malam
mengingat ungkapan perasaan Tae Hee, walaupun ia mengernyit kesal saat
mengingat betapa cueknya Tae Hee sebelumnya. Tapi Tae Hee masih
menyukainya? Hehe..
Mungkin Ja Eun
akan tersenyum-senyum sepanjang malam jika ibu tak datang menanyakan
rencana untuk mengumpulkan uang pengganti. Dan Ja Eun pun menjelaskan
kalau dalam 6 bulan uang yang harus terkumpul adalah 50 juta won.
Keuntungan
yang didapat dari seekor bebek adalah 5000 won, jadi mereka harus dapat
menjual 10 ribu bebek. Dengan masa tumbuh seekor bebek adalah 45 hari,
yang berarti mereka akan membesarkan bebek sebanyak 4 kali dalam 6
bulan. Ja Eun mengurangi satu siklus untuk masa percobaan pakan ternak
yang terbaik, sehingga mereka harus dapat menjual 10 ribu bebek dalam 3
kali siklus.
Hmm… kok kayanya berat banget, ya..
Keesokan
paginya Tae Pil dan Tae Shik mengajak Tae Hee untuk berangkat bersama
dan nebeng mobilnya. Tae Hee ragu karena ia ingin mengajak Ja Eun
berangkat bersama. Tapi Tae Shik menyuruh Tae Hee untuk buru-buru
berangkat karena ia sudah terlambat. Tae Pil pun menggodanya dengan
mengatakan ‘ya, ayo’ berkali-kali membuat Tae Hee kesal dan memiting Tae
Pil.
LOL. Pitingan Tae Hee berakhir setelah Tae Shik menyuruhnya untuk berhenti.
Siangnya Tae
Hee kebetulan melihat Ja Eun dan Jae Ha keluar kantor bersama, dan
keingintahuannya (ehm.. kecemburuannya) muncul. Ia mengikuti mereka
sampai ke dalam kebun binatang.
Ternyata Ja
Eun dan Jae Ha ingin mencari inspirasi untuk cerita Bebek Ojakkyo,
mencari binatang yang menjadi musuh keluarga bebek. Namun kunjungan
mereka ternyata dikuntit oleh Tae Hee yang mengikuti kemanapun mereka
pergi.
Saat melihat kios permainan menembak balon, Jae Ha menawarkan untuk memenangkan sebuah boneka dari permainan itu.
Jae Ha memang mengesankan. Ia hanya luput menembak satu balon saja.
Tapi ternyata ada yang lebih mengesankan lagi. Tae Hee tiba-tiba muncul dan menembak semua balon, tepat di sasaran.
Waah.. pertempuran pun dimulai. Mereka berlomba-lomba siapa yang dapat menembak balon paling tepat dan paling jauh.
Dan hasilnya adalah..
Ja Eun
menerima semua hadiah yang didapat oleh kedua pria itu. Ia menuduh kalau
Tae Hee mengikutinya pergi, tapi Tae Hee menolak tuduhan itu. Ia ke
kebun binantang karena sedang menyelidiki sesuatu. Walaupun alasan itu
keliahatan mengada-ada, tapi Ja Eun membiarkannya. Jika Tae Hee sudah
selesai melakukan investigasi (yang pastinya sudah karena Tae Hee sempat
bermain-main dengan Jae Ha, ia minta Tae Hee untuk pulang menunggunya
di rumah. Ia berjanji akan menunggunya di halaman depan rumah.
Tae Hee menuruti permintaan Ja Eun untuk tak mengikutinya. Tapi ia melakukan hal lain. Melakukan sedikit vandalisme.
Untuk standar seorang polisi? Kalau ketahuan, Tae Hee mungkin bisa mendapat SP 1.
Ia menulis kata Bodoh, Bego di velg mobil Jae Ha. Sayangnya perbuatan itu ketahuan dan
Jae Ha pun mengatainya picik. Kata-kata itu membuat Tae Hee semakin
marah, dan hampir saja mereka berkelahi kalau saja Ja Eun tak
meninggalkan mereka dengan marah.
Ja Eun ingin
memberi pelajaran pada Tae Hee dengan membiarkannya menunggu di halaman
sepanjang malam. Janjinya adalah bertemu di halaman jam 9, tapi ia yang
sudah pulang ke rumah masih tetap mendekam di kamar. Walaupun 45 menit
kemudian, ia khawatir karena cuaca malam itu sangat dingin, ia
memutuskan untuk keluar menemui Tae Hee.
Tapi ternyata
tak ada siapapun di halaman rumah. Tae Hee ternyata tak menunggunya.
Juga tak meneleponnya. Ja Eun malah merasa bingung, kecewa dan kesal
sendiri.
Sebenarnya Tae
Hee sudah menunggunya sejak jam setengah sembilan. Tapi ia bertemu
dengan Tae Pil dan Tae Pil menyuruhnya untuk tak menunggu Ja Eun. Ini
masalah tarik ulur, kan?
Setelah di
kamar, Tae Hee menceritakan kejadian di kebun binatang. Reaksi Tae Pil
adalah tertawa terbahak-bahak sampai ia harus menyembunyikan kepalanya
di balik selimut. Hampir saja Tae Hee mengusir Tae Pil kalau ia tak segera memberi saran padanya.
Menurut Tae
Pil, mulai sekarang Tae Hee harus tak mempedulikan Ja Eun. Jangan
menerima teleponnya, jangan tersenyum padanya, dan jangan menyapanya.
Mendengar saran itu, muka Tae Hee semakin masam karena ia tak menyukai
saran itu.
Dan benar
saja. Keesokan paginya, saat bertemu dengan Ja Eun di meja makan, Tae
Hee tak menuruti saran Tae Pil. Senyumnya menyapa Ja Eun yang sepertinya
juga ingin berbaikan dengan Tae Hee.
Tapi senyum
Tae Hee hilang karena Tae Pil memergokinya dan dengan pandangan tajam
menyuruhnya untuk menghapus senyuman itu. Ja Eun pun semakin bingung
karena sekarang Tae Hee tak mempedulikannya.
Ja Eun
akhirnya bertemu dengan Kim Hong, ayah Jae Ha. Tiba-tiba ayah Jae Ha
datang ke ruang kerjanya saat ia rapat dengan Jae Ha dan kepala produksi
dan menampar Jae Ha karena keputusan sembrononya yang menunda pembelian
perkebunan dengan alasan yang tak masuk akal. Ja Eun dan kepala
produksi langsung menyingkir memberi waktu bagi ayah anak itu untuk
berbicara.
Ayah Jae Ha
memberi ultimatum agar pembelian perkebunan itu sudah harus selesai
dalam satu setengah bulan. Jika tidak, Jae Ha harus melepas jabatan
wakil presiden dan pulang ke Amerika. Yang lebih menyakitkan lagi
adalah, karena Jae Ha adalah anak adopsi (!) untuk membahagiakan
istrinya dan istrinya sudah meninggal, maka tak ada alasan lagi bagi Jae
Ha untuk menemuinya lagi.
Sepeninggal ayahnya, Jae Ha hanya termangu dan tak dapat konsentrasi bekerja. Ia memutuskan untuk menghentikan rapat.
Ja Eun yang
merasa tak enak hati karena kemarahan ayah Jae Ha disebabkan olehnya,
berniat untuk menghibur Jae Ha. Ia menyulap ruang kerjanya sebagai
bioskop dan mengajak Jae Ha untuk menonton film di sana.
Tapi Jae Ha
mempunyai ide lain. Ia mengajak Ja Eun untuk pergi ke bioskop sebagai
kencan pertama yang disyaratkan dalam perjanjian mereka. Ja Eun pun
menyetujuinya.
Sayangnya Tae
Hee mengetahuinya saat menelepon Ja Eun. Ja Eun kebetulan sedang ke
kamar kecil dan Jae Ha yang mengangkat telponnya. Dengan sengaja, Jae Ha
mengatakan kalau mereka sedang ada di bioskop.
Tae Hee pun pergi ke bioskop yang dimaksud.
Di sana ia
segera mencari Ja Eun dan menariknya pergi. Jae Ha mengalah dan
mengatakan kalau kencan hari ini berakhir saja sekarang. Ia pun mencoba
memeluk Ja Eun dan hal itu membuat Tae Hee memukul Jae Ha. Ja Eun pun marah pada Tae Hee. Mengapa Tae Hee melakukan hal ini?
Ia
meninggalkan Tae Hee yang langsung mengejarnya dan memintanya berhenti.
Ja Eun berkata kalau ia baru menyadari kalau Tae Hee orangnya seperti
ini.
Tae Hee : “Orang seperti apa aku ini?”
Ja Eun : “Kasar, suka marah-marah, picik, kekanak-kanakkan, semaunya sendiri. Aku tak tahu kalau Paman seperti itu.”
Tae Hee :
“Menurutmu, salah siapa kalau aku jadi seperti ini? Jika ada orang yang
mengungkapkan perasaan padamu, seharusnya kau menjawab ya atau tidak.
Aku hanya mengerti kata-kata itu. Aku tak mengerti bahasa alien seperti
‘ya, ayo’. Karena itu jawab aku sekarang. Aku sudah mempersiapkan diri,
jadi jawab aku sekarang.”
Ja Eun :
“Paman sangat bodoh. Menurutmu, mengapa aku kembali ke perkebunan? Bibi
yang aku benci setengah mati, mengapa aku mau memaafkannya? Aku harus
memaafkannya agar bisa bertemu denganmu. Aku harus kembali ke perkebunan
agar aku dapat bertemu denganmu. Bagaimana mungkin aku dapat
menjawabnya dengan hanya ya saja? Aku kangen setengah mati padamu,
berhari-hari aku ingin bertemu denganmu, ingin mendengar suaramu,
memintamu untuk membelikanku kopi. Tapi jika aku masih membenci bibi,
aku tak dapat melakukan semuanya. Jika aku menjual perkebunan aku tak
dapat..”
Tae Hee
memotong kata-kata Ja Eun dan menciumnya, membuat Ja Eun dan
mendorongnya ke belakang. Ja Eun terlihat bingung dan ragu-ragu. Mereka
terdiam dan berdiri berhadapan.
Tae Hee maju
selangkah, dan Ja Eun pun ragu-ragu mundur selangkah. Tae Hee maju
selangkah lagi dan Jae Eun pun mundur selangkah. Namun Ja Eun berhenti
saat Tae Hee perlahan berkata, “Stop.”
Tae Hee pun menghampiri Ja Eun dan menciumnya kembali.
Kisah Tae Bum dan Soo Young
Kemunculan Hye
Ryeong jelas membuat Tae Bum gelisah, apalagi Hye Ryeong
memberitahukannya kalau ia sudah bercerai dan ingin memulai hubungan
dengan Tae Bum kembali.
Soo Young pun
merasa posisinya kembali tak jelas. Mereka yang sudah mengalami kemajuan
dalam hubungan mereka, tiba-tiba terasa mundur lagi. Apalagi saat Soo
Young mengetahui kalau Hye Ryeong adalah penulis naskah untuk program
‘Start Together’ dimana Tae Bum menjadi host-nya. Posisi yang selama ini
diidam-idamkan oleh Tae Bum.
Saat rekaman
perdana, Soo Young melihat kalau tatapan Hye Ryeong penuh dengan rasa
sayang pada Tae Bum, dan ia tak tahan melihatnya.
Saat berdua,
ia meminta Tae Bum untuk melepaskan posisi barunya. Karena jika Tae Bum
masih di Start Together, artinya ia akan bertemu terus menerus dengan
Hye Ryeong. Tae Bum menganggap alasan Soo Young terlalu mengada-ada dan
menolak permintaannya.
Soo Young mengulangi permintaannya lagi pada Tae Bum saat mereka ada di rumah. Tapi Tae Bum tetap tak dapat mengabulkannya.
Suatu saat Soo
Young ditugaskan mewawancarai seorang korban bersama Hye Ryeong, dan
mereka pun menyempatkan diri mampir di restoran untuk makan siang. Soo
Young mengungkit-ungkit perasaan Hye Ryeong pada cinta pertamanya. Dan
yang keluar dari mulut Hye Ryeong semakin melukai perasaannya.
Tak tahu kalau
cinta pertamanya adalah suami sah dari Soo Young, Hye Ryeong mengatakan
kalau cinta pertamanya adalah sebuah keajaiban baginya. Sepuluh tahun
bersamanya baginya adalah sebuah anugerah.
Soo Young pun
meninggalkan restoran terlebih dahulu dan mengeluarkan kekesalan hatinya
dengan meninju boneka promosi yang ada di jalan.
Walaupun
sebenarnya Soo Young tak perlu khawatir, karena sorenya Tae Bum menemui
Hye Ryeong dan mengatakan kalau dirinya sebenarnya adalah seorang suami.
Walaupun ia merahasiakan dari orang kantor, tapi ia sebenarnya telah
menikah. Hye Ryeong mengatakan, ia mengerti dan minta maaf karena
mengatakan kalau dirinya telah bercerai.
Namun meskipun
Hye Ryeong mengatakan ia mengerti posisi Tae Bum, tapi ia tak dapat
menyembunyikan kekecewaannya. Saat makan malam dengan seluruh tim Start
Together, Hye Ryeong minum bergelas-gelas soju hingga mabuk, membuat
yang lain khawatir termasuk Tae Bum. Dan saat ia minta ijin pulang
terlebih dahulu, Tae Bum pun berdiri untuk mengejarnya.
Tindakan itu
membuat Soo Young marah. Secara terang-terangan ia melarang Tae Bum
untuk pergi. Ia menyuruh Tae Bum untuk tetap tinggal, namun Tae Bum tak
dapat melakukannya dan ia pun pergi mencari Hye Ryeong. Sayangnya ia tak
menemukan Hye Ryeong di luar, karena Hye Ryeong yang patah hati,
memilih bersembunyi dari kejaran Tae Bum.
Di rumah ia
mendapat lemparan kue tart dari Soo Young yang meminta untuk bercerai
sekarang juga. Tae Bum tahu kalau Soo Young marah dan membiarkannya.
Keesokan
harinya, saat Soo Young sudah tenang, Soo Young merubah permintaannya
untuk memberitahukan orang kantor kenyataan yang sebenarnya, kalau
mereka sudah menikah. Tae Bum tak menolak hal itu karena ia pun sudah
memberitahukan kenyataan itu pada Hye Ryeong. Karena itulah alasan
mengapa Hye Ryeong mabuk.
Mereka
berdua bersiap-siap memberitahukan bosnya tentang pernikahan rahasia
mereka. Namun sebelumnya, mereka mendengar kalau bosnya mendapatkan
kabar dari team leader lain kalau teamnya mendapatkan berita tentang
skandal korupsi di sebuah unviersitas. Hal ini sangat menggembirakan
bossnya. Pak Boss mengatakan kalau penilaian kinerja semua team leader,
termasuk dirinya, akan dilakukan bulan depan, jadi Soo Young harus
bersiap-siap.
Jadi Soo Young
langsung memotong ucapan Tae Bum yang akan mengaku dengan memberi
pernyataan kalau mereka akan membuat program Start Together menjadi
program hits.
Namun bukan
orang kantor yang perlu dikhawatirkan oleh Soo Young dan Tae Bum,
melainkan kedua oang tua Soo Young. Tiba-tiba mereka mampir ke kantor
dan menemukan kenyataan kalau Tae Bum belum menikah. Begitu pula Soo
Young.
Apalagi saat
Ayah dan Ibu Soo Young mencari Tae Bum, mereka malah menemukan Tae Bum
yang sedang berbincang-bincang dengan seorang wanita.
Ibu Soo Young teringat dengan wanita itu, yang mirip dengan foto lama Tae Bum dan kekasihnya.
O oh..
Kisah Tae Shik
Tae Shik mulai
dapat kesulitan di rumah sakit. Beberapa perawat mulai menggosipkan
dirinya memiliki anak multi ras di luar nikah. Gosip ini sudah terdengar
sampai atasannya.
Dan hal itu
dipastikan dengan kedatangan Gook Soo yang datang bersama Tae Pil ke
rumah sakit. Baru saja Tae Pil meninggalkan Gook Soo untuk menerima
telpon (di rumah sakit tak ada sinyal), ada seorang anak seumuran dengan
Gook Soo mendatanginya. Ia malah mengatai Gook Soo sebagai anak Afrika.
Bukan itu saja, anak itu juga menendang Gook Soo. Gook Soo tak terima
diperlakukan seperti itu dan balas memukul anak laki-laki itu hingga
anak itu menangis.
Ibu anak itu
datang dan mencari orang tua Gook Soo untuk membuat perhitungan. Tae
Shik yang melihat Gook Soo langsung mengakui kalau Gook Soo adalah
anaknya, membuat perawat yang mendengarnya terkejut.
Ternyata
kedatangan Gook Soo ke rumah sakit karena ada kiriman dari ibunya,
Angelica, yang dikirimkan ke rumah. Tae Shik membaca isi surat yang
mengiringi kiriman itu, dan iapun langsung sedih. Surat itu mengabarkan
kalau Angelica, ibu Gook Soo, telah meninggal 15 hari yang lalu karena
kanker.
Ia
menceritakan hal ini pada Mi Seok, dan Mi Seok membesarkan hatinya.
“Jika saat ini kau merasa Gook Soo adalah sebuah beban, maka percayalah,
suatu saat nanti kau akan merasa mendapat berkah karena memiliki Gook
Soo. Anak-anak memang seperti itu. Kau membesarkan anak itu, dan anak
itu pulalah yang membesarkan (mendewasakan)mu.”
Tae Shik
melihat rekan kerjanya di rumah sakit bertindak kasar pada seorang ibu
yang berbeda ras. Ia membentak-bentak ibu itu, bahkan berkomentar yang
sangat rasis. Hal itu membuat Tae Shik marah dan memukul rekan kerjanya.
Dan ia mengakui kalau ia memiliki anak bernama Gook Soo, Hwang Gook
Soo.
Hasilnya?
Tae Shik dipecat dari rumah sakit. Namun ia tak menyesal memiliki Gook Soo.
Di rumah ia
memeluk Gook Soo dan meminta maaf padanya karena membuat Gook Soo
menunggu terlalu lama. Mulai sekarang Gook Soo akan bersekolah, dan
mulai sekarang semuanya akan baik-baik saja.
Kisah Tae Pil
Ayah Ibu Soo Young yang memergoki Tae Pil dan Yoo Eul berciuman, langsung menginterogasi mereka berdua.
Kebetulan Papa
dan Mama Hwang juga datang ingin melihat tempat kerja anak bungsunya.
Mereka terkejut dengan berita itu dan ikut menginterogasi mereka juga.
Tentu saja Tae
Pil dan Yoo Eul menolak anggapan kalau mereka pacaran. Bagi Yoo Eul,
Tae Pil bukan seorang pria. Dan begitu juga sebaliknya. Bagi Tae Pil,
Yoo Eul bukan seorang wanita.
Di rumah
masing-masing, Tae Pil dan Yoo Eul masih harus diceramahi kalau mereka
berdua bukanlah pasangan yang tepat, karena perbedaan usia mereka yang
jauh.
Tentu saja mereka mengiyakan.
Suatu hari,
Yoo Eul dan Tae Pil khusus pergi ke kapal pesiar untuk membagi-bagikan
brosur karena menurut informasi, akan ada 1000 turis yang dapat menjadi
calon konsumen potensial mereka. Tapi ternyata informasi itu salah,
karena 1000 turis itu memutuskan untuk menunda jadwal keberangkatan
mereka sampai keesokan harinya.
Dan akhirnya mereka terjebak di sebuah kapal pesiar yang sudah berangkat.
Namun di kapal itu, mereka malah mengetahui pribadi rekan kerjanya yang sebenarnya. Dan itu malah semakin mendekatkan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar