Jumat, 27 Januari 2012

Sinopsis Ojakkyo Brothers Episode 25 - 32

Sinopsis Ojakgyo Brothers Episode 25 – 32


Kisah Tae Hee – Ja Eun


Ibu menangis mendengar pertanyaan Ja Eun, tak mampu menjawabnya. Dan bagi Ja Eun, hal itu sudah cukup sebagai jawaban. Masih dalam kondisi shock, Ja Eun mengikuti ibu tirinya pergi dari rumah.


Semua anggota keluarga Hwang pulang untuk membereskan kekacauan yang dibuat oleh preman yang mengobrak-abrik  rumah. Tae Bum pulang dan bertanya pada Tae Hee tentang kejadian yang sebenarnya. Tae Hee yang selama ini hanya terdiam, tak menjawab Tae Bum, malah pergi menemui ibunya dan berteriak marah,

“Mengapa ibu tak menyerahkan surat kontrak itu sebelumnya, Bu? Apa mungkin Ibu serakah dan tetap ingin memiliki perkebunan ini?”
Ayah kaget dengan hardikan Tae Hee. Ia mencoba menenangkan Tae Hee, tapi Tae Hee tak peduli dan kembali berteriak, “Ibu telah memberikan luka pada Ja Eun yang tak mungkin Ibu sembuhkan!”

Ayah marah mendengar cercaan Tae Hee, tapi Tae Hee keburu pergi keluar rumah. Tae Bum mengejarnya, dan menemukan Tae Hee di halaman, menenangkan diri.

Tae Bum mengatakan kalau yang baru saja Tae Hee lakukan, seperti bukan Tae Hee yang ia kenal. Apa mungkin, apa mungkin Tae Hee menyukai Ja Eun.


Tae Hee tak menjawab, hanya memandang Tae Bum kesal. Tersenyum melihat reaksi itu, Tae Bum yakin kalau Tae Hee menyukai Ja Eun. Berkali-kali Tae Hee menyangkalnya, berkali-kali pula keyakinan Tae Bum bertambah.

Saking kesalnya, Tae Hee berkata, “Aku benar-benar tak menyukai Ja Eun. Bagaimana aku, Hwang Tae Hee, anggota Mensa tak dapat mengetahui perasaanku sendiri.”

Mensa adalah  komunitas internasional yang berisi orang-orang yang ber-IQ ultra superior.


Tae Bum hanya tersenyum geli mendengar sanggahan Tae Hee yang tak meyakinkan. Tak masalah jika yang Tae Hee rasakan bukan cinta. Tapi jika perasaannya memang sakit, dan itu membuatnya marah, maka Tae Bum menyarankan untuk melindungi Ja Eun sampai Ja Eun tak marah lagi.


Dan itulah yang dilakukan Tae Hee. Sepanjang malam, ia menemani Ja Eun dengan caranya sendiri. Ia duduk di mobil menemani Ja Eun yang duduk sendiri dan termenung di kamar ibu tirinya. 
  

Ja Eun sepertinya benar-benar sudah tak ingin berhubungan dengan keluarga Hwang lagi. Ia menolak berbicara dengan Papa Hwang yang datang ke tempat kos ibu tirinya, ia juga membuang syal yang dirajut khusus oleh Mama Hwang untuknya. 


Ja Eun juga tak ingin berhubungan lagi dengan Tae Hee. Saat Tae Hee menemuinya dan mencoba berbicara padanya, ia hanya mencela Tae Hee dengan sinis. Beginikah cara kerja Hwang Tae Hee, polisi, dalam menangani kasus yang berkaitan dengan keluarganya?

Tae Hee hanya dapat meminta maaf. Namun Ja Eun tak mau peduli, ia hampir menangis saat berkata,

“Aku menyukaimu, Paman. Jantungku selalu berdebar sejak hari pertama melihatmu. Saat aku membutuhkan bantuan, kaulah orang pertama yang mengulurkan tangan menolongku. Karena itulah aku meminta dibelikan kopi. Apakah kau pikir aku hanya ingin minum kopi? Itu karena aku sangat mempercayaimu.”
Ja Eun menyalahkan dirinya sendiri yang terlalu percaya pada Tae Hee, pria kedua setelah ayahnya. Dulu ayahnya meninggalkannya, dan sekarang Tae Hee mengkhianatinya. Ia meminta kalung bebek yang dulu ia berikan pada Tae Hee dan dibuangnya ke jalan yang langsung terlindas mobil. Inilah akhir perasaannya. Ia meminta Tae Hee untuk tak menyapanya jika mereka kebetulan bertemu.


Tae Hee, yang terkejut dengan ungkapan perasaan Ja Eun, hanya terdiam saat Ja Eun pergi. Namun ia langsung mengambil kalung bebek itu dan menggenggamnya erat.


Kata-kata Ja Eun selalu terngiang di telinga Tae Hee, bagaimana ia menyukainya, bagaimana ia merasa terkhianati, dan bagaimana ia tak mau mengenal Tae Hee lagi. Ia hanya dapat menghela nafas panjang menatap kalung bebek itu.

Tak mengindahkan kata-kata Ja Eun, Tae Hee tetap mengikuti Ja Eun pergi. Dan itu hal yang perlu disyukuri, karena Ja Eun seakan jadi linglung, pergi keluar rumah tak memakai mantel, berjalan seperti anak hilang. Ia menubruk orang, mencicipi makanan yang kemarin dimakan bersama ibu, bahkan menjatuhkan barang dagangan orang. Untung Tae Hee berada di belakangnya untuk membayar atau meminta maaf pada orang-orang.


Tapi Ja Eun menyadari keberadaannya dan marah. Bukannya ia sudah menyuruhnya untuk berhenti mengikutinya. Tae Hee tak mau, ia malah menanyakan keadaan Ja Eun. Apakah Ja Eun sudah makan? Ia menyampirkan mantelnya ke bahu Ja Eun, tapi Ja Eun malah membuang mantel itu. Kenapa Tae Hee masih mengikutinya terus? Apakah ibu mengkhawatirkannya dan menyuruh Tae Hee untuk mengawasinya?

“Karena aku mengkhawatirkanmu. Karena kupikir aku menyukaimu.”

Ja Eun terkesima mendengar kata-kata Tae Hee. Tapi ia tetap tak ingin bertemu dengan Tae Hee. Jadi jangan ikuti dirinya lagi.


Tae Hee bukan orang yang cepat menyerah. Ia kembali menemui Ja Eun dan bertanya, bukannya kemarin Ja Eun mengatakan kalau menyukainya? Apakah perasaan suka dapat dimatikan begitu saja? Perasaan itu bukanlah sesuatu yang dapat dilupakan hanya dalam waktu semalam. 

Ja Eun menjawab kalau perasaannya memang seperti itu. Jadi jangan ikuti dan muncul di hadapannya lagi atau ia akan pergi dari tempat kos ibu tirinya ke suatu tempat yang tak diketahui oleh Tae Hee.


Walaupun Ja Eun merasa benci pada ibu dan tak ingin bertemu dengan Tae Hee, tapi dua orang itulah yang ia ingat saat ia mabuk.

Ja Eun kalau mabuk lucu, deh. Saat mabuk, ia malah pergi ke rumah Hwang dan gembira menemukan Ibu yang sedang mengangin-anginkan kemahnya. Ibu senang sekali akan kedatangan Ja Eun, walaupun ibu tahu Ja Eun sedang mabuk.

Ja Eun mengoceh kalau ia sangat senang tinggal di kemah ini. Di dalam kemah ini, ia bertemu dengan salah satu anak Ibu yang mabuk dengan mengalungkan sepatu di lehernya. Ja Eun meminta ibu untuk menebaknya. Ibu tak dapat menebaknya, dan dengan gembira Ja Eun mengatakan kalau pria itu adalah Tae Hee.

Ja Eun mabuk sangatlah lucu juga sangat menyedihkan. Karena saat ia merasa lapar, ibu langsung bersedia membuatkannya bubur seafood kesukaan Ja Eun. Ja Eun pun menunggu sampai ketiduran.


Dengan riang, Ibu cepat-cepat menyiapkan bubur untuk Ja Eun. Tak ia pedulikan kalau jarinya berdarah karena tergores kulit kerang. Setelah masak, ia tergesa-gesa keluar rumah, ingin memberikan bubur  favorit Ja Eun.

Namun Ja Eun telah hilang.


Ja Eun ternyata bangun dari tidur sekaligus dari mabuknya. Ia langsung kesal pada dirinya sendiri. Mengapa ia terus mengingat-ingat masa-masa di rumah keluarga Hwang. Untuk melupakannya, ia berniat untuk bekerja. Dan tawaran kerja yang datang padanya adalah tawaran kerja dari Studio Good Film yang dipimpin oleh Kim Jae Ha.


Kim Jae Ha rupanya sosok yang menarik. Ia adalah wakil direktur perusahaan Good Film dan tertarik pada karya Ja Eun yang diikutkan lomba. Karya Ja Eun adalah cerita tentang keluarga bebek, yang salah satu karakternya adalah bebek yang diberikan pada Tae Hee. Walaupun karya Ja Eun tak menang, tapi ia ingin memproduksi karya Ja Eun sebagai film animasi  Ia menghubungi dan menawari pekerjaan pada Ja Eun berkali-kali namun selalu Ja Eun tolak.


Selain mencari creator dari film yang ingin diproduksi, Kim Jae Ha melakukan pendekatan pada Tae Hee. Ia mengikuti apa yang Tae Hee kerjakan, membuat Tae Hee jengkel. Bahkan teman sekerjanya juga memperhatikan kalau Kim Jae Ha sepertinya lebih tertarik pada Tae Hee daripada tugasnya.

Kim Jae Ha malah membenarkan kalau sebenarnya ia menyukai Tae Hee.

Tae Hee terkejut dengan pengakuan Kim Jae Ha yang blak-blakan, karena pengakuan itu berarti Kim Jae Ha adalah.. gay? Tapi Kim Jae Ha sepertinya tak mempermasalahkan. Ia malah memuji wajah Tae Hee yang mirip dengan Kang Dong Won (1% of Anything, Jang Woochi)

Benarkah Kim Jae Ha gay? Sepertinya tidak, karena ia sangat tertarik dengan foto ibu Tae Hee yang diam-diam Kim Jae Ha intip. Hmm…

Tae Hee mengajak Dong Min untuk makan malam, dan Kim Jae Ha dengan senang hati mengikuti mereka. Namun di tengah jalan, ia menerima telepon dari Ja Eun yang tanpa basa-basi langsung menerima pekerjaan yang ia tawarkan. Ia kemudian meminta Ja Eun untuk bertemu sekarang juga.


Dan itu membuat Tae Hee dan Ja Eun bertemu kembali. Begitu melihat Tae Hee, Ja Eun langsung menolak kembali tawaran film animasi dari Kim Jae Ha. 


Tae Hee menyadari kalau penolakan Ja Eun berkaitan dengan dirinya dan cerita bebek merupakan kisah hidup Ja Eun saat di perkebunan. Maka ia meminta Ja Eun untuk menerima tawaran itu. Ia akan mengerjakan pekerjaannya dengan Kim Jae He secepatnya dan Ja Eun dapat bekerja di kantor Kim Jae Ha dengan tenang karena ia tak akan muncul lagi di kantor Good Film.

Ja Eun akhirnya menerima tawaran kerja dari Good Film. Namun bukan berarti kalau ia tak akan bertemu dengan Tae Hee lagi.


Bahkan jika bukan karena Tae Hee, ia tak akan selamat dari penculikan rentenir yang ingin menjadikannya sandera sampai ibu tirinya membayar hutangnya yang sudah mencapai 80 juta won. Tae Hee yang ditelepon ibu tiri Ja Eun kalau Ja Eun ditangkap, langsung panik dan kalap. Bersama Dong Min yang membawa mobilnya, mereka bergegas pergi ke rumah Ja Eun.


Untung saja Tae Hee berhasil mencegah penculikan itu. Tapi tangan dan pelipisnya berdarah karena sempat dipukul kayu oleh tukang pukul itu.


Dan Tae Hee merasa bersyukur tangannya terluka. Ia rela setiap hari tangannya terluka kalau dirawat oleh Ja Eun seperti sekarang ini. Karena saat melihat Tae Hee mengobati tangannya sendiri, tanpa banyak bicara Ja Eun langsung membantu memakaikan perban di tangannya.


Apakah itu pertemuan terakhir mereka?


Tidak. Bahkan ia menemukan Tae Hee duduk di tangga depan tempat kosnya. Namun kali ini ia dapat merasakan kalau Tae Hee sedang mendapatkan masalah.


Tae Hee tampak termangu dan kaget saat Ja Eun menyenggolnya. Ia sepertinya baru tersadar kalau ia pergi ke tempat Ja Eun. Ia minta maaf dan langsung pergi.

Ja Eun bertanya-tanya mengapa Tae Hee tampak seperti bukan dirinya sendiri?

Hal itu karena Tae Hee baru saja menemukan kenyataan yang sangat menampar perasaannya.


Pertama, Kim Jae Ha adalah anak ibu kandungnya. Kedua, saat tahu kalau pembeli perkebunan mereka adalah Good Film. Ketiga, adalah saat Kim Jae Ha memberi tahu kalau ibunya telah meninggal.


Akhirnya Ja Eun mengetahui alasan Tae Hee tampak sedih dari Nenek.


Perkebunan Ojakkyo itu akhirnya mendapatkan pembeli. Ja Eun segera menjual pada pembeli pertama yang mengajukan tawaran, walaupun itu harus mengorbankan kebun pirnya, karena pembelinya akan menghancurkan perkebunan mereka dan menjadikannya taman hiburan dan studio film yang amat megah

Nenek, yang tahu kalau pembeli perkebunan mereka adalah Kim Jae Ha, anak dari Kim Hong dan bekas menantunya, tak rela bahkan sampai ia mati. Ia meminta Ja Eun untuk membatalkan perjanjian jual beli ini dan menunggu pembeli lain. Siapapun pembelinya boleh, asal bukan bekas menantunya.

Berdasarkan informasi dari Tae Bum keluarga Kim Hong pulang ke Korea di awal tahun ini. Yang tak mereka ketahui adalah ibu kandung Tae Hee telah meninggal.

Pemahaman Ja Eun saat melihat Tae Hee duduk di tangga tempat kosnya adalah kebencian Tae Hee yang menutupi perasaannya yang ingin bertemu dengan ibu kandungnya.


Maka ia pergi menemui Tae Hee yang sedang menumpahkan rasa frustasinya dengan latihan menembak (yang diluar kebiasaan, tak tepat sasaran). Ia meminta Tae Hee untuk menemui ibunya. Dengan beringas Tae Hee berteriak agar Ja Eun diam. Walaupun takut, tapi Ja Eun tetap meminta hal itu lagi. Ia mengembalikan kata-kata Tae Hee saat mengatakan kalau Tae Hee menyukainya,

“Temuilah dia, Paman. Perasaan itu bukanlah perasaan yang dapat hilang dalam satu malam. Tak juga hilang karena kau menolak atau mengacuhkannya. Perasaan itu tak akan hilang, walaupun kita tak dapat memaafkan orang itu, bahkan sampai mati sekalipun. Tapi merindukan dan keinginan bertemu akan selalu ada.”
Tae Hee menangis mendengar kata-kata Ja Eun.

Apa yang lebih menyakitkan jika kita membenci seseorang sampai tulang sumsum walaupun sebenarnya tersimpan keinginan untuk bertemu? Ja Eun juga mengalaminya. Ia membenci terutama Mama Hwang dan Tae Hee namun di balik itu, ia sangat merindukan mereka. Saat Ja Eun mabuk, Mama Hwang dan Tae Hee lah yang muncul di ingatannya.

Tapi Tae Hee tak dapat melakukan itu. Walaupun Ja Eun menyuruhnya untuk mengakui perasaannya pada ibu kandungnya, tapi sudah terlambat. Karena ibunya sudah meninggal.


Dengan suara lirih, Tae Hee meminta Ja Eun untuk diam. Dan ia pun pergi meninggalkan Ja Eun.

Keluarga Hwang tak tahu kalau ibu kandung Tae Hee sudah meninggal. Nenek yang mendengar kalau keluarga Kim sudah datang ke Korea di awal tahun ini, Saat tahu kalau Tae Hee mengenal Kim Jae Ha, nenek menduga kalau Tae Hee sudah menemui ibunya tanpa seijinnya.


Tae Hee yang perasaannya campur aduk menjadi satu, akhirnya meluapkan kemarahannya pada nenek. Mengapa ia tak dapat menemui ibunya? Apakah aneh jika seorang anak ingin menemui ibunya? Nenek bertanya apakah Tae Hee sudah bertemu dengan ibunya?

Belum, tapi Tae Hee ingin sekali bertemu dengan ibunya.

Nenek melarang Tae Hee untuk menemuinya. Tae Hee bertanya, “Mengapa? Mengapa nenek melarangku untuk bertemu?” Tapi nenek tetap bersikeras kalau Tae Hee tetap tak boleh menemui ibunya. Sampai ia mati.
Tae Hee marah berkata,  “Kalau begitu, tak lama lagi. Nenek tak mungkin bisa hidup sampai umur 100 tahun.”

Nenek langsung menampar Tae Hee. Tae Hee tak bergeming menerima tamparan itu. Ia menangis dan  melanjutkan,
    “Tapi nenek tak perlu khawatir, hal itu tak akan terjadi. Bagaimanapun inginnya aku bertemu dengannya, hal itu sudah tak mungkin lagi. Ia sudah meninggal. Jika aku dapat mengumpulkan keberanian untuk menemuinya, aku tetap akan mematuhimu. Karena kematian, aku tetap tak dapat memaafkan ibuku, dan aku juga tak dapat mengucapkan selamat tinggal padanya. Ibuku, selamanya tetap mengkhianatiku.” 
Nenek menangis mendengar kabar itu, dan Tae Hee pun meninggalkan rumah
.
Sementara itu, saat Kim Jae Ha tahu kalau perkebunan Ojakkyo adalah setting cerita Ja Eun yang sebenarnya, ia mengajak Ja Eun untuk melihat-lihat perkebunan itu, agar dapat mendokumentasikan tempatnya persis seperti yang asli. Hal itu harus dilakukan segera, karena setelah penandatanganan kontrak jual beli itu, pembangungan Taman Hiburan akan segera dilakukan.


Ja Eun ragu-ragu namun akhirnya menuruti ajakan bosnya. Di sana, ia malah mengingat semua kenangan indah yang ia rasakan bersama keluarga Hwang. Kebetulan mereka bertemu dengan Papa dan Mama Hwang yang akan pergi ke agen real estate untuk menuntaskan penjualan tanah itu.

Ibu meminta maaf akan perbuatannya dulu. Ia juga tak meminta Ja Eun untuk memaafkannya.Tapi ia meminta Ja Eun agar tak membabat pohon-pohon itu. Mereka tak bersalah padanya.

Ibu memberikan baju hangat yang ia beli saat acara jalan-jalan mereka yang terakhir. Ibu meminta Ja Eun agar datang padanya jika ingin makan bubur seafood yang ia gemari. Hati Ja Eun semakin bimbang saat melihat maket taman hiburan yang dibawa oleh Jae Ha.


Akhirnya mengumpulkan semua tekad yang ia punya, ia berkata pada calon pemilik perkebunan Ojakkyo,

“Pak, saya mengurungkan niat untuk menjual perkebunan ini.”

Kisah Tae Bum – Soo Young


Soo Young tahu kalau Tae Bum tetap pada pendiriannya, tak mau menerima bantuan uang darinya. Maka ia memotong kompas dan memberikannya pada ayah. Semula ayah tak mau, tapi akhirnnya menerima setelah didesak oleh Soo Young yang berdalih kalau ia, sebagai menantu, tak pernah membantu sedikitpun keluarga suaminya.

Uang itu sebenarnya Soo Young pinjam sementara dari ibu menunggu deposito miliknya jatuh tempo. Ia meminjam uang itu dengan membohongi ibu dengan mengatakan sahabatnya membutuhkan uang untuk membuka toko, yang akan segera dikembalikan.

Kebetulan ibu bertemu dengan sahabat Soo Young dan mengetahui kalau ia tak sedang kesulitan uang. Ibu menebak kalau uang itu digunakan untuk membantu keluarga Tae Bum pindah rumah. Ibu langsung memarahi Soo Young yang sekarang berani berbohong demi keluarga suami.

Kebetulan pula Tae Bum mendengar kata-kata ibu, dan rahasia Soo Young seketika itu juga terbongkar.

Padahal hubungan Tae Bum dan Soo Young sudah hampir membaik.Tae Bum sudah mulai mengajak Soo Young untuk berjalan-jalan dan makan siang bersama. Bahkan reflek Tae Bum menarik dan memeluk Soo Young agar istinya terhindar dari motor yang akan menyerempetnya.


Namun perasaan Tae Bum mungkin sudah mulai melunak, karena ia akhirnya memahami alasan Soo Young dan menerima bantuan itu.

Suatu hari Tae Bum dan Soo Young mendapat perintah untuk melacak seorang dermawan yang memberikan bantuan secara anonim, dan sampai sekarang tak ada yang tahu jatidiri dermawan itu secara sebenarnya. Siapa yang mendapatkan wawancara eksklusif dengan dermawan itu akan menjadi ketua tim yang baru.


Dan mereka pun bersaing, baik secara sehat, maupun tak sehat. Inilah keuntungan dan kerugian yang didapat jika serumah dengan rekan kerja yang sedang bersaing. Bisa mendapat informasi tambahan, tapi juga kecurian informasi.


Namun di  waktu yang bersamaan, mereka mendapatkan lokasi dermawan itu, dan mereka berlomba-lomba paling dulu sampai di tujuan. Apapun caranya.

Tae Bum bahkan rela menutup pintu lift saat istrinya hendak ikut masuk lift. Soo Young hanya meleletkan lidah dan melarikan mobilnya saat tahu Tae Bum sedang menunggu taksi yang tak kunjung datang.


Sayangnya, Soo Young terjebak macet dan saat ia sampai di lokasi, Tae Bum sudah mewawancarai orang tersebut. Walaupun Tae Bum sedikit mengernyitkan kening saat mewawancarai orang tersebut. Sangat sombong untuk ukuran orang yang menyembunyikan jatidirinya serapat mungkin.


Soo Young melepaskan tantrumnya dan menangis, membuat Tae Bum khawatir. Apakah Soo Young sedih karena ia kalah? Tentu saja tidak. Soo Young berdalih kalau ia tak sedih. Perasaan ini hanya karena hormone yang ia dapatkan sejak hamil.

Namun ternyata orang yang diwawancarai Tae Bum bukanlah dermawan itu. Wajah sama, tapi jatidiri bukan. Karena orang itu adalah saudara kembarnya. Untungnya dermawan yang sebenarnya berhasil diwawancarai oleh karyawan baru, yang akan menjadi manajer mereka.

Manager Gong sekaligus kakak kelas Soo Young saat di universitas.


Soo Young kaget, begitu juga Manager Gong. Mereka sangat gembira dengan pertemuan ini, tak sadar kalau Tae Bum menatap tak senang pada mereka.

Manager Gong ternyata menyukai Soo Young sejak saat universitas dulu. Jika ia tahu kalau Soo Young bekerja di IBC, ia akan lebih cepat menerima tawaran kerja dari kantor Soo Young ini. Manager Gong menunjukkan terang-terangan perasaan sukanya pada Soo Young.


Saat karaoke, ia menyanyikan lagu cinta, dan dari arah pandangannya, lagu itu ia nyanyikan untuk Soo Young.

Hanya saja lagu cinta itu tak selesai, karena mic tiba-tiba mati.


Heheh.. ada yang cemburu, nih..


Manager Gong terus menunjukkan perasaannya. Ia bahkan ikut serta pada acara makan siang Tae Bum dan Soo Young, dan akhirnya seluruh anggota tim ikut makan siang bersama mereka.


Tae Bum yang kesal dengan Manager Gong, akhirnya mengatakan kalau ia dan Soo Young sedang dekat. Ia menyukai Soo Young. Manager Gong pun mengatakan untung Tae Bum mengatakan hal ini secara terbuka, karena ia dengan terbuka mengatakan kalau iapun juga menyukai Soo Young. Sebagai gentleman, maka persaingan mendapatkan Soo Young sekarang akan berjalan dengan adil.

Soo Young hanya senyum-senyum melihat hati Tae Bum panas. Walaupun Tae Bum berkilah kalau ia  mengumumkan hal ini karena tak suka melihat Manager Gong. Dan sebagai orang yang tinggal serumah dengannya, ia mengingatkan Soo Young kalau tak baik beramah-ramah dengan pria lain.

Dengan nada puas, Soo Young berkata ia tak dapat mencegahnya kalau aura dirinya mengesankan orang lain. Ia menenangkan Tae Bum agar tak perlu khawatir. Sejalan dengan perutnya yang membesar, masalah ini akan langsung selesai.

Tapi Manager Gong sepertinya memang gentleman sejati. Ia tak segan-segan membantu office girl mengangkat galon air minum ke dispenser, membuat rekan kerja yang lain kagum akan kekuatan tangannya.

Entah sengaja atau tidak, Soo Young malah menyiram minyak dengan mengatakan kalau saat universitas, Manager Gong itu jago panco.


Dan minyak itu membakar api kecemburuan Tae Bum yang mengatakan kalau hal itu adalah hal yang biasa. Dia juga bisa. Dan pertandingan panco pun dilakukan dengan taruhan siapa yang kalah, akan mentraktir makan siang.

Tae Bumlah yang mentraktir makan siang hari itu.

Namun kesempatan datang pada Tae Bum untuk membuktikan dia adalah reporter yang hebat. Salah satu informan Tae Bum bersedia diinterview untuk kasus penggelapan pajak. Setelah melapor ke Manager Gong, ia pergi menemui informan itu di rumahnya. Sayangnya, informan itu tak ada di rumah.

Mereka berjanji bertemu di tempat lain. Namun perjalanannya tertunda karena ada anak kecil yang terjebak di dalam lift yang macet. Didera rasa ingin menolong dan harus buru-buru menemui informan itu, Tae Bum menjadi ragu. Mulanya ia pergi meninggalkan lift dan turun melalui tangga darurat, namun nuraninya tak dapat berkelit. Ia mengkhawatirkan anak kecil itu.


Ia segera kembali, membuka lift dengan paksa dan berhasil menolong anak itu. Hanya saja saat ia naik untuk keluar, tiba-tiba lift kembali bergerak, dan itu membuatnya terjatuh dan pingsan.


Saat tersadar, ia  melihat dirinya berada di rumah sakit. Dan informan itu telah diwawancarai oleh stasiun TV lainnya. Manager Gong memarahi Tae Bum habis-habisan. Dan Tae Bum pun hanya dapat diam.


Ia tak menceritakan apa yang menghalangi perjalanannya bahkan pada Soo Young yang khawatir pada perban luka di kepalanya. Apa yang baru saja terjadi dengan Tae Bum?


Soo Young mendapat jawabannya keesokan hari. Seluruh rekan kerjanya menyelamati Tae Bum yang bertindak sebagai pahlawan, menyelamatkan anak kecil di dalam lift. Ayah anak itu mengucapkan terima kasih di message board website mereka, dan sekarang Tae Bum menjadi top search di internet.

Hal itu membuat image TV mereka menjadi hebat, karena reporter mereka memilih melepaskan berita panas untuk menyelamatkan seorang anak, tanpa meninggalkan nama. Dan sebagai ganjarannya, Tae Bum akan mendamping Manager Gong untuk menjadi pemandu acara “Start Together”.

Tae Bum sangat gembira. Menjadi pembawa berita adalah impiannya. Soo Young pun juga ikut bahagia. Ia tak menyangka kalau Tae Bum bertindak seperti itu. Apa yang merubah Tae Bum?

Yang merubah Tae Bum adalah orang yang selalu makan banyak. Orang itu tak pernah berhenti bicara padanya, mengatakan ingin menjadi reporter seperti apa Tae Bum nantinya? Soo Young tersenyum mendengar kata-kata yang memuji dirinya.

Ia mengecup Tae Bum, mengatakan kalau itu adalah hadiah bagi Tae Bum. Tapi Tae Bum menarik Soo Young, meminta hadiah yang lebih banyak lagi.



Well, keadaan sepertinya membaik bagi Tae Bum dan Soo Young.


Sepertinya..

Karena saat mereka berdua saling melempar senyum dalam lift, lift terbuka dan seseorang muncul di hadapan mereka.


Hye Ryung. Cinta pertama.


Dum dum dum..

Kisah Tae Shik


Tae Pil berjanji tak akan memberitahukan ayah dan ibu tentang keberadaan Gook So. Bahkan ia membantu menjaga Gook So saat Tae Shik pergi ke kantor. Karena saat itu adalah hari pertamanya bekerja di toko, ia akhirnya membawanya pergi bekerja. Yoo Eul mengijinkan Gook So menunggu di dalam toko, bahkan ia membawakan es krim untuknya.

Tapi Mi Seok tak mengijinkan Gook So untuk tinggal di rumahnya lebih lama lagi. Bukannya ia tak menyukai Gook So, tapi ia merasa Tae Shik semakin jarang mengunjungi Gook So. Padahal Gook So datang ke Korea untuk menemui ayahnya.

Tae Shik mencoba Mi Seok memahami posisinya. Kondisi seperti ini sangat memukul perasaannya.

Mi Seok benar-benar memahami posisi Tae Shik. Ia pernah mengalaminya. Hanya dalam satu hari ia memiliki anak, dan tak dapat berbuat yang lain.

Ha Na bukanlah anak kandungnya, Ha Na adalah keponakannya yang ia angkat sebagai anak karena kakaknya meninggal setelah melahirkan.

Tae Shik terpana mendengar hal itu. Ia tak dapat beralasan lagi, kecuali menerima Gook So kembali. Gook So ia tempatkan di kamar tidurnya. Semua aman, kecuali saat Gook So ingin pergi ke kamar mandi.

Dan keinginannya yang tiba-tiba ingin menemui ayahnya.


Gook So turun saat semua keluarga Hwang berkumpul, dan terkejut melihat anak yang belum pernah mereka lihat. Tae Pil langsung mendekati Gook So dan mengatakan kalau ia adalah cucu mereka. Hampir saja ia dipukul kalau ia tak buru-buru mengatakan cucu dari Tae Shik.


Ayah sangat marah, memukulnya dan segera mengusir Tae Shik. Untung Tae Hee datang dan berhasil menenangkan ayah. Ayah mengijinkan Tae Shik untuk tinggal sementara waktu sampai ia mendapat rumah bagi dia dan anaknya.


Namun ayah kembali marah karena Tae Shik memaki-maki Mi Seok yang membawa Gook So menemui Ye Jin yang datang menemuinya. Padahal saat itu Mi Seok baru saja pulang dan secara kebetulan bertemu dengan Gook So yang menunggu kedatangan ayahnya.

Ayah semakin marah karena dengan egoisnya, Tae Shik meminta ibu untuk membesarkan Gook So dan ia akan menikah dengan Ye Jin. Ye Jin pasti akan mengerti kondisinya jika mereka telah menikan dan ia perlahan-lahan akan menjelaskan masalah Gook So pada Ye Jin. Ayah mulai memukuli Tae Shik lagi, dan berhenti saat ibu memukul kepalanya.

Ayah kaget menerima pukulan itu. Ibu berteriak pada ayah kalau ayah juga membuatnya kesal. Dia yang seharusnya marah mendengar permintaan itu. Saking kesal dan putus asa, ia mengatakan semua pria Hwang itu berbau.

Berbau di sini mungkin bisa diartikan menyebalkan.


Namun ayah tak perlu khawatir pada permintaan Tae Shik pada ibu agar merawat Gook So agar dapat menikah dengan Ye Jin, karena Ye Jin akhirnya mengetahui kalau Tae Shik sudah mempunyai anak.


Dan Ye Jin pun memutuskan Tae Shik dengan dua kali tamparan.


Putusnya hubungan itu menyebabkan Tae Shik putus asa, dan dalam mabuknya ia berniat untuk bunuh diri. Sebelum itu, ia menelpon Mi Seok untuk berterima kasih dan meminta maaf padanya, karena sebentar lagi Hwang Tae Shik tak ada di dunia lagi.


Mi Seok kaget, dan tahu kalau Tae Shik dalam kondisi mabuk. Ia mengulur waktu dengan tetap mengajak Tae Shik berbicara, mengorek info dimana ia berada sekarang. Mi Seok datang tepat waktu dan berhasil menyelamatkan Tae Shik.

Saat terbangun dari tidur sekaligus mabuknya, Tae Shik kaget akan tubuhnya yang tak memakai pakaian. Dan di motel pula. Jadi ketika ia melihat Mi Seok yang datang dengan membawa baju miliknya, Ia langsung menuduh Mi Seok,

“Apa yang terjadi denganku? Mi Seok, jangan katakana kalau kau melakukan itu padaku.”
Ckckck.. Mi Seok kesal sekali dengan tuduhan itu. Ia melempar baju Tae Shik yang baru saja ia keringkan, dan berteriak menyuruhnya mengingat apa yang terjadi kemarin malam. Tae Shik pun teringat kalau ia kemarin ingin bunuh diri dan diselamatkan oleh Mi Seok.


Tae Shik malu mengakui kalau Gook So adalah anaknya. Di depan rumah sakit, saat ia hendak makan siang bersama teman-temannya, ia melihat Gook So namun tak menyapa atau menggandengnya. Ia tetap berjalan bersama teman-temannya.

Namun hati nuraninya tak tega mengabaikan Gook So. Ia kembali lagi ke tempat ia bertemu Gook So tapi ternyata Gook So sudah hilang.


Gook So ternyata datang bersama Mi Seok yang menurunkan Gook So karena ia sedang mencari tempat parkir. Bersama-sama, mereka mencari Gook So yang hilang. Sampai malam mereka mencari dan akhirnya menemukan Gook So di sebuah halaman sekolah.


Sedikit banyak hilangnya Gook So menimbulkan kesadaran Tae Shik kalau ia pun mengkhawatirkan Gook So. Anaknya.

Kisah Tae Pil

Walaupun Yoo Eul menyukai ide-ide Tae Pil dan mengangkatnya menjadi manager toko, tapi ada satu masalah lagi yang harus ia hadapi. Kakak Yoo Eul alias ibu Soo Young. Ibu Soo Young meminta Tae Pil untuk mundur karena ia tak ingin hubungan keluarga mereka terganggu karena hubungan bisnis mereka.



Tae Pil mengeluarkan ide-idenya dan berjanji kalau 3 bulan usaha mereka tak berhasil, ia bersedia mundur. Ibu Soo Young sepertiya suka dengan argumentasi Tae Pil dan memberi mereka kesempatan selama 3 bulan. 
Dan mulailah mereka bekerja. Sepertinya Yoo Eul memang butuh seorang pendamping. Karena ia ceroboh, mudah melupakan sesuatu dan tak tahu apa-apa tentang promosi dan marketing toko.


Untung Tae Pil membantunya, karena acara pembukaan toko benar-benar sukses besar. Ia membawa teman-temannya, para penari hip hop, yang mengadakan pertunjukkan di depan toko menarik minat orang yang lewat.

Dan ibu Soo Young sangat puas dengan kinerja Tae Pil.

Namun dalam kehidupan pribadi, Tae Pil dan Yoo Eul sama-sama membutuhkan bantuan.

Saat Yoo Eul mengajak Tae Pil makan siang di sebuah restoran, wajahnya memucat saat melihat seseorang, dan langsung mengajaknya makan di tempat lainnya.


Di dalam lift, ia mencengkeram lengan jas Tae Pil, membuat Tae Pil iba, dan membiarkan lengannya di cengkeram Yoo Eul sampai Yoo Eul tenang.

Dan Tae Pil yang suka gonta-ganti pacar, secara tak sengaja bertemu dengan salah satu teman wanitanya. Wanita itu menempel terus pada Tae Pil, tak percaya kalau Tae Pil memiliki pacar baru.

Maka saat wanita itu datang ke tokonya, Tae Pil langsung menyambar Yoo Eul dan mengatakan kalau Yoo Eul adalah pacarnya sekarang.


Wanita itu tak percaya, karena Yoo Eul tante-tante banget. Maka Tae Pil pun membuktikan kalau ia tak main-main dengan ucapannya.


Ia menarik Yoo Eul masuk ke dalam mobil, dan meminta Yoo Eul agar berakting untuknya. Ia mencondongkan tubuh ke depan wajah Yoo Eul, menutupi arah pandang wanita itu, dan berpura-pura menciumnya.


Wanita itu melihatnya dan percaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar