Sinopsis Ojakgyo Brothers Episode 25 – 32
Kisah Tae Hee – Ja Eun
Ibu menangis
mendengar pertanyaan Ja Eun, tak mampu menjawabnya. Dan bagi Ja Eun, hal
itu sudah cukup sebagai jawaban. Masih dalam kondisi shock, Ja Eun
mengikuti ibu tirinya pergi dari rumah.
Semua anggota keluarga Hwang pulang untuk membereskan kekacauan yang dibuat oleh preman yang mengobrak-abrik rumah.
Tae Bum pulang dan bertanya pada Tae Hee tentang kejadian yang
sebenarnya. Tae Hee yang selama ini hanya terdiam, tak menjawab Tae Bum,
malah pergi menemui ibunya dan berteriak marah,
“Mengapa ibu tak menyerahkan surat kontrak itu sebelumnya, Bu? Apa mungkin Ibu serakah dan tetap ingin memiliki perkebunan ini?” |
Ayah
kaget dengan hardikan Tae Hee. Ia mencoba menenangkan Tae Hee, tapi Tae
Hee tak peduli dan kembali berteriak, “Ibu telah memberikan luka pada
Ja Eun yang tak mungkin Ibu sembuhkan!”
Ayah marah
mendengar cercaan Tae Hee, tapi Tae Hee keburu pergi keluar rumah. Tae
Bum mengejarnya, dan menemukan Tae Hee di halaman, menenangkan diri.
Tae Bum
mengatakan kalau yang baru saja Tae Hee lakukan, seperti bukan Tae Hee
yang ia kenal. Apa mungkin, apa mungkin Tae Hee menyukai Ja Eun.
Tae Hee tak
menjawab, hanya memandang Tae Bum kesal. Tersenyum melihat reaksi itu,
Tae Bum yakin kalau Tae Hee menyukai Ja Eun. Berkali-kali Tae Hee
menyangkalnya, berkali-kali pula keyakinan Tae Bum bertambah.
Saking
kesalnya, Tae Hee berkata, “Aku benar-benar tak menyukai Ja Eun.
Bagaimana aku, Hwang Tae Hee, anggota Mensa tak dapat mengetahui
perasaanku sendiri.”
Mensa adalah komunitas internasional yang berisi orang-orang yang ber-IQ ultra superior.
Tae Bum hanya
tersenyum geli mendengar sanggahan Tae Hee yang tak meyakinkan. Tak
masalah jika yang Tae Hee rasakan bukan cinta. Tapi jika perasaannya
memang sakit, dan itu membuatnya marah, maka Tae Bum menyarankan untuk
melindungi Ja Eun sampai Ja Eun tak marah lagi.
Dan itulah
yang dilakukan Tae Hee. Sepanjang malam, ia menemani Ja Eun dengan
caranya sendiri. Ia duduk di mobil menemani Ja Eun yang duduk sendiri
dan termenung di kamar ibu tirinya.
Ja Eun
sepertinya benar-benar sudah tak ingin berhubungan dengan keluarga Hwang
lagi. Ia menolak berbicara dengan Papa Hwang yang datang ke tempat kos
ibu tirinya, ia juga membuang syal yang dirajut khusus oleh Mama Hwang
untuknya.
Ja Eun juga
tak ingin berhubungan lagi dengan Tae Hee. Saat Tae Hee menemuinya dan
mencoba berbicara padanya, ia hanya mencela Tae Hee dengan sinis.
Beginikah cara kerja Hwang Tae Hee, polisi, dalam menangani kasus yang
berkaitan dengan keluarganya?
Tae Hee hanya dapat meminta maaf. Namun Ja Eun tak mau peduli, ia hampir menangis saat berkata,
Ja
Eun menyalahkan dirinya sendiri yang terlalu percaya pada Tae Hee, pria
kedua setelah ayahnya. Dulu ayahnya meninggalkannya, dan sekarang Tae
Hee mengkhianatinya. Ia meminta kalung bebek yang dulu ia berikan pada
Tae Hee dan dibuangnya ke jalan yang langsung terlindas mobil. Inilah
akhir perasaannya. Ia meminta Tae Hee untuk tak menyapanya jika mereka
kebetulan bertemu.
Tae Hee, yang
terkejut dengan ungkapan perasaan Ja Eun, hanya terdiam saat Ja Eun
pergi. Namun ia langsung mengambil kalung bebek itu dan menggenggamnya
erat.
Kata-kata Ja
Eun selalu terngiang di telinga Tae Hee, bagaimana ia menyukainya,
bagaimana ia merasa terkhianati, dan bagaimana ia tak mau mengenal Tae
Hee lagi. Ia hanya dapat menghela nafas panjang menatap kalung bebek
itu.
Tak
mengindahkan kata-kata Ja Eun, Tae Hee tetap mengikuti Ja Eun pergi. Dan
itu hal yang perlu disyukuri, karena Ja Eun seakan jadi linglung, pergi
keluar rumah tak memakai mantel, berjalan seperti anak hilang. Ia
menubruk orang, mencicipi makanan yang kemarin dimakan bersama ibu,
bahkan menjatuhkan barang dagangan orang. Untung Tae Hee berada di
belakangnya untuk membayar atau meminta maaf pada orang-orang.
Tapi Ja Eun
menyadari keberadaannya dan marah. Bukannya ia sudah menyuruhnya untuk
berhenti mengikutinya. Tae Hee tak mau, ia malah menanyakan keadaan Ja
Eun. Apakah Ja Eun sudah makan? Ia menyampirkan mantelnya ke bahu Ja
Eun, tapi Ja Eun malah membuang mantel itu. Kenapa Tae Hee masih
mengikutinya terus? Apakah ibu mengkhawatirkannya dan menyuruh Tae Hee
untuk mengawasinya?
“Karena aku mengkhawatirkanmu. Karena kupikir aku menyukaimu.” |
Ja Eun terkesima mendengar kata-kata Tae Hee. Tapi ia tetap tak ingin bertemu dengan Tae Hee. Jadi jangan ikuti dirinya lagi.
Tae Hee bukan
orang yang cepat menyerah. Ia kembali menemui Ja Eun dan bertanya,
bukannya kemarin Ja Eun mengatakan kalau menyukainya? Apakah perasaan
suka dapat dimatikan begitu saja? Perasaan itu bukanlah sesuatu yang
dapat dilupakan hanya dalam waktu semalam.
Ja Eun
menjawab kalau perasaannya memang seperti itu. Jadi jangan ikuti dan
muncul di hadapannya lagi atau ia akan pergi dari tempat kos ibu tirinya
ke suatu tempat yang tak diketahui oleh Tae Hee.
Walaupun Ja Eun merasa benci pada ibu dan tak ingin bertemu dengan Tae Hee, tapi dua orang itulah yang ia ingat saat ia mabuk.
Ja Eun kalau
mabuk lucu, deh. Saat mabuk, ia malah pergi ke rumah Hwang dan gembira
menemukan Ibu yang sedang mengangin-anginkan kemahnya. Ibu senang sekali
akan kedatangan Ja Eun, walaupun ibu tahu Ja Eun sedang mabuk.
Ja Eun
mengoceh kalau ia sangat senang tinggal di kemah ini. Di dalam kemah
ini, ia bertemu dengan salah satu anak Ibu yang mabuk dengan
mengalungkan sepatu di lehernya. Ja Eun meminta ibu untuk menebaknya.
Ibu tak dapat menebaknya, dan dengan gembira Ja Eun mengatakan kalau
pria itu adalah Tae Hee.
Ja Eun mabuk
sangatlah lucu juga sangat menyedihkan. Karena saat ia merasa lapar, ibu
langsung bersedia membuatkannya bubur seafood kesukaan Ja Eun. Ja Eun
pun menunggu sampai ketiduran.
Dengan riang,
Ibu cepat-cepat menyiapkan bubur untuk Ja Eun. Tak ia pedulikan kalau
jarinya berdarah karena tergores kulit kerang. Setelah masak, ia
tergesa-gesa keluar rumah, ingin memberikan bubur favorit Ja Eun.
Namun Ja Eun telah hilang.
Ja Eun
ternyata bangun dari tidur sekaligus dari mabuknya. Ia langsung kesal
pada dirinya sendiri. Mengapa ia terus mengingat-ingat masa-masa di
rumah keluarga Hwang. Untuk melupakannya, ia berniat untuk bekerja. Dan
tawaran kerja yang datang padanya adalah tawaran kerja dari Studio Good
Film yang dipimpin oleh Kim Jae Ha.
Kim Jae Ha
rupanya sosok yang menarik. Ia adalah wakil direktur perusahaan Good
Film dan tertarik pada karya Ja Eun yang diikutkan lomba. Karya Ja Eun
adalah cerita tentang keluarga bebek, yang salah satu karakternya adalah
bebek yang diberikan pada Tae Hee. Walaupun karya Ja Eun tak menang,
tapi ia ingin memproduksi karya Ja Eun sebagai film animasi Ia menghubungi dan menawari pekerjaan pada Ja Eun berkali-kali namun selalu Ja Eun tolak.
Selain mencari
creator dari film yang ingin diproduksi, Kim Jae Ha melakukan
pendekatan pada Tae Hee. Ia mengikuti apa yang Tae Hee kerjakan, membuat
Tae Hee jengkel. Bahkan teman sekerjanya juga memperhatikan kalau Kim
Jae Ha sepertinya lebih tertarik pada Tae Hee daripada tugasnya.
Kim Jae Ha malah membenarkan kalau sebenarnya ia menyukai Tae Hee.
Tae Hee
terkejut dengan pengakuan Kim Jae Ha yang blak-blakan, karena pengakuan
itu berarti Kim Jae Ha adalah.. gay? Tapi Kim Jae Ha sepertinya tak
mempermasalahkan. Ia malah memuji wajah Tae Hee yang mirip dengan Kang
Dong Won (1% of Anything, Jang Woochi)
Benarkah Kim
Jae Ha gay? Sepertinya tidak, karena ia sangat tertarik dengan foto ibu
Tae Hee yang diam-diam Kim Jae Ha intip. Hmm…
Tae Hee
mengajak Dong Min untuk makan malam, dan Kim Jae Ha dengan senang hati
mengikuti mereka. Namun di tengah jalan, ia menerima telepon dari Ja Eun
yang tanpa basa-basi langsung menerima pekerjaan yang ia tawarkan. Ia
kemudian meminta Ja Eun untuk bertemu sekarang juga.
Dan itu
membuat Tae Hee dan Ja Eun bertemu kembali. Begitu melihat Tae Hee, Ja
Eun langsung menolak kembali tawaran film animasi dari Kim Jae Ha.
Tae Hee
menyadari kalau penolakan Ja Eun berkaitan dengan dirinya dan cerita
bebek merupakan kisah hidup Ja Eun saat di perkebunan. Maka ia meminta
Ja Eun untuk menerima tawaran itu. Ia akan mengerjakan pekerjaannya
dengan Kim Jae He secepatnya dan Ja Eun dapat bekerja di kantor Kim Jae
Ha dengan tenang karena ia tak akan muncul lagi di kantor Good Film.
Ja Eun akhirnya menerima tawaran kerja dari Good Film. Namun bukan berarti kalau ia tak akan bertemu dengan Tae Hee lagi.
Bahkan jika
bukan karena Tae Hee, ia tak akan selamat dari penculikan rentenir yang
ingin menjadikannya sandera sampai ibu tirinya membayar hutangnya yang
sudah mencapai 80 juta won. Tae Hee yang ditelepon ibu tiri Ja Eun kalau
Ja Eun ditangkap, langsung panik dan kalap. Bersama Dong Min yang
membawa mobilnya, mereka bergegas pergi ke rumah Ja Eun.
Untung saja
Tae Hee berhasil mencegah penculikan itu. Tapi tangan dan pelipisnya
berdarah karena sempat dipukul kayu oleh tukang pukul itu.
Dan Tae Hee
merasa bersyukur tangannya terluka. Ia rela setiap hari tangannya
terluka kalau dirawat oleh Ja Eun seperti sekarang ini. Karena saat
melihat Tae Hee mengobati tangannya sendiri, tanpa banyak bicara Ja Eun
langsung membantu memakaikan perban di tangannya.
Apakah itu pertemuan terakhir mereka?
Tidak. Bahkan
ia menemukan Tae Hee duduk di tangga depan tempat kosnya. Namun kali ini
ia dapat merasakan kalau Tae Hee sedang mendapatkan masalah.
Tae Hee tampak
termangu dan kaget saat Ja Eun menyenggolnya. Ia sepertinya baru
tersadar kalau ia pergi ke tempat Ja Eun. Ia minta maaf dan langsung
pergi.
Ja Eun bertanya-tanya mengapa Tae Hee tampak seperti bukan dirinya sendiri?
Hal itu karena Tae Hee baru saja menemukan kenyataan yang sangat menampar perasaannya.
Pertama, Kim
Jae Ha adalah anak ibu kandungnya. Kedua, saat tahu kalau pembeli
perkebunan mereka adalah Good Film. Ketiga, adalah saat Kim Jae Ha
memberi tahu kalau ibunya telah meninggal.
Akhirnya Ja Eun mengetahui alasan Tae Hee tampak sedih dari Nenek.
Perkebunan
Ojakkyo itu akhirnya mendapatkan pembeli. Ja Eun segera menjual pada
pembeli pertama yang mengajukan tawaran, walaupun itu harus mengorbankan
kebun pirnya, karena pembelinya akan menghancurkan perkebunan mereka
dan menjadikannya taman hiburan dan studio film yang amat megah
Nenek, yang
tahu kalau pembeli perkebunan mereka adalah Kim Jae Ha, anak dari Kim
Hong dan bekas menantunya, tak rela bahkan sampai ia mati. Ia meminta Ja
Eun untuk membatalkan perjanjian jual beli ini dan menunggu pembeli
lain. Siapapun pembelinya boleh, asal bukan bekas menantunya.
Berdasarkan
informasi dari Tae Bum keluarga Kim Hong pulang ke Korea di awal tahun
ini. Yang tak mereka ketahui adalah ibu kandung Tae Hee telah meninggal.
Pemahaman Ja
Eun saat melihat Tae Hee duduk di tangga tempat kosnya adalah kebencian
Tae Hee yang menutupi perasaannya yang ingin bertemu dengan ibu
kandungnya.
Maka ia pergi
menemui Tae Hee yang sedang menumpahkan rasa frustasinya dengan latihan
menembak (yang diluar kebiasaan, tak tepat sasaran). Ia meminta Tae Hee
untuk menemui ibunya. Dengan beringas Tae Hee berteriak agar Ja Eun
diam. Walaupun takut, tapi Ja Eun tetap meminta hal itu lagi. Ia
mengembalikan kata-kata Tae Hee saat mengatakan kalau Tae Hee
menyukainya,
Tae Hee menangis mendengar kata-kata Ja Eun.
Apa yang lebih
menyakitkan jika kita membenci seseorang sampai tulang sumsum walaupun
sebenarnya tersimpan keinginan untuk bertemu? Ja Eun juga mengalaminya.
Ia membenci terutama Mama Hwang dan Tae Hee namun di balik itu, ia
sangat merindukan mereka. Saat Ja Eun mabuk, Mama Hwang dan Tae Hee lah
yang muncul di ingatannya.
Tapi Tae Hee
tak dapat melakukan itu. Walaupun Ja Eun menyuruhnya untuk mengakui
perasaannya pada ibu kandungnya, tapi sudah terlambat. Karena ibunya
sudah meninggal.
Dengan suara lirih, Tae Hee meminta Ja Eun untuk diam. Dan ia pun pergi meninggalkan Ja Eun.
Keluarga Hwang
tak tahu kalau ibu kandung Tae Hee sudah meninggal. Nenek yang
mendengar kalau keluarga Kim sudah datang ke Korea di awal tahun ini,
Saat tahu kalau Tae Hee mengenal Kim Jae Ha, nenek menduga kalau Tae Hee
sudah menemui ibunya tanpa seijinnya.
Tae Hee yang
perasaannya campur aduk menjadi satu, akhirnya meluapkan kemarahannya
pada nenek. Mengapa ia tak dapat menemui ibunya? Apakah aneh jika
seorang anak ingin menemui ibunya? Nenek bertanya apakah Tae Hee sudah
bertemu dengan ibunya?
Belum, tapi Tae Hee ingin sekali bertemu dengan ibunya.
Nenek melarang
Tae Hee untuk menemuinya. Tae Hee bertanya, “Mengapa? Mengapa nenek
melarangku untuk bertemu?” Tapi nenek tetap bersikeras kalau Tae Hee
tetap tak boleh menemui ibunya. Sampai ia mati.
Tae Hee marah berkata, “Kalau begitu, tak lama lagi. Nenek tak mungkin bisa hidup sampai umur 100 tahun.”
Nenek langsung menampar Tae Hee. Tae Hee tak bergeming menerima tamparan itu. Ia menangis dan melanjutkan,
Nenek menangis mendengar kabar itu, dan Tae Hee pun meninggalkan rumah
.
Sementara
itu, saat Kim Jae Ha tahu kalau perkebunan Ojakkyo adalah setting
cerita Ja Eun yang sebenarnya, ia mengajak Ja Eun untuk melihat-lihat
perkebunan itu, agar dapat mendokumentasikan tempatnya persis seperti
yang asli. Hal itu harus dilakukan segera, karena setelah
penandatanganan kontrak jual beli itu, pembangungan Taman Hiburan akan
segera dilakukan.
Ja
Eun ragu-ragu namun akhirnya menuruti ajakan bosnya. Di sana, ia malah
mengingat semua kenangan indah yang ia rasakan bersama keluarga Hwang.
Kebetulan mereka bertemu dengan Papa dan Mama Hwang yang akan pergi ke
agen real estate untuk menuntaskan penjualan tanah itu.
Ibu meminta
maaf akan perbuatannya dulu. Ia juga tak meminta Ja Eun untuk
memaafkannya.Tapi ia meminta Ja Eun agar tak membabat pohon-pohon itu.
Mereka tak bersalah padanya.
Ibu memberikan
baju hangat yang ia beli saat acara jalan-jalan mereka yang terakhir.
Ibu meminta Ja Eun agar datang padanya jika ingin makan bubur seafood
yang ia gemari. Hati Ja Eun semakin bimbang saat melihat maket taman
hiburan yang dibawa oleh Jae Ha.
Akhirnya mengumpulkan semua tekad yang ia punya, ia berkata pada calon pemilik perkebunan Ojakkyo,
“Pak, saya mengurungkan niat untuk menjual perkebunan ini.” |
Kisah Tae Bum – Soo Young
Soo Young tahu
kalau Tae Bum tetap pada pendiriannya, tak mau menerima bantuan uang
darinya. Maka ia memotong kompas dan memberikannya pada ayah. Semula
ayah tak mau, tapi akhirnnya menerima setelah didesak oleh Soo Young
yang berdalih kalau ia, sebagai menantu, tak pernah membantu sedikitpun
keluarga suaminya.
Uang itu
sebenarnya Soo Young pinjam sementara dari ibu menunggu deposito
miliknya jatuh tempo. Ia meminjam uang itu dengan membohongi ibu dengan
mengatakan sahabatnya membutuhkan uang untuk membuka toko, yang akan
segera dikembalikan.
Kebetulan ibu
bertemu dengan sahabat Soo Young dan mengetahui kalau ia tak sedang
kesulitan uang. Ibu menebak kalau uang itu digunakan untuk membantu
keluarga Tae Bum pindah rumah. Ibu langsung memarahi Soo Young yang
sekarang berani berbohong demi keluarga suami.
Kebetulan pula Tae Bum mendengar kata-kata ibu, dan rahasia Soo Young seketika itu juga terbongkar.
Padahal
hubungan Tae Bum dan Soo Young sudah hampir membaik.Tae Bum sudah mulai
mengajak Soo Young untuk berjalan-jalan dan makan siang bersama. Bahkan
reflek Tae Bum menarik dan memeluk Soo Young agar istinya terhindar dari
motor yang akan menyerempetnya.
Namun perasaan Tae Bum mungkin sudah mulai melunak, karena ia akhirnya memahami alasan Soo Young dan menerima bantuan itu.
Suatu hari Tae
Bum dan Soo Young mendapat perintah untuk melacak seorang dermawan yang
memberikan bantuan secara anonim, dan sampai sekarang tak ada yang tahu
jatidiri dermawan itu secara sebenarnya. Siapa yang mendapatkan
wawancara eksklusif dengan dermawan itu akan menjadi ketua tim yang
baru.
Dan mereka pun
bersaing, baik secara sehat, maupun tak sehat. Inilah keuntungan dan
kerugian yang didapat jika serumah dengan rekan kerja yang sedang
bersaing. Bisa mendapat informasi tambahan, tapi juga kecurian
informasi.
Namun di waktu
yang bersamaan, mereka mendapatkan lokasi dermawan itu, dan mereka
berlomba-lomba paling dulu sampai di tujuan. Apapun caranya.
Tae Bum bahkan
rela menutup pintu lift saat istrinya hendak ikut masuk lift. Soo Young
hanya meleletkan lidah dan melarikan mobilnya saat tahu Tae Bum sedang
menunggu taksi yang tak kunjung datang.
Sayangnya, Soo
Young terjebak macet dan saat ia sampai di lokasi, Tae Bum sudah
mewawancarai orang tersebut. Walaupun Tae Bum sedikit mengernyitkan
kening saat mewawancarai orang tersebut. Sangat sombong untuk ukuran
orang yang menyembunyikan jatidirinya serapat mungkin.
Soo Young
melepaskan tantrumnya dan menangis, membuat Tae Bum khawatir. Apakah Soo
Young sedih karena ia kalah? Tentu saja tidak. Soo Young berdalih kalau
ia tak sedih. Perasaan ini hanya karena hormone yang ia dapatkan sejak
hamil.
Namun ternyata
orang yang diwawancarai Tae Bum bukanlah dermawan itu. Wajah sama, tapi
jatidiri bukan. Karena orang itu adalah saudara kembarnya. Untungnya
dermawan yang sebenarnya berhasil diwawancarai oleh karyawan baru, yang
akan menjadi manajer mereka.
Manager Gong sekaligus kakak kelas Soo Young saat di universitas.
Soo Young
kaget, begitu juga Manager Gong. Mereka sangat gembira dengan pertemuan
ini, tak sadar kalau Tae Bum menatap tak senang pada mereka.
Manager Gong
ternyata menyukai Soo Young sejak saat universitas dulu. Jika ia tahu
kalau Soo Young bekerja di IBC, ia akan lebih cepat menerima tawaran
kerja dari kantor Soo Young ini. Manager Gong menunjukkan
terang-terangan perasaan sukanya pada Soo Young.
Saat karaoke, ia menyanyikan lagu cinta, dan dari arah pandangannya, lagu itu ia nyanyikan untuk Soo Young.
Hanya saja lagu cinta itu tak selesai, karena mic tiba-tiba mati.
Heheh.. ada yang cemburu, nih..
Manager Gong
terus menunjukkan perasaannya. Ia bahkan ikut serta pada acara makan
siang Tae Bum dan Soo Young, dan akhirnya seluruh anggota tim ikut makan
siang bersama mereka.
Tae Bum yang
kesal dengan Manager Gong, akhirnya mengatakan kalau ia dan Soo Young
sedang dekat. Ia menyukai Soo Young. Manager Gong pun mengatakan untung
Tae Bum mengatakan hal ini secara terbuka, karena ia dengan terbuka
mengatakan kalau iapun juga menyukai Soo Young. Sebagai gentleman, maka
persaingan mendapatkan Soo Young sekarang akan berjalan dengan adil.
Soo Young hanya senyum-senyum melihat hati Tae Bum panas. Walaupun Tae Bum berkilah kalau ia mengumumkan
hal ini karena tak suka melihat Manager Gong. Dan sebagai orang yang
tinggal serumah dengannya, ia mengingatkan Soo Young kalau tak baik
beramah-ramah dengan pria lain.
Dengan nada
puas, Soo Young berkata ia tak dapat mencegahnya kalau aura dirinya
mengesankan orang lain. Ia menenangkan Tae Bum agar tak perlu khawatir.
Sejalan dengan perutnya yang membesar, masalah ini akan langsung
selesai.
Tapi Manager
Gong sepertinya memang gentleman sejati. Ia tak segan-segan membantu
office girl mengangkat galon air minum ke dispenser, membuat rekan kerja
yang lain kagum akan kekuatan tangannya.
Entah sengaja atau tidak, Soo Young malah menyiram minyak dengan mengatakan kalau saat universitas, Manager Gong itu jago panco.
Dan minyak itu
membakar api kecemburuan Tae Bum yang mengatakan kalau hal itu adalah
hal yang biasa. Dia juga bisa. Dan pertandingan panco pun dilakukan
dengan taruhan siapa yang kalah, akan mentraktir makan siang.
Tae Bumlah yang mentraktir makan siang hari itu.
Namun
kesempatan datang pada Tae Bum untuk membuktikan dia adalah reporter
yang hebat. Salah satu informan Tae Bum bersedia diinterview untuk kasus
penggelapan pajak. Setelah melapor ke Manager Gong, ia pergi menemui
informan itu di rumahnya. Sayangnya, informan itu tak ada di rumah.
Mereka
berjanji bertemu di tempat lain. Namun perjalanannya tertunda karena ada
anak kecil yang terjebak di dalam lift yang macet. Didera rasa ingin
menolong dan harus buru-buru menemui informan itu, Tae Bum menjadi ragu.
Mulanya ia pergi meninggalkan lift dan turun melalui tangga darurat,
namun nuraninya tak dapat berkelit. Ia mengkhawatirkan anak kecil itu.
Ia segera
kembali, membuka lift dengan paksa dan berhasil menolong anak itu. Hanya
saja saat ia naik untuk keluar, tiba-tiba lift kembali bergerak, dan
itu membuatnya terjatuh dan pingsan.
Saat tersadar, ia melihat
dirinya berada di rumah sakit. Dan informan itu telah diwawancarai oleh
stasiun TV lainnya. Manager Gong memarahi Tae Bum habis-habisan. Dan
Tae Bum pun hanya dapat diam.
Ia tak
menceritakan apa yang menghalangi perjalanannya bahkan pada Soo Young
yang khawatir pada perban luka di kepalanya. Apa yang baru saja terjadi
dengan Tae Bum?
Soo Young
mendapat jawabannya keesokan hari. Seluruh rekan kerjanya menyelamati
Tae Bum yang bertindak sebagai pahlawan, menyelamatkan anak kecil di
dalam lift. Ayah anak itu mengucapkan terima kasih di message board
website mereka, dan sekarang Tae Bum menjadi top search di internet.
Hal itu
membuat image TV mereka menjadi hebat, karena reporter mereka memilih
melepaskan berita panas untuk menyelamatkan seorang anak, tanpa
meninggalkan nama. Dan sebagai ganjarannya, Tae Bum akan mendamping
Manager Gong untuk menjadi pemandu acara “Start Together”.
Tae
Bum sangat gembira. Menjadi pembawa berita adalah impiannya. Soo Young
pun juga ikut bahagia. Ia tak menyangka kalau Tae Bum bertindak seperti
itu. Apa yang merubah Tae Bum?
Yang merubah
Tae Bum adalah orang yang selalu makan banyak. Orang itu tak pernah
berhenti bicara padanya, mengatakan ingin menjadi reporter seperti apa
Tae Bum nantinya? Soo Young tersenyum mendengar kata-kata yang memuji
dirinya.
Ia
mengecup Tae Bum, mengatakan kalau itu adalah hadiah bagi Tae Bum. Tapi
Tae Bum menarik Soo Young, meminta hadiah yang lebih banyak lagi.
Well, keadaan sepertinya membaik bagi Tae Bum dan Soo Young.
Sepertinya..
Karena saat mereka berdua saling melempar senyum dalam lift, lift terbuka dan seseorang muncul di hadapan mereka.
Hye Ryung. Cinta pertama.
Dum dum dum..
Kisah Tae Shik
Tae Pil
berjanji tak akan memberitahukan ayah dan ibu tentang keberadaan Gook
So. Bahkan ia membantu menjaga Gook So saat Tae Shik pergi ke kantor.
Karena saat itu adalah hari pertamanya bekerja di toko, ia akhirnya
membawanya pergi bekerja. Yoo Eul mengijinkan Gook So menunggu di dalam
toko, bahkan ia membawakan es krim untuknya.
Tapi Mi Seok
tak mengijinkan Gook So untuk tinggal di rumahnya lebih lama lagi.
Bukannya ia tak menyukai Gook So, tapi ia merasa Tae Shik semakin jarang
mengunjungi Gook So. Padahal Gook So datang ke Korea untuk menemui
ayahnya.
Tae Shik mencoba Mi Seok memahami posisinya. Kondisi seperti ini sangat memukul perasaannya.
Mi Seok
benar-benar memahami posisi Tae Shik. Ia pernah mengalaminya. Hanya
dalam satu hari ia memiliki anak, dan tak dapat berbuat yang lain.
Ha Na bukanlah
anak kandungnya, Ha Na adalah keponakannya yang ia angkat sebagai anak
karena kakaknya meninggal setelah melahirkan.
Tae Shik
terpana mendengar hal itu. Ia tak dapat beralasan lagi, kecuali menerima
Gook So kembali. Gook So ia tempatkan di kamar tidurnya. Semua aman,
kecuali saat Gook So ingin pergi ke kamar mandi.
Dan keinginannya yang tiba-tiba ingin menemui ayahnya.
Gook So turun
saat semua keluarga Hwang berkumpul, dan terkejut melihat anak yang
belum pernah mereka lihat. Tae Pil langsung mendekati Gook So dan
mengatakan kalau ia adalah cucu mereka. Hampir saja ia dipukul kalau ia
tak buru-buru mengatakan cucu dari Tae Shik.
Ayah sangat
marah, memukulnya dan segera mengusir Tae Shik. Untung Tae Hee datang
dan berhasil menenangkan ayah. Ayah mengijinkan Tae Shik untuk tinggal
sementara waktu sampai ia mendapat rumah bagi dia dan anaknya.
Namun ayah
kembali marah karena Tae Shik memaki-maki Mi Seok yang membawa Gook So
menemui Ye Jin yang datang menemuinya. Padahal saat itu Mi Seok baru
saja pulang dan secara kebetulan bertemu dengan Gook So yang menunggu
kedatangan ayahnya.
Ayah semakin
marah karena dengan egoisnya, Tae Shik meminta ibu untuk membesarkan
Gook So dan ia akan menikah dengan Ye Jin. Ye Jin pasti akan mengerti
kondisinya jika mereka telah menikan dan ia perlahan-lahan akan
menjelaskan masalah Gook So pada Ye Jin. Ayah mulai memukuli Tae Shik
lagi, dan berhenti saat ibu memukul kepalanya.
Ayah kaget
menerima pukulan itu. Ibu berteriak pada ayah kalau ayah juga membuatnya
kesal. Dia yang seharusnya marah mendengar permintaan itu. Saking kesal
dan putus asa, ia mengatakan semua pria Hwang itu berbau.
Berbau di sini mungkin bisa diartikan menyebalkan.
Namun ayah tak
perlu khawatir pada permintaan Tae Shik pada ibu agar merawat Gook So
agar dapat menikah dengan Ye Jin, karena Ye Jin akhirnya mengetahui
kalau Tae Shik sudah mempunyai anak.
Dan Ye Jin pun memutuskan Tae Shik dengan dua kali tamparan.
Putusnya
hubungan itu menyebabkan Tae Shik putus asa, dan dalam mabuknya ia
berniat untuk bunuh diri. Sebelum itu, ia menelpon Mi Seok untuk
berterima kasih dan meminta maaf padanya, karena sebentar lagi Hwang Tae
Shik tak ada di dunia lagi.
Mi Seok kaget,
dan tahu kalau Tae Shik dalam kondisi mabuk. Ia mengulur waktu dengan
tetap mengajak Tae Shik berbicara, mengorek info dimana ia berada
sekarang. Mi Seok datang tepat waktu dan berhasil menyelamatkan Tae
Shik.
Saat terbangun
dari tidur sekaligus mabuknya, Tae Shik kaget akan tubuhnya yang tak
memakai pakaian. Dan di motel pula. Jadi ketika ia melihat Mi Seok yang
datang dengan membawa baju miliknya, Ia langsung menuduh Mi Seok,
“Apa yang terjadi denganku? Mi Seok, jangan katakana kalau kau melakukan itu padaku.” |
Ckckck..
Mi Seok kesal sekali dengan tuduhan itu. Ia melempar baju Tae Shik yang
baru saja ia keringkan, dan berteriak menyuruhnya mengingat apa yang
terjadi kemarin malam. Tae Shik pun teringat kalau ia kemarin ingin
bunuh diri dan diselamatkan oleh Mi Seok.
Tae Shik malu
mengakui kalau Gook So adalah anaknya. Di depan rumah sakit, saat ia
hendak makan siang bersama teman-temannya, ia melihat Gook So namun tak
menyapa atau menggandengnya. Ia tetap berjalan bersama teman-temannya.
Namun hati
nuraninya tak tega mengabaikan Gook So. Ia kembali lagi ke tempat ia
bertemu Gook So tapi ternyata Gook So sudah hilang.
Gook So
ternyata datang bersama Mi Seok yang menurunkan Gook So karena ia sedang
mencari tempat parkir. Bersama-sama, mereka mencari Gook So yang
hilang. Sampai malam mereka mencari dan akhirnya menemukan Gook So di
sebuah halaman sekolah.
Sedikit banyak hilangnya Gook So menimbulkan kesadaran Tae Shik kalau ia pun mengkhawatirkan Gook So. Anaknya.
Kisah Tae Pil
Walaupun
Yoo Eul menyukai ide-ide Tae Pil dan mengangkatnya menjadi manager
toko, tapi ada satu masalah lagi yang harus ia hadapi. Kakak Yoo Eul
alias ibu Soo Young. Ibu Soo Young meminta Tae Pil untuk mundur karena
ia tak ingin hubungan keluarga mereka terganggu karena hubungan bisnis
mereka.
Tae Pil
mengeluarkan ide-idenya dan berjanji kalau 3 bulan usaha mereka tak
berhasil, ia bersedia mundur. Ibu Soo Young sepertiya suka dengan
argumentasi Tae Pil dan memberi mereka kesempatan selama 3 bulan.
Dan
mulailah mereka bekerja. Sepertinya Yoo Eul memang butuh seorang
pendamping. Karena ia ceroboh, mudah melupakan sesuatu dan tak tahu
apa-apa tentang promosi dan marketing toko.
Untung Tae Pil
membantunya, karena acara pembukaan toko benar-benar sukses besar. Ia
membawa teman-temannya, para penari hip hop, yang mengadakan
pertunjukkan di depan toko menarik minat orang yang lewat.
Dan ibu Soo Young sangat puas dengan kinerja Tae Pil.
Namun dalam kehidupan pribadi, Tae Pil dan Yoo Eul sama-sama membutuhkan bantuan.
Saat
Yoo Eul mengajak Tae Pil makan siang di sebuah restoran, wajahnya
memucat saat melihat seseorang, dan langsung mengajaknya makan di tempat
lainnya.
Di dalam lift,
ia mencengkeram lengan jas Tae Pil, membuat Tae Pil iba, dan membiarkan
lengannya di cengkeram Yoo Eul sampai Yoo Eul tenang.
Dan Tae Pil
yang suka gonta-ganti pacar, secara tak sengaja bertemu dengan salah
satu teman wanitanya. Wanita itu menempel terus pada Tae Pil, tak
percaya kalau Tae Pil memiliki pacar baru.
Maka saat
wanita itu datang ke tokonya, Tae Pil langsung menyambar Yoo Eul dan
mengatakan kalau Yoo Eul adalah pacarnya sekarang.
Wanita itu tak percaya, karena Yoo Eul tante-tante banget. Maka Tae Pil pun membuktikan kalau ia tak main-main dengan ucapannya.
Ia menarik Yoo
Eul masuk ke dalam mobil, dan meminta Yoo Eul agar berakting untuknya.
Ia mencondongkan tubuh ke depan wajah Yoo Eul, menutupi arah pandang
wanita itu, dan berpura-pura menciumnya.
Wanita itu melihatnya dan percaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar