Sinopsis Mini Ojakgyo Brothers Episode 38 – 46
Kisah Tae Bum – Soo Young
Agar Soo 
Young tak semakin cemburu, Tae Bum akhirnya memutuskan untuk mundur dari
 program Start Together. Tapi selain rasa tak aman Soo Young karena 
kehadiran Hye Ryeong , pertanyaan ibu terus terngiang di telinganya.
Apakah Tae Bum mencintainya?
Dan betapa 
hancur hatinya saat Tae Bum tak dapat menjawab pertanyaan itu. Benarkah 
Tae Bum pantas menjadi suaminya? Ia tak pernah menanyakan kabar bayi 
mereka, apakah ia sudah mulai menendang, bagaimana suara detak 
jantungnya. Ia juga tak pernah memperhatikan dirinya, apakah ia ngidam 
sesuatu?Bahkan mereka juga belum punya nama panggilan bagi bayinya. 
Lebih baik mereka berpisah daripada tetap mempertahankan pernikahan yang seperti ini.
Namun mereka 
tak boleh bercerai untuk satu bulan ke depan. Itu perintah dari Bapak 
Kepala Bagian Penyiaran. Kabar pernikahan rahasia mereka telah tersebar 
di kantor dan masyarakat, sehingga perusahaan memutuskan untuk 
mempersiapkan interview resmi untuk mengumumkan pernikahan mereka. 
Cerai? Nanti dulu. Yang penting citra stasiun televisi mereka 
terselamatkan.
Walaupun 
Manager Gong kaget akan kabar pernikahan itu, tapi yang paling shock 
adalah Hye Ryung. Sejak mendengar pengakuan Tae Bum kalau ia adalah 
suami Soo Young, ia tak masuk kantor lagi. Manager Gong khawatir anak 
buahnya menghilang tanpa kabar maka ia mengajak Soo Young untuk pergi ke
 rumah Hye Ryeong.
Dan ternyata di sana, mereka melihat Tae Bum turun dari taksi dan sama seperti mereka juga khawatir akan hilangnya Hye Ryeong.
Sia-sia Tae 
Bum menjelaskan kedatangannya karena ada seseorang yang meneleponnya 
karena menemukan seorang wanita -yaitu Hye Ryung- pingsan, dan ia 
menelepon orang terakhir yang ditelepon wanita itu. 
Walaupun ia 
belum merasakan cinta pada Soo Young, tapi ia sudah memutuskan untuk 
menjadi suami yang baik. Ia menangis saat melihat foto usg bayi mereka. 
Ia merasa senang, saat menimang boneka bayi, terasa seperti memeluk 
anaknya sendiri. Bahkan ia telah memiliki nama panggilan bagi bayi 
mereka, Cha Gom. 
Soo Young tak mau mendengar lagi. Ia menyuruh Tae Bum untuk mengemasi barang-barangnya dan mereka berpisah saat ini juga.
Namun 
sepertinya Cha Gom berkehendak lain. Kandungan Soo Young tiba-tiba 
berkontraksi hebat, hingga Soo Young merasa sakit luar biasa. Reflek ia 
menelepon Tae Bum, mengeluh kesakitan. Tae Bum pun langsung pergi ke 
tempat Soo Young berada dan membawanya ke rumah sakit.
Ternyata 
kandungan Soo Young tidak dalam masalah, Soo Young hanya perlu 
beristirahat. Untuk sementara waktu Soo Young harus menginap di rumah 
sakit. 
Dan Soo Young 
melihat betapa Tae Bum selalu menjaganya setiap saat, menjadi suami 
siaga, membuatnya berpikir ulang. Apalagi saat Tae Bum mengira ia telah 
tidur, Tae Bum berbicara dengan Cha Gom yang ada di kandungannya. 
Tae Bum 
meminta maaf pada Cha Gom karena mulanya ia ragu menerima kedatangan Cha
 Gom. Tapi sekarang ia merasakan cinta padanya, cinta pada ibunya. 
Dengan mata terpejam, Soo Young tak sanggup untuk tak meneteskan air 
mata.
Waktu untuk 
periksa kehamilan telah tiba. Dokter memberitahu mereka kalau kandungan 
Soo Young sudah tak mengalami masalah lagi, dan ia diperbolehkan pulang.
Kisah Tae Pil
Setelah ciuman
 di depan teman lama Yoo Eul, Yoo Eul sangat gelisah. Ia salah tingkah 
saat berada di dekat Tae Pil. Namun Tae Pil punya pikiran lain.
Ia mengajak 
Yoo Eul pergi minum di sebuah restoran. Di sana ia memainkan piano, 
menyanyikan lagu cinta, dan semua pengunjung menggenggam bunga mawar dan
 bersiap memberikannya pada Yoo Eul.
Aww… romantisnya.
Tidak.
Karena Yoo Eul
 yang tak siap menghadapi hal itu langsung kabur. Tae Pil mengejarnya 
dan mengatakan kalau ia menyukai Yoo Eul. Tapi Yoo Eul menegaskan kalau 
hubungan mereka adalah bos dan pegawai. Tak kurang dan tak lebih. Jika 
Tae Pil ingin lebih dari itu, maka saat ini juga ia dipecat.
Tae Pil tak percaya. Bukan karena ia telah dipecat. Tapi karena ia telah ditolak. Dia, Tae Pil, ditolak?
Maka beberapa 
hari kemudian ia masuk kantor dan mengatakan kalau ia akan tetap bekerja
 di toko Yoo Eul. Ia akan melupakan perasaannya. Ia telah berjanji pada 
ibu Soo Young untuk bekerja dan membuktikan dirinya selama 3 bulan ini. 
Walaupun enggan, Yoo Eul pun menerima Tae Pil kembali karena ia juga membutuhkan keahlian Tae Pil. 
Tapi sikap Tae
 Pil yang membuat Yoo Eul penasaran. Sikapnya kembali biasa saja. Bahkan
 ia mulai menemui teman wanitanya membuat Yoo Eul cemburu. Dan Tae Pil 
pun mengetahui kecemburuan Yoo Eul, yang menegaskan kalau sebenarnya Yoo
 Eul memiliki perasaan padanya.
Suatu hari 
mantan suami Yoo Eul datang untuk mengunjungi toko. Tae Pil melihat 
kalau Yoo Eul masih menyimpan penyesalan. Perceraiannya dikarenakan 
kesalahan suaminya, dan ia merasa bersalah karena tak dapat melihat 
pribadi suaminya yang sebenarnya.
Tae Pil 
menyuruh Yoo Eul untuk berhenti merasa bersalah. Bukankah dulu ia adalah
 wanita yang memberi tendangan samping padanya saat pertama kali 
berjumpa? Kemana wanita itu?
Ia mengajak 
Yoo Eul untuk menemui mantan suaminya. Yoo Eul pun menguatkan diri 
menemuinya. Ia berhasil menyuruh mantan suaminya untuk meminta maaf 
padanya (atau kalau tidak Yoo Eul akan memukul mantan suaminya dengan 
tongkat golf). Pernikahan mereka bukan karena kesalahan Yoo Eul, 
melainkan karena perselingkuhan mantan suaminya.
Setelah 
menyelesaikan masalah dengan mantan suaminya, hubungan mereka sekarang 
terasa semakin dekat. Walaupun secara formal hubungan mereka tetap 
hubungan atasan dan bawahan.
Tae Pil 
sekarang berani mengajak Yoo Eul untuk nonton bioskop di hari libur 
mereka. Yoo Eul senang karena Tae Pil masih ingat aktor favoritnya dan 
mengajaknya nonton film aktor tersebut. Saat menunggu masuk, mereka 
bertemu dengan Tae Shik dan Mi Seok. 
Dengan gugup 
Yoo Eul menegaskan kalau hubungan mereka hanyalah hubungan atasan dan 
bawahan, tak lebih dari itu. Tae Pil tersenyum mendengar kata-kata Yoo 
Eul yang malah membuat orang curiga.
Kisah Tae shik
Gook Soo 
ternyata sangatlah pintar. Saat ujian penerimaan masuk, hasil ujiannya 
menunjukkan nilai sempurna semua, 100. Hal ini membuat Tae Shik sangat 
gembira. Perlahan-lahan kasih sayangnya tumbuh dan bertambah besar pada 
Gook Soo. 
Setelah keluar
 dari pekerjaan di rumah sakit, ia belum mendapat pekerjaan yang layak. 
Ia bersedia kerja serabutan dan akhirnya ia menemukan pekerjaan tetap 
sebagai pelayan di restoran Mi Seok.
Secara tak 
sengaja ayah melihatnya bekerja serabutan sebagai supir tembakan, dan 
akhirnya tahu kalau anaknya telah tak bekerja lagi di rumah sakit. Ayah 
merahasiakan pengetahuannya ini pada siapapun termasuk Tae Shik sendiri.
 
Ia mengajak 
Tae Shik minum dan memuji semua tindakan yang dilakukannya selama ini. 
Berani menerima Gook Soo secepat ini, yang ayahpun belum tentu sanggup 
melakukannya. Ia memuji kalau Tae Shik sudah dewasa. 
Hubungannya 
dengan Mi Seok pun bertambah dekat. Sejak mereka menyekolahkan anak 
mereka di sekolah yang sama, mereka mengikuti aktivitas POMG 
bersama-sama. 
Mereka sudah pergi nonton film di bioskop dan bergandengan tangan, yang tak sengaja terpergok oleh Tae Pil yang juga ke bioskop dengan bosnya.
Mereka sudah pergi nonton film di bioskop dan bergandengan tangan, yang tak sengaja terpergok oleh Tae Pil yang juga ke bioskop dengan bosnya.
Namun sebelum 
masuk bioskop, Tae Shik menerima telepon dari Ye Jin yang memintanya 
bertemu. Hal ini membuat Tae Shik tak dapat konsentrasi pada film yang 
mereka tonton. Mi Seok pun mengetahuinya. Apalagi setelah film selesai, 
Tae Shik minta maaf dan langsung meninggalkan Mi Seok pergi.
Ternyata Ye 
Jin bertemu untuk minta maaf. Ia menyesal dan mengerti kalau bukan 
kesalahan Tae Shik yang juga tak tahu akan kehadiran Gook Soo selama 
ini. Ia ingin memulai hubungannya kembali dengan Tae Shik. Tapi apakah 
Tae Shik berencana untuk tetap membesarkan Gook Soo? Karena ia merasa 
tak mampu untuk membesarkan Gook Soo. Bagaimanapun juga ia tak dapat 
merawat Gook Soo.
Kisah Tae Hee dan Ja Eun
Hubungan Tae 
Hee dan Ja Eun semakin dekat. Mereka saling memberi dukungan saat yang 
lain sedang memiliki masalah. Ja Eun mendampingi Tae Hee saat Tae Hee 
merasa terluka dan menyesal karena ibu kandungnya. Ja Eun yang 
menemaninya saat Tae Hee merasa sendiri dan tak dapat menceritakan 
perasaannya pada siapapun apalagi pada keluarganya.
Tae Hee dan Ja Eun merasa bahagia dengan hubungan mereka saat ini.
Tapi Nenek dan
 Ibu tak mengetahuinya. Hal ini menimbulkan masalah karena usia Tae Hee 
semakin dewasa. Tae Hee sudah berumur 30 tahun, sudah saatnya untuk 
menikah. Maka mereka merencanakan untuk mengirim Tae Hee ke matseon 
(pertemuan/kencan yang diatur oleh orang tua).
Ja Eun kesal 
karena Tae Hee tak menolak keinginanan Nenek (walaupun sebenarnya Tae 
Hee juga tak mengiyakannya). Kenapa ia tak mengatakan kalau ia sudah 
punya pacar? Tae Hee tak mau mengatakan itu karena nanti Nenek akan 
menyuruhnya segera menikah. Ja Eun bertambah kesal, karena hal ini 
berarti Tae Hee tak mau menikahinya. Apakah memang seperti itu? 
Tae Hee mengatakan kalau ia ingin menikahi Ja Eun. Namun karena Ja Eun yang masih muda mungkin Ja Eun merasa terbebani jika harus menikah sekarang. Tapi jika Ja Eun setuju, ia akan memperkenalkannya pada keluarga Hwang dalam waktu dekat. Ja Eun menyetujuinya dengan gembira.
Tae Hee mengatakan kalau ia ingin menikahi Ja Eun. Namun karena Ja Eun yang masih muda mungkin Ja Eun merasa terbebani jika harus menikah sekarang. Tapi jika Ja Eun setuju, ia akan memperkenalkannya pada keluarga Hwang dalam waktu dekat. Ja Eun menyetujuinya dengan gembira.
Saat melihat ada 
berita tentang tertangkapnya orang yang menabrak lari dari sebuah 
kecelakaan, meningkatkan keinginan Tae Hee untuk menyelidiki kasus 
meninggalnya ayah kandungnya. Menurut ayah, ayah kandung Tae Hee 
meninggal karena tabrak lari dan sampai sekarang pelakunya tak dapat 
ditemukan.
Maka ia mulai 
menyelidiki kasus yang terjadi 26 tahun yang lalu. Dan itu 
mengantarkannya pada polisi yang menyelidiki kasusnya. Tapi polisi itu 
telah pensiun.
Polisi itu, 
Bong Man, kemudian menghubungi Tae Hee. Tapi Tae Hee sedang tak ada di 
kamar dan kebetulan ayah yang mengangkatnya. Ia kemudian menemui Bong 
Man dan menemukan kalau pemilik mobil yang menabrak lari itu adalah Baek
  In Ho. Ayah sangat terkejut mendengarnya dan meminta Bong Man untuk tak menceritakan hal ini pada Tae Hee. 
Jae Ha yang 
ikut membantu Tae Hee menyelidiki. Mereka bertemu dengan Bong Man yang 
kemudian menyerahkan daftar tersangka kasus tabrak lari itu pada Jae Ha.
 Jae Ha yang melihat nama ayah Ja Eun di daftar itu, memutuskan untuk 
menyembunyikan daftar itu dari Tae Hee. Ia mengatakan kalau daftar itu 
tak sengaja hilang, sehingga Tae Hee marah padanya.
Seluruh 
keluarga Hwang terkejut melihat gadis yang dibawa Tae Hee menemuinya 
adalah Ja Eun. Nenek dan Ibu gembira sekali mengetahuinya. Namun ayah 
tak suka mendengarnya, membuat Ja Eun khawatir.
Ibu kembali 
terkejut mendengar Ja Eun, gadis yang sudah ia anggap anak sendiri, 
adalah putri dari orang yang menabrak kakak iparnya. Ia tak dapat 
membenci Ja Eun dan takut kalau Ja Eun akan semakin terluka dengan 
berita itu. 
Ayah ingin 
memisahkan Tae Hee dan Ja Eun. Namun bagaimana mungkin ibu dapat 
menyetujui keputusan ayah? Tae Hee, atas saran Ja Eun, memberikan hadiah
 tas untuk ulang tahunnya yang sebentar lagi akan datang. 
Dan di 
dalamnya Ja Eun memberikan seperangkat perawatan kulit. Ja Eun melihat 
ibu hanya menggunakan barang-barang sample perawatan kulit untuk 
menghemat pengeluaran. Ja Eun pun berjanji seumur hidup akan menyediakan
 produk perawatan kulit bagi ibu, karena Ja Eun senang mengetahui ibu 
sudah menganggapnya sebagai anak. Ia telah memaafkan ibu dan berterima 
kasih atas kasih sayangnya selama ini.
Ayah sendiri telah mengatakan kalau Ja Eun bukan calon yang tepat untuk Tae Hee. Tae Hee adalah anak yang hebat. Walaupun Ja Eun pintar dan cantik, tapi Ja Eun yatim piatu masih muda dan belum memiliki pekerjaan tetap sehingga bagi Ayah, Ja Eun masih belum sepadan dengan Ja Eun.
Ibu marah pada
 ayah karena berkata seperti itu pada Ja Eun. Ia minta ayah untuk tak 
memisahkan mereka. Ia akan berusaha untuk menunda rencana pernikahan 
mereka selama mungkin, tapi jangan pisahkan mereka. Selama ini ia tak 
pernah meminta, jadi dengarkanlah permintaannya kali ini. Jika ayah 
masih berkeras, maka ia akan meminta cerai darinya. 
Ayah pun 
mendapat jawaban dari Ja Eun. Ja Eun yang sedang mempersiapkan sup ulang
 tahun untuk ibu mengatakan pada ayah kalau ia akan berusaha agar 
sepadan dengan Tae Hee. Ia akan menunggu hingga ia dewasa, mungkin 3 
tahun lagi. Dan ia akan berusaha bekerja keras untuk mewujudkan 
cita-citanya sebagai animator. Sedangkan untuk masalah yatim piatu, ia 
tak dapat berbuat banyak.
Ayah kemudian 
menemui ibu dan membertahukan keputusannya. Ayah memutuskan untuk 
menuruti permintaan ibu. Mereka akan menutupi kejadian 26 tahun yang 
lalu.
Sinopsis Ojakkyo Brothers Episode 47
Keputusan yang
 ayah buat itu membuat hati ayah remuk. Ia pergi ke gudang untuk 
menumpahkan perasaannya. Ayah tak sanggup menahan tangis, teringat nasib
 tragis adiknya yang telah meninggal. 
Ibu yang 
diam-diam mengikuti ayah, melihat betapa berat beban yang harus ayah 
bawa. Mengetahui siapa pembunuh adiknya dan malah harus memberi restu 
anaknya untuk menikah dengan putri pembunuh itu. 
Ibu pergi 
menemui nenek yang sedang bersiap untuk tidur. Sambil lalu, Ibu 
menyarankan agar pernikahan Tae Hee dan Ja Eun ditunda karena mereka 
baru saja pacaran. 
Nenek tak suka
 dengan ide Ibu karena walaupun baru saja pacaran, Tae Hee dan Ja Eun 
sudah bergaul lama karena tinggal serumah. Apalagi usianya sudah 81 
tahun, ia takut tak sempat menyaksikan Tae Hee menikah. Jika hal itu 
terjadi, bagaimana mungkin ia dapat bertemu dengan ayah kandung Tae Hee?
 
Ibu memastikan
 kalau Nenek masih berumur panjang. Ia beralasan kalau Tae Shik belum 
menikah, dan karena Tae Bum menikah karena Soo Young sudah 
hamil,terpaksa Tae Shik dilangkahi. Tapi karena Tae Hee tak harus 
buru-buru menikah, lebih baik membiarkan Tae Shik menikah dulu.Ia akan 
meminta Tae Shik untuk buru-buru menikah agar adiknya, Tae Hee, juga 
dapat menikah.
Nenek tak menjawab, hanya berdehem keras menandakan ia tetap tak suka dengan ide Ibu.
Ibu menemui 
ayah di kamar dan memastikan kalau Nenek mengetahui kalau ia ingin Tae 
Shik menikah dulu baru Tae Hee. Ibu meminta maaf karena ayah harus 
memenuhi permintaannya dan berterima kasih atas pengertiannya.
Tae Shik yang 
baru saja pulang dihadang oleh Tae Pil yang menggoda kakaknya yang baru 
saja pulang kencan dengan Mi Seok. Ia baru tahu kalau Mi Seok dan Tae 
Shik sekarang pacaran. Dengan alasan lelah, Tae Shik tak ingin 
membicarakan hal itu sekarang. Tae Pil langsung menggoda lagi kalau Tae 
Shik pasti lelah, karena pacaran di usia Tae Hee yang sekarang 
membutuhkan tenaga lebih banyak.
Tae Shik kesal
 digoda seperti itu, karena ia tak selemah itu. Ia masuk kamar namun 
masih terdengar suara Tae Pil agar menjaga Mi Seok karena ia suka kalau 
Mi Seok menjadi kakak iparnya.
Di kamar, Gook
 Soo sudah tertidur pulas. Di meja, ada buku catatan Gook Soo yang belum
 sempat dibereskan dan Tae Shik membacanya,
| “Hari ini ayah terlambat lagi. Aku ingin cepat tumbuh besar dan menjadi sukses agar dapat membantu Ayah. Aku juga ingin membantu nenek buyut, nenek, dan kakek karena merekalah yang ayah lahir.” | 
Tae Shik 
sangat terkesan dengan tulisan Gook Soo. Ia juga teringat pada kata-kata
 Ye Jin yang ingin kembali padanya namun ia tak sanggup untuk 
membesarkan Gook Soo. Tae Shik kemudian menulis di bawah tulisan Gook 
Soo,
| “Gook Soo, kelahiranmu ke dunia ini adalah sebuah anugerah bagi ayah. Aku menyayangimu, Nak.” | 
Dan ada hal lain yang harus ia lakukan sebelum malam berganti. Tae Shik mengetuk rumah Mi Seok ingin mengajaknya bicara. Tapi Mi Seok tak mau. Dengan muka masam, ia malah mematikan lampu rumah dan langsung masuk kamar, meninggalkan Tae Shik di depan.
Tae Bum 
mengantarkan Soo Young pulang dari rumah sakit. Sesampainya di depan 
rumah, Tae Bum menyuruh Soo Young untuk segera masuk ke rumah dan 
beristirahat. Jika ada yang Soo Young butuhkan, ia hanya perlu 
meneleponnya. 
Soo Young 
mengiyakan, tapi ia tetap belum beranjak dari tempatnya berdiri. Ia 
meminta Tae Bum untuk pergi terlebih dahulu. Tapi Tae Bum sepertinya 
enggan untuk pergi. Ia terdiam cukup lama memandang Soo Young tapi 
akhirnya berbalik memunggungi Soo Young. Namun tak segera pergi. 
Begitu pula dengan Soo Young. Ia seakan enggan meninggalkan tempat itu. 
Mendadak Soo 
Young berbalik dan berteriak pada Tae Bum, “Katanya kau mencintaiku. 
Jadi mengapa kau memohon padaku hanya dua kali saja? Setelah membuat 
hatiku sakit sekian lama, bukankah seharusnya kau memohon-mohon padaku 
sepuluh atau dua puluh kali lebih banyak? Kalau kau melakukan itu, aku 
dapat berpura-pura kalah dan menerimamu kembali. Katanya kau ingin 
membuktikan cintamu padaku, apakah hanya seperti ini perasaanmu padaku?”
Tae Bum pun 
berlari menghampiri Soo Young, “Bolehkah aku memohon padamu? Aku ingin 
memintamu untuk tetap disampingku, tapi aku takut hal itu malah 
membebanimu. Bolehkah aku tetap berada disampingmu?
| Soo Young : “Jangan pergi, tetaplah di samping Cha Gom..” | 
| 
“Aku mencintaimu.”  
“Aku mencintaimu.” | 
Normal? Tentu tidak. Karena walaupun sudah menikah dan hampir mempunyai anak, mereka belum pernah menjalani malam pertama. Sama seperti ciuman pertama Ja Eun dan Tae Hee, malam pertama Tae Bum – Soo Young pun semuanya serba salah.
Upss! Tae Bum mendahuluinya dan ia sedang berganti baju.
Tak berani melihat suaminya, Soo Young buru-buru menutup pintu.
Tae Bum pun 
lega dan mulai melepas baju, namun tiba-tiba pintu terbuka lagi dan 
kepala Soo Young muncul di balik pintu hanya untuk berkata,
Setelah berganti piyama, Tae Bum merapikan diri di kamar belajar dan mulai berolah raga.
Soo Young pun 
berganti baju di dalam kamar dan menunggu Tae Bum. Mau duduk, salah. 
Berbaring, salah. Maka ia mencoba gerakan yang mengundang..
Dan Tae Bum pun masuk dan melihatnya. 
Soo Young langsung menegakkan badannya, salah tingkah.
Aww… piyamanya matching banget!
Tae Bum 
membawa bantal tidurnya dan duduk di ujung tempat tidur dengan canggung.
 Untuk mengurangi kecanggunggan mereka, Soo Young bergeser  memberi tempat Tae Bum untuk berbaring.
Tueettt!!
Tae Bum 
terlonjak kaget, dan tertawa, mendengar kentut Soo Young untuk yang 
kesekian kalinya. Soo Young menolak tuduhan itu dan bersembunyi di dalam
 selimut. Tae Bum menenangkan Soo Young, ia mengerti kalau wanita hamil 
sulit mengendalikan kentutnya. Soo Young tetap menyangkalnya dan ia 
muncul dari selimut membawa mainan bayi dan membunyikannya. Tueettt!!
Tertawa 
mendengar suara itu, lega merasa semuanya masalah telah berakhir. Tae 
Bum memeluk Soo Young dan mengatakan betapa senangnya ia bisa memeluk 
Soo Young lagi. Soo Young ingin tahu apa sebenarnya arti dari Cha Gom 
(Beruang Cha). 
Tae Bum pun 
menjelaskan kalau Cha Gom adalah singkatan dari ‘Cha Soo Young, gomahwa’
 (Cha Soo Young, terima kasih). Soo Young tersenyum dan mengatakan kalau
 nama panggilannya seharusnya Hwang Sa.
Artinya?
Sambil tersenyum, Soo Young malu-malu menjawabnya, “Hwang Tae Bum, Saranghae”
Aww.. so cute!
Tae Bum 
tersenyum lebar kemudian berkata kalau ia punya sesuatu untuk Soo Young.
 Ia mengacungkan tangan kirinya. Di jari manis dan kelingkingnya 
terselip dua cincin. Ia melepas cincin di kelingking dan menyelipkannya 
di jari manis Soo Young. Ia bertanya, apakah sekarang saatnya untuk 
mendaftarkan pernikahan mereka? Soo Young terkejut, apakah Tae Bum 
sedang melamarnya?
Dengan mata 
berbinar-binar, Tae Bum mengangguk dan mencium Soo Young di kening 
“Terima kasih telah menikah denganku”, di pipi “Terima kasih telah 
menghadiahkan Cha Gom padaku”
Dan malam itu mereka menjadi suami istri yang sebenarnya.
Siapa orang pertama yang mengetahui hal itu?
Ibu Soo Young yang 
membawa sarapan untuk Soo Young. Ia kaget melihat Tae Bum keluar dari 
kamar Soo Young dan hanya memakai piyama. Sesaat ia kehilangan kata-kata
 dan kalimat pertama yang terucap adalah, 
Yang pertama harus dilakukan oleh pasangan suami istri baru adalah menemui orang tua Soo Young. Tae Bum  meminta
 maaf atas segala kesalahannya selama ini namun mereka memutuskan untuk 
membatalkan perceraian mereka. Soo Young mengatakan kalau hari ini 
mereka akan mendaftarkan pernikahan mereka.
Di luar dugaan
 ayah menolaknya. Ia tak tahan kalau Soo Young nanti harus tersakiti 
lagi, dan mereka akan bercerai lagi. Pernikahan bukanlah mainan. Jadi 
perceraian harus diteruskan!
Dan sebaliknya
 ibu malah mendukung Tae Bum dan Soo Young. Ia mengejar Ayah yang masuk 
ke kamar dan menjelaskan kalau sepertinya anak mereka mencintai satu 
sama lain. Ibu melihat senyum anak dan menantunya serta sepasang cincin 
terpasang di jari manis mereka.
Hari ini ibu 
ulang tahun, dan seluruh anggota keluarga minus Tae Bum merayakan ulang 
tahunnya. Tae Shik memberikan tart ulang tahun sebagai hadiah dan Gook 
Soo memberikan kartu ulang tahun buatannya sendiri dengan gambar di 
dalamnya.
Tae Pil 
memberikan hal yang paling disukai ibu, yaitu uang, walaupun tak 
seberapa. Ibu tertawa dan mengatakan kalau Tae Pil tak perlu 
repot-repot, namun kemudian menggoda Tae Pil dengan menanyakan berapa 
jumlahnya. 
Suasana 
sarapan pagi itu sangat meriah. Nenek mengusulkan agar mereka membuat 
foto keluarga, karena ada dua anggota keluarga baru yaitu Soo Young dan 
Gook Soo. Ibu menyukai ide itu dan nenek menyombongkan diri kalau ide 
yang muncul dari kepalanya selalu hebat.
Nenek juga 
mengajak Ja Eun ikut berfoto bersama karena toh sebentar lagi ia akan 
masuk dalam keluarga Hwang. Ja Eun ragu karena janji yang pernah ia 
berikan pada Ayah dan Ibu. Ia mengatakan kalau ia akan berfoto di lain 
kesempatan. 
Tae Shik dan 
Tae Pil membujuknya untuk ikut membuat Ja Eun menjadi serba salah. 
Akhirnya ayah yang sebenarnya enggan, menengahi dengan mengatakan Ja Eun
 lebih baik ikut. Kata-kata ayah membuat Ja Eun tersenyum dan 
menyetujuinya.
Nenek pun menyuruh agar mereka mulai makan karena sup sudah hampir dingin. Ja Eun yang mempersiapkan sup itu sejak tadi malam juga mempersilahkan mereka.
Nenek pun menyuruh agar mereka mulai makan karena sup sudah hampir dingin. Ja Eun yang mempersiapkan sup itu sejak tadi malam juga mempersilahkan mereka.
Dan sekali 
mencoba, langsung terasa kalau sup itu tidak enak. Tapi Nenek menutupi 
dengan mengatakan supnya enak karena Ja Eun memasukkan bumbu-bumbu yang 
tak bisa ia kenali. Tae Shik pun juga ikut berbohong. 
Ja Eun yang 
masih belum paham kalau masakannya tak enak, khawatir sup yang ia 
persiapkan kurang banyak dan tak cukup. Tae Pil ingin menyela kata-kata 
Ja Eun, namun Tae Hee menatap garang padanya, tatapan yang menyuruhnya 
tutup mulut.
Ia kemudian berbalik memandang Ja Eun yang khawatir dan tersenyum menenangkan. Diam-diam Ayah melihat bagaimana Tae Hee melindungi Ja Eun.
Di
 gudang, ibu mulai memulai hari dengan memindahkan serbuk gergaji ke 
dalam gerobak, tapi Tae Hee yang masuk ke gudang, melakukannya untuk 
ibu.
Catatan:
 Sebelumnya, saya menulis barang yang dipindahkan Tae Hee adalah jerami.
 Tapi yang benar adalah serbuk gergaji. Kuno banget saya. Dulu orang 
menggunakan jerami untuk menghangatkan ternak, tapi sekarang ada barang 
yang lebih murah dan lebih hangat yaitu serbuk gergaji. Silly of me..
Ibu bertanya 
apakah Tae Hee melakukan hal ini setiap hari untuk Ja Eun? Tae Hee 
menjawab tidak, ia hanya melakukannya 2 – 3 hari sekali. Sambil melihat 
Tae Hee memindahkan serbuk gergaji, ibu bertanya mengapa ia menyukai Ja 
Eun. Jika tak keberatan, Ibu ingin mendengar karena ia sangat ingin 
tahu.
Tae Hee tak 
keberatan, dan menjawab kalau di dalam hatinya sebenarnya terdapat 
sebuah ruang yang ayah dan ibu tak dapat mengisinya walaupun mereka 
telah memberikan kasih sayang padanya. Dan itu membuatnya merasa 
kesepian. Tapi sejak ia bertemu dengan Ja Eun, ruangan kosong itu seolah
 terisi.
Jawaban itu 
membuat ibu tersenyum dan Tae Hee pun mengakui kalau ada sisi buruknya 
ia menyukai Ja Eun. Seperti sekarang, ia malah mengatakan hal-hal yang 
rasanya gombal. 
Ibu 
menenangkannya dengan mengatakan kalau ia suka mendengar jawaban Tae 
Hee. Tapi ia menyarankan Tae Hee agar menunggu Tae Hee menikah terlebih 
dulu dan Ja Eun juga masih muda. Tae Hee pun mengiyakannya.
Siang harinya,
 Tae Hee menceritakan percakapannya dengan ibu pada Ja Eun. Karena 
pertanyaan itu, ia jadi ingin tahu mengapa Ja Eun menyukainya? Ja Eun 
tak menjawab malah bertanya balik apa jawaban Tae Hee? Tae Hee menyuruh 
Ja Eun mengatakannya dulu karena ia duluan yang memberinya pertanyaan.
Tapi Ja Eun 
tak menjawab, malah melepas syal dan sarung tangannya. Ia memasang syal 
di leher Tae Hee dan mengalungkan sarung tangannya ke leher Tae Hee, 
mengatakan kalau dengan cuaca sedingin ini Tae Hee harus selalu 
memakainya. Walaupun Tae Hee sedikit enggan (karena kebanyakan wanita 
yang menggunakannya) ia pun meyetujuinya.
Dan 
selanjutnya Ja Eun ingin mengambil foto berdua, karena selama ini mereka
 belum pernah melakukannya. Ia menyuruh Tae Hee untuk tidak memasang 
wajah datar tapi harus tersenyum.
Smile..!
Di musim dingin yang menggigit, ayah tetap bekerja di pohon pir membuat ibu khawatir. Ibu meminta ayah tak bekerja terlalu keras tapi ayah menolak keras. Jika ia tak bekerja, apa yang harus ia lakukan? Duduk diam di kamar membuatnya tak tahan dan malah mengingatkannya pada kenyataan yang harus ia tutupi.
Ibu menyarankan untuk pergi mengunjungi makam ayah Tae Hee. Sontak ayah berteriak marah, kalau 
| “Bagaimana mungkin aku dapat mengunjunginya? Aku sudah tak punya muka lagi berhadapan dengan adikku!” | 
Masa 3 bulan 
percobaan bagi Tae Pil telah selesai. Dan ibu Soo Young kagum akan 
profit bulan ketiga yang meningkat drastis. Yoo Eul memuji strategi Tae 
Pil yang memfokuskan pada promosi di bulan pertama. Tapi Tae Pil malah 
memuji Yoo Eul yang rela bersusah payah membagikan brosur ke semua 
tempat.
Ibu curiga 
akan kedekatan bos dan pegawainya. Ia kemudian mengajak mereka makan 
siang untuk merayakannya. Kecurigaannya makin dalam melihat Tae Pil yang
 berbicara dengan akrab pada Yoo Eul. 
Ia pun 
melempar umpan dengan mengatakan kalau sekarang sudah tiba saat Yoo Eul 
untuk menikah lagi. Ia akan mengatur pertemuan untuk akhir mingu ini. 
Yoo Eul melirik Tae Pil yang terdiam kaku, dan berkata kalau ia belum 
ingin menikah lagi. 
Ia pun melempar umpan kedua. Apakah keengganan Yoo Eul karena ia sudah memiliki pacar? 
Tergagap Yoo 
Eul melirik Tae Pil dan mengatakan bukan itu masalahnya. Dan ibupun 
memutuskan kalau Soo Young harus datang di matseon pada akhir minggu 
ini.
Tae Pil hanya 
dapat meneguk anggurnya dengan marah. Dan hal ini tak luput dari 
perhatian Ibu Soo Young yang langsung menawarkan minuman lagi.
Jae Ha 
mendapat informasi kalau memang benar ayah Ja Eun adalah Baek In Ho dan 
kakeknya adalah Baek Soo Bang. Ia mengambil daftar tersangka dari laci 
dan membaca nama Baek In Ho yang tertera di daftar tersebut. Ia juga 
teringat pada kata-kata Bong Man Shik yang mengatakan kalau ayah Tae Hee
 telah mengetahui hal ini dan ayah Tae Hee meminta Bong Man Shik agar 
tak memberitahu Tae Hee.
Maka saat 
menemui Ja Eun, ia belum menjawab tawaran Ja Eun yang memutuskan untuk 
menjual perkebunannya. Apalagi saat tahu kalau alasannya karena khawatir
 akan kesehatan Mama dan Papa Hwang. Ia akan memberi jawabannya bulan 
depan. Dan ia menenangkan Ja Eun kalau ia tak marah padanya.
Jae Ha bahkan 
mengatakan kalau Ja Eun membutuhkan tempat untuk menumpahkan 
perasaannya, ia akan mendengarkannya. Ja Eun bingung mengapa Jae Ha 
tiba-tiba mengatakan hal seperti ini. Tapi Jae Ha tak menjawab dan malah
 mengalihkan perhatian pada ilustrasi yang sedang dikerjakan Ja Eun.
Tae Hee yang 
tak percaya kalau Jae Ha menghilangkan daftar tersangka, diam-diam 
menyelinap masuk ke ruangan Jae Ha. Ia membuka map yang berisi daftar 
tersangka yang ditinggalkan Jae Ha di atas meja dan hampir saja 
membacanya jika Jae Ha tak masuk dan menghardiknya.
Ia menyuruh 
Tae Hee menyingkir dari mejanya dan mengambil map itu untuk langsung 
dimasukkan ke dalam laci. Tae Hee bertanya sekali lagi, apakah Jae Ha 
benar-benar sudah tak memiliki daftar itu. Dengan ketus Jae Ha berkata 
kalau ia tak memilikinya dan menyuruh Tae Hee keluar.
Tae Hee 
mendapat telepon dari Dong Min yang memberitahukan kalau Hong Man Shik, 
supir ayah Ja Eun, ingin menemui mereka. Hong Mang shik memberikan 
sebuah flash disk yang dapat menyelamatkan Ja Eun dari tuduhan masuk 
Universitas dari pintu belakang.
Setelah 
diperiksa, ternyata video itu adalah rekaman pembicaraan antara ayah Ja 
Eun yang memberikan jam tangan pada kepala polisi. Tapi kepala polisi 
tak menyebutkan untuk apa jam tangan itu (yang kemudian kita tahu kalau 
jam itu digunakan kepala polisi untuk menyuap rektor agar anaknya dapat 
diterima di universitas). 
Dari balik jam
 tangan itu tertera nomor seri jam dan saat dicocokkan ternyata jam itu 
cocok dengan jam tangan yang dipakai rektor universitas. Tae Hee dan 
Dong Min gembira akan hasil yang mereka dapatkan. Ia menyuruh Dong Min 
untuk membuat file copy-nya. 
Di depan rekan
 kerjanya, Tae Hee melaporkan temuannya dan bukti flash disk pada 
atasannya. Bosnya terkejut mendengar temuan Tae Hee  yang membuktikan bukan Baek In Ho yang menggunakan jam tangan itu untuk menyuap rektor, tapi kepala polisi.
Kepala polisi 
marah sekali mendengar laporan bos Tae Hee. Ia akan membereskan urusan 
Tae Hee, dan bos Tae Hee diminta untuk mengendapkan masalah ini. Tapi 
bos Tae Hee mengatakan kalau hal itu sulit ia lakukan. Para pegawai 
lainnya sudah banyak yang tahu karena Tae Hee melaporkan hal ini di 
depan rekan-rekan kerjanya. Kepala polisi marah dan menyuruh bos Tae Hee
 diam karena ia akan mencari jalan keluarnya.
Tae Shik sudah
 mengambil keputusan siapa yang akan ia pilih. Gook Soo atau Ye Jin? Ia 
menemui Ye Jin dan minta maaf kalau ia tak dapat kembali padanya. Ia 
berterima kasih atas kebersamaan mereka selama ini, dan itu akan menjadi
 kenangan baginya. Tapi ia tak dapat meninggalkan Gook Soo karena Gook 
Soo adalah anaknya.
Yay! Bangga 
rasanya mendengar Tae Shik yang sudah dewasa. Benar kata Mi Seok. 
Membesarkan seorang anak juga akan mendewasakan kita.
Tae Shik pun 
menemui Mi Seok di restoran. Tapi Mi Seok masih marah dan tak mau 
berbicara padanya. Maka Tae Shik meraih tangan Mi Seok memaksanya untuk 
mendengarkannya. Ia bertemu Ye Jin untuk mengucapkan perpisahan padanya 
dan saat ia bersama Ye Jin, ia malah teringat pada Mi Seok. Mi Seok yang
 tegar dan suka memaksa.Dan ia merindukan Mi Seok.
Mi Seok 
terpana mendengar kata-kata Tae Shik. Tae Shik mengulang kata-kata 
terakhirnya dan meminta Mi Seok untuk makan malam bersama jika ia sudah 
tak marah lagi. Tae Shik pun pergi setelah meninggalkan hadiah untuk Mi 
Seok.
Mi Seok membuka tas itu dan .. aww.. sebuah bando yang ukurannya sesuai untuk kepalanya.
Seluruh 
anggota keluarga sudah berdandan keren untuk foto bersama, begitu juga 
Tae Bum dan Soo Young yang hari ini datang ke rumah. Tae Bum memuji 
nenek yang curang karena tampak cantik melebihi kecantikan ibu yang hari
 ini berulang tahun.
Tak kalah 
pintar, nenek menjawab kalau ia akan percaya ucapan Tae Bum jika Tae Bum
 sering datang ke rumah dan mengatakan hal itu. Tapi ia karena Tae Bum 
jarang datang, maka ia yakin kalau kata-kata Tae Bum hanya untuk 
menyenangkan hatinya.
Semua tertawa mendengar kata-kata nenek yang taktis. 
Dan berfotolah mereka bersama. 
Tae Bum tak 
dapat menyembunyikan rasa sayangnya, hingga fotografer harus 
memperingatkannya agar tak terlalu dekat dengan istrinya. Ja Eun pun 
malu saat fotografer memujinya sebagai mempelai yang cantik. Semuanya 
tampak bahagia dengan foto yang dihasilkan.
Hanya saja 
kemudian nenek meminta ia difoto sendirian. Nenek berkata kalau sudah 
saatnya ia mempersiapkan diri membuat foto untuk pemakaman. Semua merasa
 sedih mendengarnya. Tapi nenek meminta mereka agar tak bersedih. Sudah 
sewajarnya ia membuat foto itu. Jika ia meninggal tanpa meninggalkan 
foto, malah akan menimbulkan masalah.
Dan nenekpun duduk di kursi, difoto dengan senyum termanisnya, disaksikan oleh anak cucu yang menatapnya penuh rasa sayang.
Pulang dari 
studio foto, mereka makan buah bersama. Meneruskan keinginannya yang 
ingin terwujud sebelum meninggal, nenek meminta Tae Hee untuk menikahi 
Ja Eun secepatnya. Ia merasa umurnya tak akan lama lagi karena kakek 
telah mendatanginya dua kali. 
Nenek meminta 
agar Tae Hee memajukan waktu pernikahannya ke bulan April atau Mei. Ibu 
meminta nenek agar mengurungkan niatnya. Bukankah sebelumnya ia meminta 
agar Tae Hee menikah setelah Tae Shik menikah?
Tapi Tae Shik 
mengatakan kalau ayah ibu tak perlu khawatir karena ia bersedia 
dilangkahi. Hal itu sudah ia katakana pada Tae Hee sebelumnya. Nenek 
senang mendengar hal itu, memuji Tae Shik menjadi kakak yang baik. Ibu 
ingin menyela kembali, tapi dicegah oleh nenek. 
Nenek meminta pendapat Tae Hee dan Ja Eun. Bagaimana pendapat mereka? Maukah mereka memenuhi keinginannya?
Tae Hee 
memandang Ja Eun dan mengiyakan permintaan nenek. Nenek sangat gembira 
sekali. Apalagi saat Ja Eun juga mengatakan ya. Tae Bum menggoda Tae Hee
 kalau sekarang Tae Hee tak perlu berpikir untuk memajukan tanggal 
pernikahan karena sudah ada nenek yang memindahkan untuknya.
Tae Hee terpaksa harus pergi ke kantor karena Kepala Polisi ingin bertemu dengannya.
Ibu yang 
kecewa dengan kejadian di meja makan, mengajak Ja Eun berbicara di 
kamar. Ia menyuruh Ja Eun untuk membatalkan keputusannya. Bukankah Ja 
Eun sudah melihat dirinya yang harus bekerja keras setelah menikah, 
apakah ia masih ingin menikah?
Ja Eun 
mengatakan masih. Ibu beralasan kalau bagaimanapun Tae Shik harus lebih 
dulu menikah sebelum Tae Hee. Tapi Ja Eun harus mendengarkan pendapat 
Tae Hee yang memang sudah ingin menikah. Ibu mengingatkan janji Ja Eun 
pada ayah untuk menikah 3 tahun lagi. Apa Ja Eun sudah lupa?
Ja Eun kaget 
mendengar kalau ternyata ayah juga menceritakan hal ini pada ibu. Ibu 
mengatakan kalau Ja Eun masih mengingatnya, seharusnya ia sekarang 
mengatakan kalau ia akan menunda pernikahannya.
Tiba-tiba Nenek masuk karena mendengar apa yang dikatakan ibu. Nenek memarahi ibu yang memaksa Ja Eun menunda pernikahan.
Tae Hee 
menemui Kepala Polisi yang menanyakan kesungguhan Tae Hee yang ingin 
melindungi Ja Eun. Apakah ia masih ingin melindungi Ja Eun? Tae Hee tak 
bisa menebak arah pembicaraan Kepala polisi. Maka kepala polisi berkata,
 
Tae Hee pun 
pergi ke restoran Bong Man . Namun di sana sudah ada Jae Ha yang sedang 
menginterogasinya dengan pertanyaan yang sama. Apakah benar pembunuh 
ayah Tae Hee adalah Baek In Ho?
Mendengar hal 
itu, Tae Hee langsung menghampiri Bong Man Shik dan mencengkeram kerah 
bajunya. Ia bertanya sekali lagi, pada kejadian tabrak lari itu, 
siapakah orangnya? Apakah Baek In Ho?
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar