Jumat, 27 Januari 2012

Sinopsis Ojakgyo Brothers Episode 38 - 47

Sinopsis Mini Ojakgyo Brothers Episode 38 – 46

Kisah Tae Bum – Soo Young


Agar Soo Young tak semakin cemburu, Tae Bum akhirnya memutuskan untuk mundur dari program Start Together. Tapi selain rasa tak aman Soo Young karena kehadiran Hye Ryeong , pertanyaan ibu terus terngiang di telinganya.

Apakah Tae Bum mencintainya?


Dan betapa hancur hatinya saat Tae Bum tak dapat menjawab pertanyaan itu. Benarkah Tae Bum pantas menjadi suaminya? Ia tak pernah menanyakan kabar bayi mereka, apakah ia sudah mulai menendang, bagaimana suara detak jantungnya. Ia juga tak pernah memperhatikan dirinya, apakah ia ngidam sesuatu?Bahkan mereka juga belum punya nama panggilan bagi bayinya. 

Lebih baik mereka berpisah daripada tetap mempertahankan pernikahan yang seperti ini.


Namun mereka tak boleh bercerai untuk satu bulan ke depan. Itu perintah dari Bapak Kepala Bagian Penyiaran. Kabar pernikahan rahasia mereka telah tersebar di kantor dan masyarakat, sehingga perusahaan memutuskan untuk mempersiapkan interview resmi untuk mengumumkan pernikahan mereka. Cerai? Nanti dulu. Yang penting citra stasiun televisi mereka terselamatkan.

Walaupun Manager Gong kaget akan kabar pernikahan itu, tapi yang paling shock adalah Hye Ryung. Sejak mendengar pengakuan Tae Bum kalau ia adalah suami Soo Young, ia tak masuk kantor lagi. Manager Gong khawatir anak buahnya menghilang tanpa kabar maka ia mengajak Soo Young untuk pergi ke rumah Hye Ryeong.

Dan ternyata di sana, mereka melihat Tae Bum turun dari taksi dan sama seperti mereka juga khawatir akan hilangnya Hye Ryeong.


Sia-sia Tae Bum menjelaskan kedatangannya karena ada seseorang yang meneleponnya karena menemukan seorang wanita -yaitu Hye Ryung- pingsan, dan ia menelepon orang terakhir yang ditelepon wanita itu.


Walaupun ia belum merasakan cinta pada Soo Young, tapi ia sudah memutuskan untuk menjadi suami yang baik. Ia menangis saat melihat foto usg bayi mereka. Ia merasa senang, saat menimang boneka bayi, terasa seperti memeluk anaknya sendiri. Bahkan ia telah memiliki nama panggilan bagi bayi mereka, Cha Gom.


Soo Young tak mau mendengar lagi. Ia menyuruh Tae Bum untuk mengemasi barang-barangnya dan mereka berpisah saat ini juga.

Namun sepertinya Cha Gom berkehendak lain. Kandungan Soo Young tiba-tiba berkontraksi hebat, hingga Soo Young merasa sakit luar biasa. Reflek ia menelepon Tae Bum, mengeluh kesakitan. Tae Bum pun langsung pergi ke tempat Soo Young berada dan membawanya ke rumah sakit.

Ternyata kandungan Soo Young tidak dalam masalah, Soo Young hanya perlu beristirahat. Untuk sementara waktu Soo Young harus menginap di rumah sakit.


Dan Soo Young melihat betapa Tae Bum selalu menjaganya setiap saat, menjadi suami siaga, membuatnya berpikir ulang. Apalagi saat Tae Bum mengira ia telah tidur, Tae Bum berbicara dengan Cha Gom yang ada di kandungannya. 


Tae Bum meminta maaf pada Cha Gom karena mulanya ia ragu menerima kedatangan Cha Gom. Tapi sekarang ia merasakan cinta padanya, cinta pada ibunya. Dengan mata terpejam, Soo Young tak sanggup untuk tak meneteskan air mata.


Waktu untuk periksa kehamilan telah tiba. Dokter memberitahu mereka kalau kandungan Soo Young sudah tak mengalami masalah lagi, dan ia diperbolehkan pulang.

Kisah Tae Pil

Setelah ciuman di depan teman lama Yoo Eul, Yoo Eul sangat gelisah. Ia salah tingkah saat berada di dekat Tae Pil. Namun Tae Pil punya pikiran lain.


Ia mengajak Yoo Eul pergi minum di sebuah restoran. Di sana ia memainkan piano, menyanyikan lagu cinta, dan semua pengunjung menggenggam bunga mawar dan bersiap memberikannya pada Yoo Eul.

Aww… romantisnya.

Tidak.


Karena Yoo Eul yang tak siap menghadapi hal itu langsung kabur. Tae Pil mengejarnya dan mengatakan kalau ia menyukai Yoo Eul. Tapi Yoo Eul menegaskan kalau hubungan mereka adalah bos dan pegawai. Tak kurang dan tak lebih. Jika Tae Pil ingin lebih dari itu, maka saat ini juga ia dipecat.

Tae Pil tak percaya. Bukan karena ia telah dipecat. Tapi karena ia telah ditolak. Dia, Tae Pil, ditolak?

Maka beberapa hari kemudian ia masuk kantor dan mengatakan kalau ia akan tetap bekerja di toko Yoo Eul. Ia akan melupakan perasaannya. Ia telah berjanji pada ibu Soo Young untuk bekerja dan membuktikan dirinya selama 3 bulan ini. 

Walaupun enggan, Yoo Eul pun menerima Tae Pil kembali karena ia juga membutuhkan keahlian Tae Pil.


Tapi sikap Tae Pil yang membuat Yoo Eul penasaran. Sikapnya kembali biasa saja. Bahkan ia mulai menemui teman wanitanya membuat Yoo Eul cemburu. Dan Tae Pil pun mengetahui kecemburuan Yoo Eul, yang menegaskan kalau sebenarnya Yoo Eul memiliki perasaan padanya.


Suatu hari mantan suami Yoo Eul datang untuk mengunjungi toko. Tae Pil melihat kalau Yoo Eul masih menyimpan penyesalan. Perceraiannya dikarenakan kesalahan suaminya, dan ia merasa bersalah karena tak dapat melihat pribadi suaminya yang sebenarnya.

Tae Pil menyuruh Yoo Eul untuk berhenti merasa bersalah. Bukankah dulu ia adalah wanita yang memberi tendangan samping padanya saat pertama kali berjumpa? Kemana wanita itu?


Ia mengajak Yoo Eul untuk menemui mantan suaminya. Yoo Eul pun menguatkan diri menemuinya. Ia berhasil menyuruh mantan suaminya untuk meminta maaf padanya (atau kalau tidak Yoo Eul akan memukul mantan suaminya dengan tongkat golf). Pernikahan mereka bukan karena kesalahan Yoo Eul, melainkan karena perselingkuhan mantan suaminya.

Setelah menyelesaikan masalah dengan mantan suaminya, hubungan mereka sekarang terasa semakin dekat. Walaupun secara formal hubungan mereka tetap hubungan atasan dan bawahan.

Tae Pil sekarang berani mengajak Yoo Eul untuk nonton bioskop di hari libur mereka. Yoo Eul senang karena Tae Pil masih ingat aktor favoritnya dan mengajaknya nonton film aktor tersebut. Saat menunggu masuk, mereka bertemu dengan Tae Shik dan Mi Seok. 


Dengan gugup Yoo Eul menegaskan kalau hubungan mereka hanyalah hubungan atasan dan bawahan, tak lebih dari itu. Tae Pil tersenyum mendengar kata-kata Yoo Eul yang malah membuat orang curiga.

Kisah Tae shik


Gook Soo ternyata sangatlah pintar. Saat ujian penerimaan masuk, hasil ujiannya menunjukkan nilai sempurna semua, 100. Hal ini membuat Tae Shik sangat gembira. Perlahan-lahan kasih sayangnya tumbuh dan bertambah besar pada Gook Soo.


Setelah keluar dari pekerjaan di rumah sakit, ia belum mendapat pekerjaan yang layak. Ia bersedia kerja serabutan dan akhirnya ia menemukan pekerjaan tetap sebagai pelayan di restoran Mi Seok.

Secara tak sengaja ayah melihatnya bekerja serabutan sebagai supir tembakan, dan akhirnya tahu kalau anaknya telah tak bekerja lagi di rumah sakit. Ayah merahasiakan pengetahuannya ini pada siapapun termasuk Tae Shik sendiri.

Ia mengajak Tae Shik minum dan memuji semua tindakan yang dilakukannya selama ini. Berani menerima Gook Soo secepat ini, yang ayahpun belum tentu sanggup melakukannya. Ia memuji kalau Tae Shik sudah dewasa.


Hubungannya dengan Mi Seok pun bertambah dekat. Sejak mereka menyekolahkan anak mereka di sekolah yang sama, mereka mengikuti aktivitas POMG bersama-sama.


Mereka sudah pergi nonton film di bioskop dan bergandengan tangan, yang tak sengaja terpergok oleh Tae Pil yang juga ke bioskop dengan bosnya.


Namun sebelum masuk bioskop, Tae Shik menerima telepon dari Ye Jin yang memintanya bertemu. Hal ini membuat Tae Shik tak dapat konsentrasi pada film yang mereka tonton. Mi Seok pun mengetahuinya. Apalagi setelah film selesai, Tae Shik minta maaf dan langsung meninggalkan Mi Seok pergi.


Ternyata Ye Jin bertemu untuk minta maaf. Ia menyesal dan mengerti kalau bukan kesalahan Tae Shik yang juga tak tahu akan kehadiran Gook Soo selama ini. Ia ingin memulai hubungannya kembali dengan Tae Shik. Tapi apakah Tae Shik berencana untuk tetap membesarkan Gook Soo? Karena ia merasa tak mampu untuk membesarkan Gook Soo. Bagaimanapun juga ia tak dapat merawat Gook Soo.

Kisah Tae Hee dan Ja Eun


Hubungan Tae Hee dan Ja Eun semakin dekat. Mereka saling memberi dukungan saat yang lain sedang memiliki masalah. Ja Eun mendampingi Tae Hee saat Tae Hee merasa terluka dan menyesal karena ibu kandungnya. Ja Eun yang menemaninya saat Tae Hee merasa sendiri dan tak dapat menceritakan perasaannya pada siapapun apalagi pada keluarganya.


Tae Hee dan Ja Eun merasa bahagia dengan hubungan mereka saat ini.

Tapi Nenek dan Ibu tak mengetahuinya. Hal ini menimbulkan masalah karena usia Tae Hee semakin dewasa. Tae Hee sudah berumur 30 tahun, sudah saatnya untuk menikah. Maka mereka merencanakan untuk mengirim Tae Hee ke matseon (pertemuan/kencan yang diatur oleh orang tua).


Ja Eun kesal karena Tae Hee tak menolak keinginanan Nenek (walaupun sebenarnya Tae Hee juga tak mengiyakannya). Kenapa ia tak mengatakan kalau ia sudah punya pacar? Tae Hee tak mau mengatakan itu karena nanti Nenek akan menyuruhnya segera menikah. Ja Eun bertambah kesal, karena hal ini berarti Tae Hee tak mau menikahinya. Apakah memang seperti itu?


Tae Hee mengatakan kalau ia ingin menikahi Ja Eun. Namun karena Ja Eun yang masih muda mungkin Ja Eun merasa terbebani jika harus menikah sekarang. Tapi jika Ja Eun setuju, ia akan memperkenalkannya pada keluarga Hwang dalam waktu dekat. Ja Eun menyetujuinya dengan gembira.



Saat melihat ada berita tentang tertangkapnya orang yang menabrak lari dari sebuah kecelakaan, meningkatkan keinginan Tae Hee untuk menyelidiki kasus meninggalnya ayah kandungnya. Menurut ayah, ayah kandung Tae Hee meninggal karena tabrak lari dan sampai sekarang pelakunya tak dapat ditemukan.


Maka ia mulai menyelidiki kasus yang terjadi 26 tahun yang lalu. Dan itu mengantarkannya pada polisi yang menyelidiki kasusnya. Tapi polisi itu telah pensiun.


Polisi itu, Bong Man, kemudian menghubungi Tae Hee. Tapi Tae Hee sedang tak ada di kamar dan kebetulan ayah yang mengangkatnya. Ia kemudian menemui Bong Man dan menemukan kalau pemilik mobil yang menabrak lari itu adalah Baek  In Ho. Ayah sangat terkejut mendengarnya dan meminta Bong Man untuk tak menceritakan hal ini pada Tae Hee.

Jae Ha yang ikut membantu Tae Hee menyelidiki. Mereka bertemu dengan Bong Man yang kemudian menyerahkan daftar tersangka kasus tabrak lari itu pada Jae Ha. Jae Ha yang melihat nama ayah Ja Eun di daftar itu, memutuskan untuk menyembunyikan daftar itu dari Tae Hee. Ia mengatakan kalau daftar itu tak sengaja hilang, sehingga Tae Hee marah padanya.


Seluruh keluarga Hwang terkejut melihat gadis yang dibawa Tae Hee menemuinya adalah Ja Eun. Nenek dan Ibu gembira sekali mengetahuinya. Namun ayah tak suka mendengarnya, membuat Ja Eun khawatir.


Ibu kembali terkejut mendengar Ja Eun, gadis yang sudah ia anggap anak sendiri, adalah putri dari orang yang menabrak kakak iparnya. Ia tak dapat membenci Ja Eun dan takut kalau Ja Eun akan semakin terluka dengan berita itu.


Ayah ingin memisahkan Tae Hee dan Ja Eun. Namun bagaimana mungkin ibu dapat menyetujui keputusan ayah? Tae Hee, atas saran Ja Eun, memberikan hadiah tas untuk ulang tahunnya yang sebentar lagi akan datang.


Dan di dalamnya Ja Eun memberikan seperangkat perawatan kulit. Ja Eun melihat ibu hanya menggunakan barang-barang sample perawatan kulit untuk menghemat pengeluaran. Ja Eun pun berjanji seumur hidup akan menyediakan produk perawatan kulit bagi ibu, karena Ja Eun senang mengetahui ibu sudah menganggapnya sebagai anak. Ia telah memaafkan ibu dan berterima kasih atas kasih sayangnya selama ini.

Ayah sendiri telah mengatakan kalau Ja Eun bukan calon yang tepat untuk Tae Hee. Tae Hee adalah anak yang hebat. Walaupun Ja Eun pintar dan cantik, tapi Ja Eun  yatim piatu masih muda dan belum memiliki pekerjaan tetap sehingga bagi Ayah, Ja Eun masih belum sepadan dengan Ja Eun.


Ibu marah pada ayah karena berkata seperti itu pada Ja Eun. Ia minta ayah untuk tak memisahkan mereka. Ia akan berusaha untuk menunda rencana pernikahan mereka selama mungkin, tapi jangan pisahkan mereka. Selama ini ia tak pernah meminta, jadi dengarkanlah permintaannya kali ini. Jika ayah masih berkeras, maka ia akan meminta cerai darinya. 


Ayah pun mendapat jawaban dari Ja Eun. Ja Eun yang sedang mempersiapkan sup ulang tahun untuk ibu mengatakan pada ayah kalau ia akan berusaha agar sepadan dengan Tae Hee. Ia akan menunggu hingga ia dewasa, mungkin 3 tahun lagi. Dan ia akan berusaha bekerja keras untuk mewujudkan cita-citanya sebagai animator. Sedangkan untuk masalah yatim piatu, ia tak dapat berbuat banyak.

 “Saya menyayangi Tae Hee tapi saya juga menyayangi paman dan bibi. Saya sudah menganggap semua orang di rumah ini sebagai keluarga saya.Jika saya berpisah dengan Tae Hee, saya tak akan bertemu dengan keluarga ini, dan saya semakin merasa menjadi yatim piatu. Saya sangat menyayangi Tae Hee. Walaupun orang tua saya sudah tak ada, saya berjanji akan menjadi kuat dan tak akan membebani keluarga ini. Tolonglah, Paman. Ijinkan saya kali ini saja.” 


Ayah kemudian menemui ibu dan membertahukan keputusannya. Ayah memutuskan untuk menuruti permintaan ibu. Mereka akan menutupi kejadian 26 tahun yang lalu.



Sinopsis Ojakkyo Brothers Episode 47


Keputusan yang ayah buat itu membuat hati ayah remuk. Ia pergi ke gudang untuk menumpahkan perasaannya. Ayah tak sanggup menahan tangis, teringat nasib tragis adiknya yang telah meninggal.


Ibu yang diam-diam mengikuti ayah, melihat betapa berat beban yang harus ayah bawa. Mengetahui siapa pembunuh adiknya dan malah harus memberi restu anaknya untuk menikah dengan putri pembunuh itu.


Ibu pergi menemui nenek yang sedang bersiap untuk tidur. Sambil lalu, Ibu menyarankan agar pernikahan Tae Hee dan Ja Eun ditunda karena mereka baru saja pacaran.


Nenek tak suka dengan ide Ibu karena walaupun baru saja pacaran, Tae Hee dan Ja Eun sudah bergaul lama karena tinggal serumah. Apalagi usianya sudah 81 tahun, ia takut tak sempat menyaksikan Tae Hee menikah. Jika hal itu terjadi, bagaimana mungkin ia dapat bertemu dengan ayah kandung Tae Hee?


Ibu memastikan kalau Nenek masih berumur panjang. Ia beralasan kalau Tae Shik belum menikah, dan karena Tae Bum menikah karena Soo Young sudah hamil,terpaksa Tae Shik dilangkahi. Tapi karena Tae Hee tak harus buru-buru menikah, lebih baik membiarkan Tae Shik menikah dulu.Ia akan meminta Tae Shik untuk buru-buru menikah agar adiknya, Tae Hee, juga dapat menikah.

Nenek tak menjawab, hanya berdehem keras menandakan ia tetap tak suka dengan ide Ibu.


Ibu menemui ayah di kamar dan memastikan kalau Nenek mengetahui kalau ia ingin Tae Shik menikah dulu baru Tae Hee. Ibu meminta maaf karena ayah harus memenuhi permintaannya dan berterima kasih atas pengertiannya.


Tae Shik yang baru saja pulang dihadang oleh Tae Pil yang menggoda kakaknya yang baru saja pulang kencan dengan Mi Seok. Ia baru tahu kalau Mi Seok dan Tae Shik sekarang pacaran. Dengan alasan lelah, Tae Shik tak ingin membicarakan hal itu sekarang. Tae Pil langsung menggoda lagi kalau Tae Shik pasti lelah, karena pacaran di usia Tae Hee yang sekarang membutuhkan tenaga lebih banyak.


Tae Shik kesal digoda seperti itu, karena ia tak selemah itu. Ia masuk kamar namun masih terdengar suara Tae Pil agar menjaga Mi Seok karena ia suka kalau Mi Seok menjadi kakak iparnya.


Di kamar, Gook Soo sudah tertidur pulas. Di meja, ada buku catatan Gook Soo yang belum sempat dibereskan dan Tae Shik membacanya,

“Hari ini ayah terlambat lagi. Aku ingin cepat tumbuh besar dan menjadi sukses agar dapat membantu Ayah. Aku juga ingin membantu nenek buyut, nenek, dan kakek karena merekalah yang ayah lahir.”
Aww.. 


Tae Shik sangat terkesan dengan tulisan Gook Soo. Ia juga teringat pada kata-kata Ye Jin yang ingin kembali padanya namun ia tak sanggup untuk membesarkan Gook Soo. Tae Shik kemudian menulis di bawah tulisan Gook Soo,

“Gook Soo, kelahiranmu ke dunia ini adalah sebuah anugerah bagi ayah. Aku menyayangimu, Nak.”

Dan ada hal lain yang harus ia lakukan sebelum malam berganti. Tae Shik mengetuk rumah Mi Seok ingin mengajaknya bicara. Tapi Mi Seok tak mau. Dengan muka masam, ia malah mematikan lampu rumah dan langsung masuk kamar, meninggalkan Tae Shik di depan. 


Tae Bum mengantarkan Soo Young pulang dari rumah sakit. Sesampainya di depan rumah, Tae Bum menyuruh Soo Young untuk segera masuk ke rumah dan beristirahat. Jika ada yang Soo Young butuhkan, ia hanya perlu meneleponnya.


Soo Young mengiyakan, tapi ia tetap belum beranjak dari tempatnya berdiri. Ia meminta Tae Bum untuk pergi terlebih dahulu. Tapi Tae Bum sepertinya enggan untuk pergi. Ia terdiam cukup lama memandang Soo Young tapi akhirnya berbalik memunggungi Soo Young. Namun tak segera pergi.


Begitu pula dengan Soo Young. Ia seakan enggan meninggalkan tempat itu.


Mendadak Soo Young berbalik dan berteriak pada Tae Bum, “Katanya kau mencintaiku. Jadi mengapa kau memohon padaku hanya dua kali saja? Setelah membuat hatiku sakit sekian lama, bukankah seharusnya kau memohon-mohon padaku sepuluh atau dua puluh kali lebih banyak? Kalau kau melakukan itu, aku dapat berpura-pura kalah dan menerimamu kembali. Katanya kau ingin membuktikan cintamu padaku, apakah hanya seperti ini perasaanmu padaku?”


Tae Bum pun berlari menghampiri Soo Young, “Bolehkah aku memohon padamu? Aku ingin memintamu untuk tetap disampingku, tapi aku takut hal itu malah membebanimu. Bolehkah aku tetap berada disampingmu?

 Soo Young : “Jangan pergi, tetaplah di samping Cha Gom..” 
“Aku mencintaimu.” 
“Aku mencintaimu.”
Yay..! Mereka berbaikan dan hidup mereka pun kembali normal. 

Normal? Tentu tidak. Karena walaupun sudah menikah dan hampir mempunyai anak, mereka belum pernah menjalani malam pertama. Sama seperti ciuman pertama Ja Eun dan Tae Hee, malam pertama Tae Bum – Soo Young pun semuanya serba salah. 


Soo Young akan berganti baju dan masuk kamar mandi,



Upss! Tae Bum mendahuluinya dan ia sedang berganti baju.

Tak berani melihat suaminya, Soo Young buru-buru menutup pintu.


Tae Bum pun lega dan mulai melepas baju, namun tiba-tiba pintu terbuka lagi dan kepala Soo Young muncul di balik pintu hanya untuk berkata,

“Maaf, aku tak tahu kalau kau sedang ada di kamar mandi.”
LOL.


Setelah berganti piyama, Tae Bum merapikan diri di kamar belajar dan mulai berolah raga.


Soo Young pun berganti baju di dalam kamar dan menunggu Tae Bum. Mau duduk, salah. Berbaring, salah. Maka ia mencoba gerakan yang mengundang..


Dan Tae Bum pun masuk dan melihatnya.


Soo Young langsung menegakkan badannya, salah tingkah.

Aww… piyamanya matching banget!


Tae Bum membawa bantal tidurnya dan duduk di ujung tempat tidur dengan canggung. Untuk mengurangi kecanggunggan mereka, Soo Young bergeser  memberi tempat Tae Bum untuk berbaring.


Tueettt!!


Tae Bum terlonjak kaget, dan tertawa, mendengar kentut Soo Young untuk yang kesekian kalinya. Soo Young menolak tuduhan itu dan bersembunyi di dalam selimut. Tae Bum menenangkan Soo Young, ia mengerti kalau wanita hamil sulit mengendalikan kentutnya. Soo Young tetap menyangkalnya dan ia muncul dari selimut membawa mainan bayi dan membunyikannya. Tueettt!!


Tertawa mendengar suara itu, lega merasa semuanya masalah telah berakhir. Tae Bum memeluk Soo Young dan mengatakan betapa senangnya ia bisa memeluk Soo Young lagi. Soo Young ingin tahu apa sebenarnya arti dari Cha Gom (Beruang Cha).


Tae Bum pun menjelaskan kalau Cha Gom adalah singkatan dari ‘Cha Soo Young, gomahwa’ (Cha Soo Young, terima kasih). Soo Young tersenyum dan mengatakan kalau nama panggilannya seharusnya Hwang Sa.

Artinya?


Sambil tersenyum, Soo Young malu-malu menjawabnya, “Hwang Tae Bum, Saranghae”

Aww.. so cute!


Tae Bum tersenyum lebar kemudian berkata kalau ia punya sesuatu untuk Soo Young. Ia mengacungkan tangan kirinya. Di jari manis dan kelingkingnya terselip dua cincin. Ia melepas cincin di kelingking dan menyelipkannya di jari manis Soo Young. Ia bertanya, apakah sekarang saatnya untuk mendaftarkan pernikahan mereka? Soo Young terkejut, apakah Tae Bum sedang melamarnya?


Dengan mata berbinar-binar, Tae Bum mengangguk dan mencium Soo Young di kening “Terima kasih telah menikah denganku”, di pipi “Terima kasih telah menghadiahkan Cha Gom padaku”


Dan malam itu mereka menjadi suami istri yang sebenarnya.

Siapa orang pertama yang mengetahui hal itu?



Ibu Soo Young yang membawa sarapan untuk Soo Young. Ia kaget melihat Tae Bum keluar dari kamar Soo Young dan hanya memakai piyama. Sesaat ia kehilangan kata-kata dan kalimat pertama yang terucap adalah,

"Kenapa kau keluar dari kamar itu?"


Yang pertama harus dilakukan oleh pasangan suami istri baru adalah menemui orang tua Soo Young. Tae Bum  meminta maaf atas segala kesalahannya selama ini namun mereka memutuskan untuk membatalkan perceraian mereka. Soo Young mengatakan kalau hari ini mereka akan mendaftarkan pernikahan mereka.


Di luar dugaan ayah menolaknya. Ia tak tahan kalau Soo Young nanti harus tersakiti lagi, dan mereka akan bercerai lagi. Pernikahan bukanlah mainan. Jadi perceraian harus diteruskan!


Dan sebaliknya ibu malah mendukung Tae Bum dan Soo Young. Ia mengejar Ayah yang masuk ke kamar dan menjelaskan kalau sepertinya anak mereka mencintai satu sama lain. Ibu melihat senyum anak dan menantunya serta sepasang cincin terpasang di jari manis mereka.


Hari ini ibu ulang tahun, dan seluruh anggota keluarga minus Tae Bum merayakan ulang tahunnya. Tae Shik memberikan tart ulang tahun sebagai hadiah dan Gook Soo memberikan kartu ulang tahun buatannya sendiri dengan gambar di dalamnya.


Tae Pil memberikan hal yang paling disukai ibu, yaitu uang, walaupun tak seberapa. Ibu tertawa dan mengatakan kalau Tae Pil tak perlu repot-repot, namun kemudian menggoda Tae Pil dengan menanyakan berapa jumlahnya.


Suasana sarapan pagi itu sangat meriah. Nenek mengusulkan agar mereka membuat foto keluarga, karena ada dua anggota keluarga baru yaitu Soo Young dan Gook Soo. Ibu menyukai ide itu dan nenek menyombongkan diri kalau ide yang muncul dari kepalanya selalu hebat.


Nenek juga mengajak Ja Eun ikut berfoto bersama karena toh sebentar lagi ia akan masuk dalam keluarga Hwang. Ja Eun ragu karena janji yang pernah ia berikan pada Ayah dan Ibu. Ia mengatakan kalau ia akan berfoto di lain kesempatan.


Tae Shik dan Tae Pil membujuknya untuk ikut membuat Ja Eun menjadi serba salah. Akhirnya ayah yang sebenarnya enggan, menengahi dengan mengatakan Ja Eun lebih baik ikut. Kata-kata ayah membuat Ja Eun tersenyum dan menyetujuinya.

Nenek pun menyuruh agar mereka mulai makan karena sup sudah hampir dingin. Ja Eun yang mempersiapkan sup itu sejak tadi malam juga mempersilahkan mereka.


Dan sekali mencoba, langsung terasa kalau sup itu tidak enak. Tapi Nenek menutupi dengan mengatakan supnya enak karena Ja Eun memasukkan bumbu-bumbu yang tak bisa ia kenali. Tae Shik pun juga ikut berbohong. 


Ja Eun yang masih belum paham kalau masakannya tak enak, khawatir sup yang ia persiapkan kurang banyak dan tak cukup. Tae Pil ingin menyela kata-kata Ja Eun, namun Tae Hee menatap garang padanya, tatapan yang menyuruhnya tutup mulut.

Ia kemudian berbalik memandang Ja Eun yang khawatir dan tersenyum menenangkan. Diam-diam Ayah melihat bagaimana Tae Hee melindungi Ja Eun.

Di gudang, ibu mulai memulai hari dengan memindahkan serbuk gergaji ke dalam gerobak, tapi Tae Hee yang masuk ke gudang, melakukannya untuk ibu.

Catatan: Sebelumnya, saya menulis barang yang dipindahkan Tae Hee adalah jerami. Tapi yang benar adalah serbuk gergaji. Kuno banget saya. Dulu orang menggunakan jerami untuk menghangatkan ternak, tapi sekarang ada barang yang lebih murah dan lebih hangat yaitu serbuk gergaji. Silly of me..


Ibu bertanya apakah Tae Hee melakukan hal ini setiap hari untuk Ja Eun? Tae Hee menjawab tidak, ia hanya melakukannya 2 – 3 hari sekali. Sambil melihat Tae Hee memindahkan serbuk gergaji, ibu bertanya mengapa ia menyukai Ja Eun. Jika tak keberatan, Ibu ingin mendengar karena ia sangat ingin tahu.


Tae Hee tak keberatan, dan menjawab kalau di dalam hatinya sebenarnya terdapat sebuah ruang yang ayah dan ibu tak dapat mengisinya walaupun mereka telah memberikan kasih sayang padanya. Dan itu membuatnya merasa kesepian. Tapi sejak ia bertemu dengan Ja Eun, ruangan kosong itu seolah terisi.

Jawaban itu membuat ibu tersenyum dan Tae Hee pun mengakui kalau ada sisi buruknya ia menyukai Ja Eun. Seperti sekarang, ia malah mengatakan hal-hal yang rasanya gombal.


Ibu menenangkannya dengan mengatakan kalau ia suka mendengar jawaban Tae Hee. Tapi ia menyarankan Tae Hee agar menunggu Tae Hee menikah terlebih dulu dan Ja Eun juga masih muda. Tae Hee pun mengiyakannya.


Siang harinya, Tae Hee menceritakan percakapannya dengan ibu pada Ja Eun. Karena pertanyaan itu, ia jadi ingin tahu mengapa Ja Eun menyukainya? Ja Eun tak menjawab malah bertanya balik apa jawaban Tae Hee? Tae Hee menyuruh Ja Eun mengatakannya dulu karena ia duluan yang memberinya pertanyaan.


Tapi Ja Eun tak menjawab, malah melepas syal dan sarung tangannya. Ia memasang syal di leher Tae Hee dan mengalungkan sarung tangannya ke leher Tae Hee, mengatakan kalau dengan cuaca sedingin ini Tae Hee harus selalu memakainya. Walaupun Tae Hee sedikit enggan (karena kebanyakan wanita yang menggunakannya) ia pun meyetujuinya.


Dan selanjutnya Ja Eun ingin mengambil foto berdua, karena selama ini mereka belum pernah melakukannya. Ia menyuruh Tae Hee untuk tidak memasang wajah datar tapi harus tersenyum.

Smile..! 



Di musim dingin yang menggigit, ayah tetap bekerja di pohon pir membuat ibu khawatir. Ibu meminta ayah tak bekerja terlalu keras tapi ayah menolak keras. Jika ia tak bekerja, apa yang harus ia lakukan? Duduk diam di kamar membuatnya tak tahan dan malah mengingatkannya pada kenyataan yang harus ia tutupi.


Ibu menyarankan untuk pergi mengunjungi makam ayah Tae Hee. Sontak ayah berteriak marah, kalau

 “Bagaimana mungkin aku dapat mengunjunginya? Aku sudah tak punya muka lagi berhadapan dengan adikku!”  

Masa 3 bulan percobaan bagi Tae Pil telah selesai. Dan ibu Soo Young kagum akan profit bulan ketiga yang meningkat drastis. Yoo Eul memuji strategi Tae Pil yang memfokuskan pada promosi di bulan pertama. Tapi Tae Pil malah memuji Yoo Eul yang rela bersusah payah membagikan brosur ke semua tempat.


Ibu curiga akan kedekatan bos dan pegawainya. Ia kemudian mengajak mereka makan siang untuk merayakannya. Kecurigaannya makin dalam melihat Tae Pil yang berbicara dengan akrab pada Yoo Eul.


Ia pun melempar umpan dengan mengatakan kalau sekarang sudah tiba saat Yoo Eul untuk menikah lagi. Ia akan mengatur pertemuan untuk akhir mingu ini. Yoo Eul melirik Tae Pil yang terdiam kaku, dan berkata kalau ia belum ingin menikah lagi.

Ia pun melempar umpan kedua. Apakah keengganan Yoo Eul karena ia sudah memiliki pacar?


Tergagap Yoo Eul melirik Tae Pil dan mengatakan bukan itu masalahnya. Dan ibupun memutuskan kalau Soo Young harus datang di matseon pada akhir minggu ini.


Tae Pil hanya dapat meneguk anggurnya dengan marah. Dan hal ini tak luput dari perhatian Ibu Soo Young yang langsung menawarkan minuman lagi.


Jae Ha mendapat informasi kalau memang benar ayah Ja Eun adalah Baek In Ho dan kakeknya adalah Baek Soo Bang. Ia mengambil daftar tersangka dari laci dan membaca nama Baek In Ho yang tertera di daftar tersebut. Ia juga teringat pada kata-kata Bong Man Shik yang mengatakan kalau ayah Tae Hee telah mengetahui hal ini dan ayah Tae Hee meminta Bong Man Shik agar tak memberitahu Tae Hee.


Maka saat menemui Ja Eun, ia belum menjawab tawaran Ja Eun yang memutuskan untuk menjual perkebunannya. Apalagi saat tahu kalau alasannya karena khawatir akan kesehatan Mama dan Papa Hwang. Ia akan memberi jawabannya bulan depan. Dan ia menenangkan Ja Eun kalau ia tak marah padanya.


Jae Ha bahkan mengatakan kalau Ja Eun membutuhkan tempat untuk menumpahkan perasaannya, ia akan mendengarkannya. Ja Eun bingung mengapa Jae Ha tiba-tiba mengatakan hal seperti ini. Tapi Jae Ha tak menjawab dan malah mengalihkan perhatian pada ilustrasi yang sedang dikerjakan Ja Eun.


Tae Hee yang tak percaya kalau Jae Ha menghilangkan daftar tersangka, diam-diam menyelinap masuk ke ruangan Jae Ha. Ia membuka map yang berisi daftar tersangka yang ditinggalkan Jae Ha di atas meja dan hampir saja membacanya jika Jae Ha tak masuk dan menghardiknya.


Ia menyuruh Tae Hee menyingkir dari mejanya dan mengambil map itu untuk langsung dimasukkan ke dalam laci. Tae Hee bertanya sekali lagi, apakah Jae Ha benar-benar sudah tak memiliki daftar itu. Dengan ketus Jae Ha berkata kalau ia tak memilikinya dan menyuruh Tae Hee keluar.


Tae Hee mendapat telepon dari Dong Min yang memberitahukan kalau Hong Man Shik, supir ayah Ja Eun, ingin menemui mereka. Hong Mang shik memberikan sebuah flash disk yang dapat menyelamatkan Ja Eun dari tuduhan masuk Universitas dari pintu belakang.


Setelah diperiksa, ternyata video itu adalah rekaman pembicaraan antara ayah Ja Eun yang memberikan jam tangan pada kepala polisi. Tapi kepala polisi tak menyebutkan untuk apa jam tangan itu (yang kemudian kita tahu kalau jam itu digunakan kepala polisi untuk menyuap rektor agar anaknya dapat diterima di universitas).

Dari balik jam tangan itu tertera nomor seri jam dan saat dicocokkan ternyata jam itu cocok dengan jam tangan yang dipakai rektor universitas. Tae Hee dan Dong Min gembira akan hasil yang mereka dapatkan. Ia menyuruh Dong Min untuk membuat file copy-nya.


Di depan rekan kerjanya, Tae Hee melaporkan temuannya dan bukti flash disk pada atasannya. Bosnya terkejut mendengar temuan Tae Hee  yang membuktikan bukan Baek In Ho yang menggunakan jam tangan itu untuk menyuap rektor, tapi kepala polisi.


Kepala polisi marah sekali mendengar laporan bos Tae Hee. Ia akan membereskan urusan Tae Hee, dan bos Tae Hee diminta untuk mengendapkan masalah ini. Tapi bos Tae Hee mengatakan kalau hal itu sulit ia lakukan. Para pegawai lainnya sudah banyak yang tahu karena Tae Hee melaporkan hal ini di depan rekan-rekan kerjanya. Kepala polisi marah dan menyuruh bos Tae Hee diam karena ia akan mencari jalan keluarnya.


Tae Shik sudah mengambil keputusan siapa yang akan ia pilih. Gook Soo atau Ye Jin? Ia menemui Ye Jin dan minta maaf kalau ia tak dapat kembali padanya. Ia berterima kasih atas kebersamaan mereka selama ini, dan itu akan menjadi kenangan baginya. Tapi ia tak dapat meninggalkan Gook Soo karena Gook Soo adalah anaknya.

Yay! Bangga rasanya mendengar Tae Shik yang sudah dewasa. Benar kata Mi Seok. Membesarkan seorang anak juga akan mendewasakan kita.


Tae Shik pun menemui Mi Seok di restoran. Tapi Mi Seok masih marah dan tak mau berbicara padanya. Maka Tae Shik meraih tangan Mi Seok memaksanya untuk mendengarkannya. Ia bertemu Ye Jin untuk mengucapkan perpisahan padanya dan saat ia bersama Ye Jin, ia malah teringat pada Mi Seok. Mi Seok yang tegar dan suka memaksa.Dan ia merindukan Mi Seok.


Mi Seok terpana mendengar kata-kata Tae Shik. Tae Shik mengulang kata-kata terakhirnya dan meminta Mi Seok untuk makan malam bersama jika ia sudah tak marah lagi. Tae Shik pun pergi setelah meninggalkan hadiah untuk Mi Seok.


Mi Seok membuka tas itu dan .. aww.. sebuah bando yang ukurannya sesuai untuk kepalanya.


Seluruh anggota keluarga sudah berdandan keren untuk foto bersama, begitu juga Tae Bum dan Soo Young yang hari ini datang ke rumah. Tae Bum memuji nenek yang curang karena tampak cantik melebihi kecantikan ibu yang hari ini berulang tahun.


Tak kalah pintar, nenek menjawab kalau ia akan percaya ucapan Tae Bum jika Tae Bum sering datang ke rumah dan mengatakan hal itu. Tapi ia karena Tae Bum jarang datang, maka ia yakin kalau kata-kata Tae Bum hanya untuk menyenangkan hatinya.


Semua tertawa mendengar kata-kata nenek yang taktis.


Dan berfotolah mereka bersama.


Tae Bum tak dapat menyembunyikan rasa sayangnya, hingga fotografer harus memperingatkannya agar tak terlalu dekat dengan istrinya. Ja Eun pun malu saat fotografer memujinya sebagai mempelai yang cantik. Semuanya tampak bahagia dengan foto yang dihasilkan.


Hanya saja kemudian nenek meminta ia difoto sendirian. Nenek berkata kalau sudah saatnya ia mempersiapkan diri membuat foto untuk pemakaman. Semua merasa sedih mendengarnya. Tapi nenek meminta mereka agar tak bersedih. Sudah sewajarnya ia membuat foto itu. Jika ia meninggal tanpa meninggalkan foto, malah akan menimbulkan masalah.


Dan nenekpun duduk di kursi, difoto dengan senyum termanisnya, disaksikan oleh anak cucu yang menatapnya penuh rasa sayang.


Pulang dari studio foto, mereka makan buah bersama. Meneruskan keinginannya yang ingin terwujud sebelum meninggal, nenek meminta Tae Hee untuk menikahi Ja Eun secepatnya. Ia merasa umurnya tak akan lama lagi karena kakek telah mendatanginya dua kali.


Nenek meminta agar Tae Hee memajukan waktu pernikahannya ke bulan April atau Mei. Ibu meminta nenek agar mengurungkan niatnya. Bukankah sebelumnya ia meminta agar Tae Hee menikah setelah Tae Shik menikah?


Tapi Tae Shik mengatakan kalau ayah ibu tak perlu khawatir karena ia bersedia dilangkahi. Hal itu sudah ia katakana pada Tae Hee sebelumnya. Nenek senang mendengar hal itu, memuji Tae Shik menjadi kakak yang baik. Ibu ingin menyela kembali, tapi dicegah oleh nenek.

Nenek meminta pendapat Tae Hee dan Ja Eun. Bagaimana pendapat mereka? Maukah mereka memenuhi keinginannya?


Tae Hee memandang Ja Eun dan mengiyakan permintaan nenek. Nenek sangat gembira sekali. Apalagi saat Ja Eun juga mengatakan ya. Tae Bum menggoda Tae Hee kalau sekarang Tae Hee tak perlu berpikir untuk memajukan tanggal pernikahan karena sudah ada nenek yang memindahkan untuknya.

Tae Hee terpaksa harus pergi ke kantor karena Kepala Polisi ingin bertemu dengannya.


Ibu yang kecewa dengan kejadian di meja makan, mengajak Ja Eun berbicara di kamar. Ia menyuruh Ja Eun untuk membatalkan keputusannya. Bukankah Ja Eun sudah melihat dirinya yang harus bekerja keras setelah menikah, apakah ia masih ingin menikah?


Ja Eun mengatakan masih. Ibu beralasan kalau bagaimanapun Tae Shik harus lebih dulu menikah sebelum Tae Hee. Tapi Ja Eun harus mendengarkan pendapat Tae Hee yang memang sudah ingin menikah. Ibu mengingatkan janji Ja Eun pada ayah untuk menikah 3 tahun lagi. Apa Ja Eun sudah lupa?


Ja Eun kaget mendengar kalau ternyata ayah juga menceritakan hal ini pada ibu. Ibu mengatakan kalau Ja Eun masih mengingatnya, seharusnya ia sekarang mengatakan kalau ia akan menunda pernikahannya.


Tiba-tiba Nenek masuk karena mendengar apa yang dikatakan ibu. Nenek memarahi ibu yang memaksa Ja Eun menunda pernikahan.


Tae Hee menemui Kepala Polisi yang menanyakan kesungguhan Tae Hee yang ingin melindungi Ja Eun. Apakah ia masih ingin melindungi Ja Eun? Tae Hee tak bisa menebak arah pembicaraan Kepala polisi. Maka kepala polisi berkata,

“Kalau kau ingin melindunginya, jangan ungkap kasus penyuapan di universitas. Jika kau masih ingin mengungkap kasus itu, maka aku akan menemui Ja Eun dan mengatakan kalau yang membunuh ayah Hwang Tae Hee adalah Baek In Ho,  ayahnya.
Tae Hee terkejut mendengarnya. Ia menyebut Kepala Polisi sebagai orang yang mengerikan. Tapi Kepala Polisi menyuruh Tae Hee untuk bertanya pada Bong Man.


Tae Hee pun pergi ke restoran Bong Man . Namun di sana sudah ada Jae Ha yang sedang menginterogasinya dengan pertanyaan yang sama. Apakah benar pembunuh ayah Tae Hee adalah Baek In Ho?


Mendengar hal itu, Tae Hee langsung menghampiri Bong Man Shik dan mencengkeram kerah bajunya. Ia bertanya sekali lagi, pada kejadian tabrak lari itu, siapakah orangnya? Apakah Baek In Ho?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar